Ancaman Jesslyn

"Tokk.. Tokk... Tokk.. Dokter Devan, aku sudah datang." seru Jesslyn seraya menongolkan kepalanya di pintu.

Sontak Devan menoleh, saat mendengar suara cempreng seorang gadis masuk dan berkaur di Indra pendengarannya. Terlihat Jesslyn memasuki ruang kerjanya.

Bukannya menyambutnya dengan baik, devan Justru menyambutnya dengan dingin. "Mau apa kau datang kemari?!"

Gadis itu memicingkan matanya, dan menatap Devan dengan pandangan bertanya. "Apa kecelakaan itu membuatmu sedikit amnesia? Sampai-sampai kau lupa, jika kemarin memintaku untuk datang lagi kemari?! Dan sekarang aku sudah di sini, kau malah bertanya untuk apa aku datang kemari." Ujar gadis itu kemudian duduk di sofa yang ada di tengah ruangan tanpa dipersilahkan.

"Apa kau buta, sampai-sampai tidak melihatku yang masih sibuk?!" ucap laki-laki itu dingin.

Jesslyn menggeleng. "Tentu saja tidak, aku tahu kok. Tapi Seharusnya kau menjadikanku sebagai prioritas utamamu, aku kan pasien spesialmu!!" ucap Jesslyn sambil menatap Devan tepat di sepasang biner mata hitamnya.

"Tidak ada pasien spesial, semua sama saja. Lagipula masalah hatimu juga tidak ada hubungannya dengan pekerjaanku. Jika kau bersikeras datang kemari, maka kau salah besar!!"

"Aku rasa tidak, karena aku sudah datang ke tempat yang benar. Mungkin kau memang tidak bisa menyembuhkan penyakit hatiku dengan keahlian medismu, tetapi kau bisa menyembuhkannya dengan wajah tampanmu itu. Dokter Devan, kau sangat lucu dan menggemaskan, dan aku menyukai itu." Ujar jesslyn tanpa mengalihkan pandangannya dari Devan.

"Dasar gadis tidak waras!! Keluarlah, jangan ganggu pekerjaanku!!"

Jesslyn bangkit dari duduknya kemudian menghampiri Devan. Gadis itu menatap langsung ke dalam mata hitam Devan dari jarak yang sangat dekat. Saking dekatnya sampai-sampai mereka bisa merasakan hembusan nafas masing-masing. Anehnya, Jesslyn yang menatap duluan, tetapi dia juga yang merasa gugup dan salah tingkah.

"Uhuk.. Uhuk..!! Kenapa udara disini tiba-tiba menjadi sangat panas, aku membutuhkan sesuatu yang bisa mendinginkan," ucap gadis itu seraya menjauhkan dari Devan, konyol memang.

Jesslyn memegangi pipinya yang memanas. Benar-benar menyesatkan, Devan memiliki magnet yang sangat kuat untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Niat awalnya hanya bermain-main saja, dan sangat berbahaya jika sampai kebablasan.

Dia tidak boleh sampai jatuh cinta duluan pada kulkas dua pintu tersebut. Menggoda Devan, bukan berarti Jesslyn suka padanya. Lagipula dia bukanlah seorang playgirl, yang akan dengan mudah jatuh cinta setelah patah hati. Dia hanya senang menggoda Devan, apalagi membuatnya kesal dan marah.

"Oya, mulai malam ini kita akan menjadi keluarga. Untuk itu kau harus bersikap baik padaku. Karena aku sudah resmi menjadi cucu angkat, Kakek Zhang. Aku adalah bungsu di keluarga kalian, jadi kau harus memperlakukanku dengan baik, Kakak!!"

Kembali Devan mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Jesslyn, gadis itu menatapnya dengan senyum penuh kemenangan.

"Bermimpi saja, karena aku tidak Sudi memiliki adik perempuan menyebalkan sepertimu!! Kau sangat merepotkan, untuk itu jangan pernah berharap aku mau menerimamu di dalam keluargaku!!"

Jesslyn mengangkat bahunya. "Aku tidak yakin akan hal itu, karena taruhan kita baru saja dimulai. Siapa pemenangnya, kita sama-sama belum tahu!! Tapi aku yakin, jika diriku-lah yang akan memenangkan taruhan ini!!" ucapnya dengan penuh percaya diri.

"Teruslah bermimpi!! Sekarang keluarlah, dan jangan menungguku bekerja!!"

"Dasar menyebalkan!!"

.

.

Kris yang baru saja pulang bekerja tampak kebingungan melihat kakaknya begitu sibuk, tak hanya Kakak Zhang saja yang sibuk, beberapa pelayan juga.

Karpet merah digelar, pot-pot bunga diletakkan disisi kanan dan kiri. Lalu banyak sekali hidangan mewah yang tersusun di meja makan. Ada lilin juga yang di bentuk hati, seperti suasana istana yang hendak menyambut seorang tamu penting.

Tak ingin rasa penasaran membunuhnya, Kris pun segera menghampiri kakeknya dan bertanya. "Kakek, memangnya siapa yang datang? Kenapa kau heboh sekali?" tanya Kris penasaran.

Kakek Zhang tersenyum lebar. "Tentu saja tamu yang spesial, malam ini kita akan kedatangan keluarga baru, karena mulai malam ini Jesslyn akan menjadi bagian keluarga kita. Yeee,,," seru Kakek Zhang sambil melemparkan kelopak-kelopak mawar ke atas.

Mendengar hal itu, membuat mata Kris langsung berbinar-binar. "Sungguh?" Kakek Zhang mengangguk. "Kakek, tidak berbohong kan?" Kakek Zhang menggeleng. "Jesslyn, benar-benar akan menjadi bagian dari keluarga ini?!" sekali lagi Kakek Zhang mengangguk. Kris menggenggam tangan kakeknya dan mengajaknya untuk loncat-loncat di tempat.

Kris pun menjadi sangat heboh, dia tidak bisa menyembunyikan kebahagiaanya saat mendengar Jesslyn akan menjadi bagian dari keluarga Zhang. Jika Kakek Zhang menginginkan cucu perempuan, maka lain halnya dengan Kris, dia menginginkan adik perempuan yang cantik dan menggemaskan.

"Kakek, aku akan memesan kembang api untuk menyambutnya malam ini. Kedatangannya harus disambut dengan meriah," ucap Kris dan dibalas anggukan setuju oleh Kakek Zhang.

"Benar, benar, benar. Kalau begitu cepat pesan sekarang juga, karena waktu kita sudah tidak banyak lagi!!" ucapnya menimpali.

Reaksi Kris sungguh berbanding balik dengan Devan, saat mereka mendengar bila Jesslyn akan menjadi bagian dari keluarga Zhang. Kris 100 persen setuju, sementara Devan 100 persen keberatan.

Dua orang saja sudah membuat dunia Devan baik-baik saja, lalu bagaimana dengan tiga, apalagi mereka satu server semua. Bisa hancur berantakan dunianya, dan bukan lagi ketenangan yang akan dia dapatkan, tapi malapetaka.

.

.

"Kakak!!"

Jesslyn muncul dengan tiba-tiba, membuat Devan terlonjak kaget ketika hendak masuk ke mobilnya. "Yakk!! Gadis bar-bar, apa kau sengaja ingin membuatku terkena serangan jantung dadakan, eo?!" bentaknya emosi.

Bukannya segera meminta maaf dan mengakui kesalahannya. Jesslyn malah memamerkan deretan gigi putihnya, gadis itu tersenyum tanpa dosa. Meskipun pada akhirnya dia tetap meminta maaf juga.

"Hehehe, maaf." Ucapnya penuh sesal.

"Mau apa kau?!" Devan mencegah Jesslyn yang hendak masuk ke dalam mobilnya.

Gadis itu sontak menoleh dan menatap Devan dengan bingung. "Mau apa, tentu saja pulang bersamamu. Bagaimanapun juga, mulai sekarang Aku adalah adikmu, dan kau harus memberikan tumpangan padaku!! Aku tidak memiliki uang sepeser pun. Aku lupa meninggalkan tas dan ponselku. Sekarang aku sudah jatuh miskin!!"

Devan mendengus. "Kau meninggalkannya di ruanganku!! Sekarang ambil tas dan ponselmu kembali. Kau pulang dengan naik taksi saja. Jadi minggir!!"

Jesslyn menggeleng. "Biarkan aku pulang denganmu, atau aku akan berteriak dan memberitahu orang-orang, jika kau sudah menghamilliku dan tidak mau bertanggung jawab?!" ancam Jesslyn bersungguh-sungguh.

Mendengar ancaman Jesslyn membuat Devan ngeri sendiri. Orang-orang tidak akan mempercayainya lagi, dan reputasinya sebagai dokter pun akan hancur. Sepertinya dia tidak memiliki pilihan lain, selain mengijinkan Gadis itu untuk pulang bersamanya.

"Baiklah, kau boleh pulang denganku!!" ucapnya dengan berat hati.

Jesslyn tersenyum penuh kemenangan. "Nah, begitu dong. Itu baru kakak yang baik." ucapnya dan melengos masuk ke dalam mobil Devan. Sedangkan Devan hanya bisa menghela napas frustasi. Kenapa dia harus berurusan dengan mahluk menyebalkan seperti Jesslyn?!

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Winsulistyowati

Winsulistyowati

Dokter Devan dikerjain ni Thor..he he😀

2023-05-01

0

Umi Tum

Umi Tum

aku tunggu up nya lagi kak 💪🤗

2023-03-02

2

Sumawita

Sumawita

Lanjut thor

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!