Dapur Nyaris Terbakar

"Selamat pagi,"

Perhatian para pelayan teralihkan oleh kemunculan Jesslyn di dapur. Beberapa pelayan itu pun segera membungkuk padanya. Kakek Zhang sudah memberitahu mereka bila Jesslyn sekarang menjadi bagian dari keluarga terpandang ini.

"Nona Muda, apa yang sedang Anda lakukan di sini? Sebaiknya Anda segera kembali, karena Tuan Besar bisa memarahi kami jika beliau tahu kami mengijinkan Anda menginjakkan kaki di dapur!!"

Salah satu dari keempat pelayan itu meminta Jesslyn untuk meninggalkan dapur. Karena mereka tidak ingin terkena masalah jika sampai ketahuan oleh Kakek Zhang, karena sudah membiarkan Jesslyn berada di dapur.

Bukan karena mereka takut di pecat. Tetapi karena mereka tak ingin mendapatkan omelan dari kakek tua itu bisa lebih panjang daripada rel kereta api.

"Benar sekali, Nona Muda. Tuan Besar, jika sudah marah sangat mengerikan!!" sahut pelayan yang lainnya.

Jesslyn menggelengkan kepala. "Kalian berempat tidak perlu cemas. Nanti biar aku sendiri yang menghadapi, Kakek. Aku pasti akan melindungi kalian berempat dari, Kakek. Jadi kalian tenang saja, oke."

Jesslyn mencoba meyakinkan pada mereka berempat jika Kakek Zhang tak akan menyusahkan mereka. Dan Jesslyn akan bertanggungjawab jika mereka sampai terkena omelan oleh kakek tua itu!!

"Biar aku saja yang menyiapkan sarapan untuk Kakek dan kedua Kakak angkatku. Begini-begini aku sangat ahli dalam hal memasak," ucap Jesslyn kemudian mengambil alih pekerjaan keempat pelayan tersebut.

Dengan begitu percaya diri dan gaya yang begitu meyakinkan, Jesslyn pun mulai menyalah kompor yang sebelumnya sempat dimatikan. Melihat Jesslyn yang terlihat seperti seorang ahli pun membuat para pelayan gak merasa cemas dan khawatir.

Namun tak satu pun dari mereka ada yang beranjak dari dapur. Karena selain memasak masih banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan, salah satunya adalah membuat salad buah dan sayur, jus organik untuk Kakek Zhang dan masih banyak lagi.

Suasana yang semula tenang dan damai, tetapi tiba-tiba.....

"KYYYAAA!!! MINYAKNYA MELETUP-LETUP!!" Terdengar teriakan Jesslyn dan membuat keempat pelayan itu terlonjak kaget, sontak keempatnya menoleh. Pupil mata mereka membelalak sempurna melihat kobaran api di penggorengan. "Api...Api...Api...!! Bantu aku memadamkan apinya!!" teriak gadis itu dengan panik.

Dan teriakan Jesslyn yang terlewat kencang mengejutkan orang-orang yang tinggal di mansion mewah tersebut, termasuk Kakek Zhang dan kedua cucunya. Devan dan Kris buru-buru berlari ke dapur untuk melihat apa yang terjadi, mereka berdua pun sangat terkejut melihat kobaran api pada sebuah penggorengan.

Devan menyambar fire extinguisher, yang ada di samping pintu dapur, dan segera menggunakan alat itu untuk memadamkan api sebelum membesar dan menjalar ke mana-mana.

Api pun berhasil di atasi, membuat Jesslyn dan keempat pelayan itu merasa lega.

Kris mendekati adik angkatnya dan memastikan keadaannya. "Jess, kau tidak apa-apa, kan? Kau tidak terluka, kan?" tanya Kris dengan cemas. Jesslyn menggelengkan kepalanya, meyakinkan pada Kakak angkatnya itu jika dia baik-baik saja.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa bisa sampai ada api?" tanya Devan meminta penjelasan.

Salah satu dari pelayan itu pun memberikan penjelasan pada Devan. Dokter muda nan Tampan itu menghela nafas, lalu pandangannya bergulir pada Jesslyn yang sedang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Tunggu dulu!!" Jesslyn mengangkat kedua tangannya ketika melihat Devan hendak membuka suara. Lalu pandangannya bergulir pada Devan dan Kris, dia menatap kedua Kakak angkatnya itu bergantian. "Ini bukan sepenuhnya salahku!! Awalnya Niatku baik, aku ingin menyiapkan sarapan untuk kalian bertiga, tapi malah terjadi musibah!!" ujar Jesslyn memberi penjelasan.

"Dasar ceroboh!! Sudah tahu tidak bisa memasak, tapi masih sok-sokan mau bikin sarapan. Semua perempuan memang sama saja, sama-sama merepotkan!!" ucap Devan dan pergi begitu saja.

Baru juga satu malam, tapi sudah membuat keributan, bagaimana jika dia sampai tinggal lama di kediaman Zhang? Bukan hanya dapur saja yang kebakaran, tapi bisa-bisa seluruh bangunan hangus terbakar karena ulahnya.

Kakek Zhang menghentikan langkah Devan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Jesslyn sampai berteriak, apa terjadi sesuatu padanya?" tanya kakek dengan panik.

"Kakek lihat saja sendiri. Cucu angkat kesayanganmu itu hampir saja membakar dapur!!"

Pupil mata Kakek Zhang sontak membulat sempurna mendengar jawaban. "Apa kau bilang, dapur hampir kebakaran?! Lalu Bagaimana keadaan, Jesslyn? Dia baik-baik saja bukan?"

Bukannya mencemaskan rumahnya yang hampir terbakar, Kakek Zhang malah mencemaskan keadaan gadis itu yang jelas-jelas hanya cucu angkatnya. Tanpa menghiraukan Devan sama sekali, buru-buru kakek Zhang berlari ke dapur untuk memastikan keadaan gadis itu.

"Jesslyn, Jesslyn,!!" Kakek Zhang berteriak Memanggil nama cucu angkatnya tersebut, dari nada suaranya terdengar Jelas jika dia sangat cemas. "Sayang, kau tidak apa-apa bukan? Kau baik-baik saja, bukan?" tanya Kakek Zhang memastikan.

Dia menggenggam kedua tangan Jesslyn dan menatapnya dengan khawatir. "Kakek, tidak perlu secemas itu, karena aku baik-baik saja." ucapnya meyakinkan."

Dan Kakek Zhang bisa menghela nafas lega setelah mendengar jawaban Jesslyn.

Devan memandang Gadis itu dengan sinis. Memang apa sih istimewanya dia, sampai-sampai kakek dan kakaknya begitu memperhatikannya. Menurutnya Jesslyn biasa-biasa saja, dan tak ada spesial-specialnya.

Tanpa menghiraukan drama menggelikan tersebut, devan melenggangkan kakinya dan kembali ke kamarnya. Dia harus bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit, ada operasi besar pagi ini.

.

.

"Anna, apa maksudnya semua ini? Siapa laki-laki itu dan kenapa kau bersamanya?"

Edo menatap Anna penuh tanya, saat ini perempuan itu tengah bersama seorang laki-laki yang tak Edo kenal. Mereka berdua terlihat sangat dekat dan akrab, layaknya sepasang kekasih. Dan itu membutuhkan penjelasan.

Anna bangkit dari kursinya lalu menghampiri Edo. Seperti biasanya, Anna langsung memeluk lengan Edo.

"Jangan salah paham apalagi cemburu dulu, namanya James dan dia kakak sepupuku yang baru saja tiba dari Inggris. Kebetulan dia memiliki sebuah proyek besar dan membutuhkan partner untuk bisnis tersebut. Aku memanggilmu kemari karena ingin membicarakan hal ini denganmu." Jelas Anna.

Mendengar penjelasan Anna, membuat Edo sedikit tertarik. "Memangnya proyek apa? Dan keuntungan apa yang bisa di dapatkan dari proyek tersebut?" tanya Edo penasaran.

Dan James pun menjelaskannya pada Edo secara terperinci, mulai dari biaya yang harus dikeluarkan sampai keuntungan yang didapatkan, dan Edo pun menjadi tertarik untuk bekerja sama dengan James.

"Baiklah, aku akan mengambil proyek itu. Dan aku akan mentransfer uang itu sekarang juga. Berikan nomor rekeniing milikmu padaku. Aku bisa kaya mendadak dan proyek itu harus berhasil. Setelah proyek besar itu berhasil, aku akan langsung menikahmu, Anna."

Anna tersenyum mendengar ucapan Edo. Wanita itu menganggukkan kepala. Lalu pandangannya bergulir pada James, mereka sama-sama menyeringai. Entah apa yang sebenarnya mereka rencanakan.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Debbie Teguh

Debbie Teguh

bukannya edo gak punya duit ya? waktu putus aj semua yg dipake dr jesselyn

2023-03-31

1

Dewi Purwanti

Dewi Purwanti

kasihan BANGET tuch si Edo di manfaatin ama selingkuhannya

2023-03-04

0

Sumawita

Sumawita

Semangat 😘😘😘😘

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!