Masih mencintainya

"Devan, tunggu!!"

Devan menghentikan langkahnya setelah dia mendengar seseorang memanggil namanya. Lantas ia menoleh dan mendapati seorang perempuan berjalan menghampirinya, ekspresi wajahnya tak menunjukkan apapun, datar.

Perempuan yang memanggilnya menghampiri Devan sambil tersenyum lebar. "Kebetulan aku membuat makan siang cukup banyak, bagaimana jika saat istirahat nanti kita makan siang bersama?" ucapan perempuan itu memberi usul.

"Kau cari orang lain saja, aku sangat sibuk!!" ucapnya dan pergi begitu saja, meninggalkan perempuan itu sendirian. Dan perempuan itu hanya bisa menatap kepergian Devan dengan pandangan terluka.

Dia terlihat menghapus air matanya. Disaat bersamaan, seseorang terlihat menghampirinya. Orang itu menepuk bahu perempuan tersebut. "Dia menolakmu lagi?" ucap orang itu, dan perempuan itu mengangguk membenarkan.

"Ini sudah ke sekian kalinya dia menolak ajakan ku. Apa sebenci itu dia padaku?" ucapan perempuan itu dengan parau. Lalu ia menoleh dan membalas tatapan orang yang berdiri di sampingnya. "Katakan padaku, Sean. Bagaimana caranya aku harus mendapatkan hatinya kembali? Aku masih sangat mencintainya, dan aku ingin memulai Semuanya dari awal."

"Itu mustahil!! Apalagi setelah apa yang kau lakukan padanya. Artinya kau belum mengenal Devan dengan baik. Dan sekalinya terluka, dia tidak akan kembali ke tempat yang sama. Mungkin suatu saat dia bisa memaafkanmu, tetapi untuk kembali padanya, rasanya itu mustahil. Untuk itu aku mohon berhenti, Lisa!!"

Perempuan bernama Lisa itu menghapus air matanya dan berhambur ke pelukan Sean. Dia mulai terisak di pelukan lelaki itu.

"Tapi aku masih mencintainya, Sean. Aku memang bodoh karena sudah membuatnya kecewa, jika saja aku bisa lebih mengerti dirinya, mungkin sampai detik ini kami masih bersama. Tetapi aku malah menyia-nyiakan lelaki sebaik dia. Aku menyesal, Sean. Sangat-sangat menyesal!!" ucap Lisa sambil mengeratkan pelukannya.

Lisa adalah perempuan yang berasal dari masa lalu Devan, dia adalah mantan kekasih dokter tampan tersebut. Dan Lisa pula yang telah merubah Devan menjadi sosok yang dingin dan tertutup. Devan yang begitu tulus padanya, tetapi ketulusannya malah disia-siakan oleh Lisa yang selalu membanding-bandingkannya dengan orang lain.

Sean melepaskan pelukan perempuan itu. Jari-jarinya menghapus air mata yang mengalir di pipi Lisa. "Jangan menangis lagi, pasien mu akan kebingungan jika melihat dokter secantik dirimu menangis." Ucap Sean sedikit bercanda.

Lisa memukul lengan Sean sambil mempoutkan bibirnya. "Dasar menyebalkan, bisa-bisanya kau meledekku di saat seperti ini! Jelas-jelas Aku sedang bersedih," ucap Lisa.

Sean terkekeh melihat ekspresi, dia geli sendiri melihat ekspresi gadis itu. "Maaf, aku hanya bercanda. Tersenyumlah, kau terlihat sangat cantik saat tersenyum." Ucap Sean sambil menepuk kepala Lisa.

Sebenarnya Sean diam-diam menaruh hati pada Lisa sudah lama dia menyukai perempuan itu. Bahkan jauh sebelum dia berhubungan dengan Devan, tetapi Sean tidak berani mengatakan perasaannya secara langsung pada Lisa karena dia hanya menganggapnya sebagai kakak. Akhirnya Sean pun memutuskan untuk tetap menyimpan perasaannya pada Lisa.

.

.

Tapp...

Devan menghentikan langkahnya saat mata hitamnya tanpa sengaja melihat Jesslyn yang sedang bermain dengan anak-anak berkebutuhan khusus di taman belakang rumah sakit.

Gadis itu terlihat tertawa bersama mereka, menggelitik, menggendong, bahkan mendorong kursi roda seorang anak laki-laki yang sejak kecil mengidap penyakit mematikan.

Dan sepanjang dia bekerja di rumah sakit ini. Belum pernah sekalipun Devan melihat anak-anak itu tertawa selepas saat bersama Jesslyn. Entah mantra ajaib Apa yang Gadis itu miliki sampai-sampai bisa membuat mereka tertawa bahagia dan melupakan rasa sakitnya.

"Siapa yang sedang kau perhatikan?!"

Dan di saat Devan sedang asyik dengan dunianya. Seseorang tiba-tiba datang dan mengejutkannya, sontak dia menoleh dan mendapati Sean berdiri disampingnya. Devan dan Sean berteman baik, namun ketika di rumah sakit mereka menjadi Rival karena mereka berdua sama-sama ingin menjadi yang terbaik.

Tak ada jawaban dari Devan. Kemudian Sean mengikuti arah pandang pria disampingnya ini. "Kau sedang melihat anak-anak itu, atau mungkin perempuan yang bersama mereka?" tanya Sean penasaran.

Devan menoleh dan menatap Sean penuh tanya. "Apa maksudmu bertanya begitu?" dia menatap Sean penasaran.

Laki-laki itu menggeleng. "Tidak ada, aku hanya ingin bertanya saja!!" ucapnya menimpali. "Tapi ngomong-ngomong Gadis itu cantik juga, ya. Sepertinya dia sangat bar-bar, sangat cocok denganmu yang dingin dan mirip dengan kulkas dua pintu!!" ucap Sean tanpa mengalihkan pandangannya dari Jesslyn.

Namun tak ada jawaban dari Devan, dia tak menanggapi sama sekali ucapan Sean. Dan tanpa mengatakan sepatah kata pun, Devan meninggalkan Sean begitu saja. Dia paling benci jika ada orang yang banyak bicara, apalagi hanya untuk membahas hal-hal yang tidak penting!!

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Debbie Teguh

Debbie Teguh

omg lisa ud putus ya urat malunya

2023-03-31

0

Umi Tum

Umi Tum

nggak sabar nunggu lanjutannya ...
🤔🤭

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!