Gadis Cerewet!!

Devan menghela nafas panjang. Gendang telinganya rasanya seperti mau pecah mendengar ocehan-ocehan tidak jelas yang keluar dari bibir Jesslyn. Dalam hatinya, dia terus bertanya-tanya, apakah gadis itu tidak lelah karena ngoceh terus tanpa henti.

Dan tak ada satupun dari ocehan Jesslyn yang Devan hiraukan. Dia tidak peduli sama sekali dengan semua ocehan gadis itu. Dan ocehan Jesslyn yang tidak jelas, membuat kepalanya yang sudah pusing menjadi semakin pusing.

Meskipun beberapa hari telah berlalu, tetapi luka-lukanya pasca kecelakaan tunggal yang Devan alami belum juga membaik. Bahkan perban masih belum beranjak dari kening Dokter tampan itu. Dan hari ini, lukanya tiba-tiba saja mengeluarkan darah lagi.

"Ayolah, sampai kapan kau akan memasang muka menyebalkan seperti itu?! Aku sudah bicara panjang lebar, tetapi tak ada satupun ucapanku yang kau tanggapi. Apa kau tahu? Aku merasa sudah seperti orang gila, karena bicara sendiri dari tadi!!" ucap Jesslyn yang mulai sebal dengan sikap Devan.

"Diamlah!! Kau itu terlalu berisik," ucap laki-laki itu dingin.

Jesslyn mempoutkan bibirnya mendengar ucapan Devan. Dokter Tampan itu benar-benar menyebalkan, apakah Devan tidak bisa bersikap sedikit lembut padanya. Bagaimanapun juga, Jesslyn adalah seorang perempuan yang ingin disayang dan diperlakukan dengan lembut. Bukan malah diacuhkan seperti ini.

"Dasar kulkas dua pintu. Baru kali Ini aku bertemu dengan dokter dingin seperti dirimu!! Apa para pasienmu tidak ada yang membeku saat berobat padamu?! Kenapa kau harus begitu menyebalkan?!"

Devan menoleh dan menatap Jesslyn dengan pandangan menusuk. Rasanya dia ingin sekali mengirim gadis cerewet ini ke kutub utara, agar tidak ada lagi orang yang merecoki hidupnya. Agar hidupnya yang sudah suram, tidak bertambah suram dengan kehadirannya.

Setelah tiga puluh menit berkendara, akhirnya mereka berdua tiba di kediaman Zhang. Dan kedatangan mereka berdua... Ralat, Jesslyn lebih tepatnya, sudah ditunggu oleh Kris dan Kakek Zhang.

Buru-buru Kakek Zhang menghampiri Jesslyn dan menyambut kedatangannya dengan hangat. Sedangkan Devan tampak begitu kebingungan melihat karpet merah yang digelar, para pelayan yang berjajar di dua sisi, kelopak-kelopak mawar yang terus berjatuhan dari atas sampai tak terhitung jumlahnya saking banyaknya.

Lalu pandangan Devan bergulir pada Kakeknya. "Kakek, apa-apaan ini?! Memangnya harus, ya? Kalian membuat penyambutan seheboh ini?!"

"Tentu saja perlu!! Karena mulai hari ini dan seterusnya, Jesslyn akan menjadi bagian dari keluarga ini. Dia adalah adik bungsu kalian, untuk itu kalian harus memperlakukannya dengan baik. Terutama kau, Devan!! Bersikaplah baik padanya, jangan sampai kau menyusahkannya!!" Ujar Kakek Zhang panjang lebar.

Devan menghela napas panjang. Malas berdebat dengan kakeknya yang tidak pernah mau kalah, Devan pun memutuskan untuk mengusir Kakek Zhang keluar dari kamarnya lalu mengunci pintunya. Kepalanya sudah pusing, dan akan semakin pusing dengan sikap Kakeknya.

Merasa tak cocok dengan mereka bertiga, Devan pun memutuskan untuk pergi dan meninggalkan mereka begitu saja. Lebih baik dia pergi ke kamarnya untuk istirahat, kepalanya sedikit pusing, dan matanya tak bisa lagi diajak kompromi.

Dan sementara itu, Jesslyn yang mendapatkan penyambutan meriah dari Kakek Zhang dan Kris tak kuasa menahan air matanya. Dia benar-benar merasa terharu oleh sikap Kakek Zhang dan cucunya ini.

Jesslyn menghapus air matanya dan berhambur ke dalam pelukan mereka berdua. "Terima kasih, Kakek, Kakak. Aku benar-benar terharu dengan penyambutan yang kalian persiapkan ini. Dan terima kasih juga sudah menerima aku menjadi bagian dari keluarga ini."

Kakak Zhang tersenyum lebar. Dia meraih tangan Jesslyn lalu menggenggamnya. "Sama-sama, Sayang. Kau tidak usah berlebihan seperti itu, kita sekarang adalah satu keluarga. Dan persiapan ini, adalah bukti nyata, jika kami telah menerimamu di dalam keluarga Zhang.

Jesslyn kemudian menghambur ke pelukan Kakek Zhang. Dia benar-benar beruntung berada diantara orang-orang hebat ini, karena mereka menerimanya dengan baik.

"Kau pasti lapar, ayo masuk. Kakek sudah menyiapkan banyak makanan lezat untukmu. Ayo masuk ke dalam." Kakek Zhang merangkul bahu Jesslyn dan membawanya masuk kedalam.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Radya Arynda

Radya Arynda

semangaaat💪💪💪💪💪

2023-03-03

1

Umi Tum

Umi Tum

makin seru .....lanjuut kak 💪🤗

2023-03-03

0

Sumawita

Sumawita

Lanjut thor

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!