Aku Patah Hati!!

"Dokter, aku baru saja patah hati. Bisakah kau menyembuhkan hatiku dan menyambungnya kembali?!"

Sontak Devan mengangkat wajahnya dan menatap gadis itu dengan pandangan yang sama, datar. "Anda salah tempat, Nona. Ini bukan tempat reparasi hati. Jadi pergilah dan cari tempat lain saja!!"

"Maksudku sembuhkan lukaku dengan wajah tampanmu itu!!"

Devan menghela napas panjang. "Kau semakin tidak jelas. Pergilah, kau menggangguku bekerja!!" dan akhirnya dia mengusir gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Jesslyn.

Bukannya pergi seperti yang Devan minta. Jesslyn malah tetap Stay di sana. Dia menatap dokter muda itu dengan kesal.

"Bukanlah kau itu seorang, Dokter. Dan apakah menurutmu mengusir pergi seorang pasien yang datang untuk berobat itu pantas?!" ucap Jesslyn dengan tatapan menantang.

Devan mengangkat kembali wajahnya dan menatap gadis itu dengan tatapan yang sama, datar. "Selagi kesabaranku masih normal, sebaiknya kau pergi sekarang!! Jangan memaksaku untuk mengusirmu pergi dari sini dengan cara yang tidak sopan!!"

Kedua mata Jesslyn tiba-tiba berkaca-kaca."Hiks, kenapa hari ini semua orang begitu jahat padaku. Sahabat dan Kekasihku mengkhianatiku, padahal aku ini adalah orang yang setia. Aku tidak pernah mendua, dan selalu bersikap baik padanya. Tetapi dengan entengnya dia mengatakan jika sudah tidak nyaman lagi denganku. Dan sekarang, ketika aku ingin menyembuhkan hatiku yang patah, malah diusir pergi. Kenapa begini amat nasibku?!"

Devan menghela nafas. "Jika ingin curhat, kau salah memasuki ruangan. Harusnya kau pergi bagian psikolog!!"

Jesslyn menggeleng. "Aku tidak mau!! Bukankah kau dokter spesial hati, jadi bukannya sudah benar Aku datang padamu?! Karena Aku memiliki masalah dengan hati, Jadi hanya kau yang bisa membantuku!! Dokter, sembuhkan penyakit hatiku ini!!"

Devan menghela napas. Sebenarnya Mimpi Buruk apa yang dia alami semalam, sampai-sampai dia harus bertemu dengan perempuan aneh dan tidak jelas seperti Jesslyn. Dan dia berhasil membuat Devan kesal setengah mati.

"Pekerjaanku masih banyak, sebaiknya kau pergi sekarang juga, atau aku akan memanggil security untuk mengusirmu!!" ancam Devan bersungguh-sungguh.

Jesslyn menatap Devan dengan pandangan memelas. "Kau benar-benar Dokter yang sangat kejam dan tidak berhati. Mana ada dokter sepertimu, yang membiarkan pasiennya kesakitan?!"

"Tapi kau bukan pasienku!!" Devan menyela cepat.

"Tapi mulai hari ini aku akan menjadi pasienmu!!"

"Memangnya siapa yang menyetujui keputusanmu itu?! Disini aku adalah hakimnya, dan aku yang berhak menentukan kau diterima atau tidak!! Dan aku memutuskan untuk tidak meladeni pasien aneh sepertimu!!"

"Tapi aku adalah, Ratu!!" Jesslyn menyela cepat. Dia tak mau kalah dari Devan. "Dan seorang Ratu tentu saja lebih berkuasa dari, hakim!! Bukankah pasien adalah Ratu? Dan tugasmu adalah melayaniku dengan baik!!"

Devan mengusap wajahnya dengan kasar. Kesabarannya benar-benar diuji sekarang. Jesslyn tak hanya menguji kesabarannya saja, tetapi mentalnya juga.

kemudian pria itu mengambil napas panjang.

"Baiklah, kau boleh datang lagi esok hari. Dan sebaiknya sekarang kau pulang dulu, karena aku masih harus melayani pasien-pasienku yang lain!!" ucap Devan dengan berat hati.

Jesslyn tersenyum lebar. "Kenapa tidak dari tadi saja mengambil keputusan yang benar. Baiklah, aku akan pergi sekarang. Tapi besok aku akan kembali, sampai bertemu lagi dokter tampan!!" Jesslyn menyambar tasnya dan pergi begitu saja.

Devan pun menghela napas lega. Sebenarnya kesialan apa yang dia alami hari ini, sampai-sampai kedatangan pasien tidak waras seperti itu. Jesslyn benar-benar mampu menguji mentalnya. Ya, baru kali ini ada pasien yang membuatnya kena mental.

.

.

Jesslyn menghampiri ibunya yang sedang menyusun bunga-bunga segar di ruang keluarga lalu memeluknya.

Dan apa yang dilakukan oleh Jesslyn, membuat nyonya Elina kebingungan.

Nyonya Elina menggenggam tangan putrinya, dan bertanya dengan bingung. "Ada apa, Sayang? Baru pulang berkencan kenapa tidak semangat sama sekali?" tanya Nyonya Elina penasaran.

Jesslyn menenggelamkan wajahnya di bahu ibunya. Dia mulai terisak. "Kami telah putus, Ma. B*jingan itu mengkhianatiku, dan berselingkuh dengan sahabatku!! Aku Patah Hati, Ma. Mereka telah menghancurkan hatiku!!" ujar Jesslyn dengan suara serak khas orang yang sedang menangis.

Hanya di depan ibunya, dia tidak bisa berpura-pura. Apalagi berpura-pura kuat. Karena sebenarnya, Jesslyn adalah gadis yang sangat rapuh. Tetapi dia tidak pernah menunjukkannya pada orang lain, dan selalu bersikap ceria di depan mereka untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.

Nyonya Elina melepaskan pelukan putrinya, kemudian dia berbalik lalu membawa Jesslyn ke dalam pelukannya, dan memeluknya dengan erat. Dan di dalam pelukan Ibunya, akhirnya tangis Jesslyn pun pecah. Dia menangis sejadi-jadinya untuk melepaskan kesedihannya.

Mendengar isakan yang keluar dari bibir putrinya, membuat Nyonya Elina merasa sakit juga. Dan sebagai seorang ibu, tentu saja dia bisa ikut merasakan kesedihannya. Bahkan Nyonya Elina terlihat menitihkan air mata.

"Menangislah sepuasnya, Sayang. Dan keluarkan semua rasa sakit yang kau rasakan saat ini. Mama, selalu disini bersamamu. Ada Mama yang akan selalu mendengarkan kesedihanmu, jadi jangan ragu. Keluarkan semua sakit yang kau rasakan ini!!"

"MAMA!!"

Memangnya perempuan mana yang tak akan patah hati dan terluka, ketika dikhianati oleh seseorang yang sangat dicintainya.

Begitu pula dengan Jesslyn. Namun dia tak pernah mau menunjukkannya di depan orang lain, karena tak ingin dianggap lemah. Dia hanya akan menunjukkan kesedihan itu pada orang yang tepat, yakni Ibunya.

Kemudian Nyonya Elina melepaskan pelukannya. Dengan lembut dia menghapus jejak-jejak air mata di pipi putrinya.

"Sekarang jangan menangis lagi, sebaiknya kau pergi istirahat. Dan jangan pergi kemana-mana lagi, malam ini Papa akan mengajak kita untuk makan malam di rumah sahabat mendiang, Kakekmu. Mereka mengundang kita bertiga untuk makan malam disana."

Jesslyn mengangguk. "Baiklah, Ma. Kalau begitu aku ke kamar dulu."

.

.

Suara bising pada ponselnya mengalihkan perhatian Devan dari dokumen-dokumen yang melelahkan tersebut.

Alih-alih langsung menerima panggilan itu, terlihat Devan malah menghela nafas.

Dengan enggan, akhirnya Devan menerima panggilan tersebut. "Aku tahu, Kakek!! Dan aku masih belum pikun!!" ucapnya dan memutuskan sambungan telepon itu begitu saja. Devan tidak peduli, omelan-omelan kakeknya di seberang sana.

Dokter tampan itu melepas kacamatanya, dan memijat pelipisnya. Sebenarnya dia Paling malas mengikuti acara jamuan semacam itu, tetapi kakeknya selalu mendesaknya dan memaksanya untuk ikut. Dia bilang, akan ada tamu yang sangat penting malam ini.

Dan Devan tidak memiliki alasan untuk menolaknya, karena Kakeknya telah mengosongkan semua jadwalnya malam ini.

Padahal Devan bisa beralasan jika dia sedang ada operasii besar untuk mengelabuhi kakeknya. Sayangnya dia tidak bisa melakukannya.

"Dasar menyebalkan!! Jika saja kau bukan kakek kandunganku, dan aku sangat menghargaimu. Pasti aku sudah menukar dirimu di pasar loak!! Arrkkhh!! Sial!! Kali ini aku benar-benar tidak bisa menghindar!!"

.

.

Bersambung.

.

.

Terpopuler

Comments

yessa mardiana

yessa mardiana

baru baca thor

2023-04-01

0

Umi Tum

Umi Tum

sepertinya Devan jodoh untuk Jesslyn 🤔

2023-02-26

1

Sumawita

Sumawita

Aksi perjodohan akan segera di laksanakan

2023-02-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!