Jangan Main-Main!!

Menyembuhkan dan menyelematkan nyawa pasien sudah menjadi tugas Devan sebagai seorang dokter. Sudah tak terhitung berapa banyak jumlah pasien yang nyawanya selamat berkat tangan dinginnya.

Menjadi seorang dokter adalah impian Devan sejak kecil. Meskipun awalnya harus berdebat terlebih dulu dengan kakeknya, tetapi pada akhirnya dia tetap bisa mewujudkan impiannya tersebut dan menjadi dokter spesialis terbaik di rumah sakit tempatnya bekerja saat ini.

Nama Devan sendiri memang sudah sangat popular dikalangan tenaga medis wanita. Tak jarang ada yang sampai rela mengambil jatah jaga malam, meskipun itu bukan jadwalnya. Dan alasan mereka supaya bisa dekat dengan dokter tampan itu karena Devan lebih sering mengambil jatah shift malam.

Dobrakan keras pada pintu mengalihkan perhatiannya. Dokter tampan itu lantas menolah dan mendapati seorang perempuan berpakaian perawat memasuki ruangannya. "Dokter, maaf saya sedikit terlambat." Ucapnya penuh sesal.

"Keluarlah, kau tidak dibutuhkan lagi disini!!" tanpa banyak basa-basi, Devan langsung mengusir perawat itu keluar karena dia datang terlambat.

"Tapi, Dokter~"

"Keluarlah!! Aku paling benci pada orang yang tidak bisa menghargai waktu. Dan jika semua perawat sepertimu, mungkin sudah banyak nyawa yang melayang sia-sia karena tidak tertangani dengan baik!!" ucap Devan dengan nada menohok.

Dan dengan terpaksa perawat itu pun keluar dari ruang operasi. Dokter tampan itu telah mengusirnya tanpa memberikan toleransi. Dan parahnya lagi, Devan melakukannya di depan perawat lain. Dan hal itu tentu saja membuat perawat tersebut malu setengah mati.

Dia meninggalkan ruang operasi dan kedatangannya langsung disambut oleh temannya.

"Lho, kok cepat sekali keluarnya? Bukannya kau baru saja masuk ke dalam?"

"Uh!, menyebalkan!, aku hanya terlambat satu menit! saja tetapi dokter Devan langsung mengusirku!!" perawat dengan rambut yang di kuncir kuda itu mengeluh kesal. Dia memeluk mukanya.

Temannya itu menghela napas. "Makanya, hati-hati dengan dokter Zhang, dia keras kepala dan tidak fleksibel, dia sama sekali tak pernah memberi toleransi pada siapapun yang sudah berani melanggar aturannya!!" Rekan suster yang berkuncir kuda itu berusaha menenangkan temannya.

"Dia benar-benar menyebalkan!, aku sudah meminta maaf, tapi tetap saja …" Si kuncir kuda ngotot jika dia tak bersalah hanya karena terlambat satu menit saja. Padahal keterlambatannya itu bisa berakibat fatal pada para pasien.

"Maaf mu tak berarti di depan dokter, Zhang!"

"Menyebalkan!, orang seperti itu pasti tak punya pacar, dan bakalan susah saat mencari istri!!" dan suster itu menyumpahi.

"Tak mungkinlah. Doamu tak akan pernah terkabul!! Dokter Zhang kan tampan, apalagi banyak sekali yang antri untuk mendapatkannya. Bahkan putri dari pemilik rumah sakit ini pun menaruh hati padanya!! Jadi doamu tidak mungkin di dengarkan oleh Tuhan!!"

Belum beberapa langkah Jesslyn dan berbelok di pertigaan sebelah tangga, dua orang suster yang tengah membicarakan dokter yang terkenal keras kepala, tegas, dingin, dan tidak fleksibel.

Dokter Zhang …,

Adalah Dokter dengan julukan kulkas dua pintu itu merupakan dokter spesialis hati di Rumah sakit Seoul. Rumah Sakit yang berafiliasi dengan fakultas kedokteran Universitas Seoul itu memang terkenal dengan banyaknya dokter muda yang tampan dan elite, yang bertugas di sana.

"Tampan sih tampan, tapi dia sangat menyebalkan!! Aku benar-benar tak habis pikir kenapa ada manusia kutub seperti dia!!"

'Devan Zhang'

Mendengar nama Devan di sebut-sebut oleh dua suster itu. Jesslyn memperlambat langkahnya, ia hanya ingin memastikan jika dokter Zhang yang di bicarakan oleh mereka berdua adalah, Devan Zhang. Dokter tampan yang kini berstatus sebagai kakak angkatnya.

Jika memang iya, mereka tak semestinya mengatai dokter tampan itu dengan si stonehead, tidak fleksibel dan lainnya. Meskipun dia dingin dan menyebalkan, tetapi dia memiliki hati seperti malaikat. Buktinya saja banyak nyawa yang berhasil dia selamatkan dengan tangan dinginnya.

"Ada apa, Jess? Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya seorang perempuan yang berdiri disamping Jesslyn. Gadis itu pun lantas menoleh dan menatap sahabatnya tersebut.

"Mia, kau masuklah dulu ke kamar rawat Bibi Rin, aku harus ke toilet …, aku menyusul setelah dari toilet"

"Yakk!! Jesslyn Jung!" Mia sedikit berteriak, saat sahabatnya itu berlari meninggalkannya di depan kamar VVIP Anthurium no 12, tempat dimana Bibinya dirawat.

Mia menghela napas. Akhirnya dia masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa Jesslyn. Jelas-jelas mereka berdua datang bersama, dan sudah semestinya masuk pun harus bersama. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Karena Jesslyn sudah pergi dan mengatakan akan menyusul nanti. Benar-benar sahabat yang menyebalkan, batin Mia sedikit kesal.

.

.

"Sedang apa kau di sini …" Suara bariton dari arah belakang Jesslyn sukses membuatnya hampir terkena serangan jantung dadakan.

Sontak gadis itu menoleh dan mendapati Devan berdiri tepat di belakangnya dan menatapnya dengan pandangan dingin, menusuk. Gadis itu mengusap dadanya.

"Ais, apa kau sengaja ingin membuatku terkena serangan jantung dadakan?!" omel gadis itu sambil menatap Devan dengan kesal. "Tenang saja, Kakak angkat. Karena aku datang kemari bukan untuk merecoki pekerjaanmu. Bibi, sahabatku dirawat di sini dan aku datang untuk mengunjunginya." jelas Jesslyn.

"Hn,"

"Tapi bisakah siang ini kita makan bersama?" gadis itu menatap Devan penuh harap.

"Tidak!!" Devan menjawab cepat. "Aku sudah ada janji makan siang dengan orang lain jadi kau pergi sendiri saja!!" ucapnya dan pergi begitu saja.

Bukannya pergi dan menyusul Mia, Jesslyn malah berjalan mengekor di samping Devan sambil melemparkan beberapa pertanyaan padanya.

"Hm, memangnya siapa orang itu? Apakah dia kekasihmu? Cantik tidak, denganku lebih cantik mana? Uhh, sayang sekali ya jika kau sudah punya kekasih, padahal aku tertarik padamu!!"

Tiba-tiba dapat menghentikan langkahnya dan membuat Jesslyn ikut berhenti. "Ada apa kenapa tiba-tiba berhenti?" Jesslyn menatap Devan penuh tanya.

"Bisa tidak jika kau diam? Kau terlalu cerewet!!" ucap Devan dingin.

Gadis itu mempoutkan bibirnya. "Benar-benar kulkas dua pintu, jangan memintaku untuk diam!! Toh, mulut-mulut ku sendiri. Dan aku mau bicara apa terserah aku dong!!" ucapnya tak mau kalah.

Devan menghela nafas panjang. berbicara dengan Jesslyn memang membutuhkan kesabaran yang tinggi. "Terserah kau saja, benar-benar gadis menyebalkan!! Aku masih sibuk, sebaiknya jangan mengintiliku lagi!!" ucap Devan dan pergi begitu saja.

Jesslyn menatap kepergian dokter tampan itu dengan sebal. bagaimana bisa di dunia ini ada dokter sedingin Devan, bagaimana cara dia menangani para pasiennya jika sifatnya seperti kutub Utara. Dan Jika boleh jujur, Devan adalah dokter terdingin yang pernah Jesslyn temui dalam hidupnya, namun juga yang paling tampan.

"Dasar kulkas dua pintu. Untung saja kau tampan, kalau jelek pasti sudah aku buang ke sungai Amazon biar jadi makanan ikan piranhaa!!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

lanjuuut....

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!