Chapter 1
Sekolah Hokkaido, Jepang.
Miki Kanea
Oy Nao, udah ketemu kelas mu?
Naomi Yamashita
Udah, sama kamu lagi kan?
Miki Kanea
Eh kita 2 tahun bareng yah, mohon bantuannya untuk tahun terakhir Nao.
Naomi Yamashita
Tentu saja Miki.
Naomi dan Miki pun berjalan ke arah kelas mereka.
Naomi Yamashita
(Tidak kusangka masa-masa SMA ku terlewati dengan cepat, ini adalah tahun terakhir ku di sini).
Mereka pun duduk di tempat yang masih kosong. Naomi dan Miki duduk bersebelahan.
Miki Kanea
Yah mungkin tahun ini aku tetap akan kalah darimu...
Naomi Yamashita
Jika kau lebih berusaha lagi, kau mungkin bisa mengalahkan aku Miki.
Miki Kanea
Haha... mana mungkin.
Miki sedikit tertawa mendengar ucapan Naomi.
Naomi Yamashita
Lagipula tahun kemarin kita hanya selisih sedikit nilai...
Miki Kanea
Kamu benar, aku akan--
Pernyataan Miki terpotong karena wali kelas baru mereka masuk ke dalam ruang kelas, lalu memulai perkenalan.
Setelah kelas berakhir, Naomi pulang menggunakan sepeda.
Saat masuk ke dalam rumah, ia melihat ayah dan ibunya sedang bertengkar. Ia pun hendak mendekati mereka berdua, tetapi tiba-tiba kakaknya menariknya.
Akemi Yamashita
Sebaiknya kamu ga usah ikut campur Nao.
Naomi Yamashita
Eh?! Kak Akemi tumben udah pulang?
Naomi terkejut dengan kehadiran kakaknya yang sangat jarang sekali ada di rumah.
Akemi Yamashita
Yah hari ini aku ga terlalu banyak job sih, jadi langsung pulang.
Naomi Yamashita
Oh begitu, memang mereka meributkan hal apa kak?
Akemi Yamashita
Entahlah, aku dari tadi cuma mendengar nama kita berdua yang diributkan.
Naomi Yamashita
Kalau begitu kita harus menghentikannya dong kak!
Naomi langsung berlari ke arah ayah dan ibunya yang sedang bertengkar.
Akemi Yamashita
Aduhh... Anak itu...!
Akemi pun ikut berlari mengejar Naomi.
Naomi Yamashita
Ayah... ibu..., kenapa bertengkar?
Secara bersamaan, wajah Ayah Naomi langsung pucat sedangkan Ibu Naomi tampak senang.
Rarai Yamashita
Nao sayang, mau dengar permintaan ibu tidak?
Kin Yamashita
TIDAK! JANGAN NAOMI!!
Naomi Yamashita
(Ibu bersikap baik padaku?!)
Rarai Yamashita
Ayahmu menghabiskan uang yang dititipkan oleh perusahaan tempat Ayahmu bekerja.
Naomi dan Akemi yang mendengar hal tersebut pun terkejut, mereka berdua sontak langsung menatap wajah ayah mereka.
Naomi Yamashita
Ayah?! Apa yang ayah lakukan terhadap uang tersebut? Berapa uang yang ayah habiskan?
Kin Yamashita
Bukan ayah, tapi ibu—
Rarai Yamashita
8jt yen itu sangat banyak, bukan?
Rarai Yamashita
Tapi tenang saja, ayahmu diberi kesempatan untuk membuat kesepakatan dengan bos nya.
Akemi Yamashita
Kesempatan?
Rarai Yamashita
Mereka bilang akan melupakan masalah ini.
Akemi Yamashita
Benarkah? Itu bagus dong!
Rarai Yamashita
Tentu saja bagus tapi--
Kin Yamashita
HARUS MENIKAHKAH SALAH SATU ANAKKU DENGAN ANAK PERTAMANYA, APAKAH ITU BAGUS?
Ayah Naomi meledakkan emosinya mendengar ocehan istrinya.
Hal tersebut membuat Akemi dan Naomi mematung terkejut.
Akemi Yamashita
Tidak, tidak usah ibu, masih ada aku. Aku masih bisa menghasilkan uang dengan bernyanyi, walau tidak banyak setidaknya--
Rarai Yamashita
Sampai kapan kamu bisa melunasinya? Kamu pikir itu sedikit?
Akemi Yamashita
Tapi bu, jika aku menikah dengan orang lain secara tiba-tiba dan memutuskan hubunganku dengan Yukihiro, itu akan mengundang banyak pertanyaan publik!
Rarai Yamashita
Mangkanya Nao, kau yang harus menikah.
Ibu Naomi mengalihkan perhatiannya dari Akemi pada Naomi yang sedari tadi diam saja.
Akemi Yamashita
Ibu bercanda?!
Akemi Yamashita
Nao masih harus sekolah satu tahun lagi, bukan?
Akemi Yamashita
Selain itu, apa ibu tahu putra pertama Hasegawa itu sangat kejam. Entah mengapa akhir-akhir ini ia tak terlihat di publik, ada yang bilang kecelakaan atau sebagainya.
Tapi tetap saja bahaya bu untuk Nao!
Akemi menolak dengan tegas jika adiknya harus berkorban untuk keluarga ini.
Kin Yamashita
Aku juga tidak setuju, untuk apa mengorbankan anak kita untuk kesalahan yang kau buat?!
Rarai Yamashita
Apa kau benar-benar tidak mau mendengarkan permintaan terakhir ibu, Nao?
Mendengar penolakan tegas dari suami dan anak pertamanya, Rarai mencoba membujuk Naomi agar berpihak pada dirinya.
Kin Yamashita
Hentikan! Aku bilang tidak setuju!
Naomi Yamashita
(Apa yang harus aku lakukan?)
Rarai Yamashita
Baiklah, jika kalian maunya seperti itu lebih baik aku mati daripada menanggung malu karena hutang sebanyak itu!
Rarai mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya, membuat Naomi, Akemi serta suaminya terkejut bukan main.
Akemi Yamashita
Ibu, yang benar saja?!
Kin Yamashita
Ada apa denganmu?!
Rarai Yamashita
Kalian semua bukannya seharusnya senang jika aku mati?
Rarai Yamashita
Aku hanya bisa membuat masalah untuk kalian, kan?
Rarai Yamashita
...Lagipula bagaimana besok kita harus menghadapi keluarga Hasegawa?
Naomi Yamashita
(Apa harus seperti itu cara untuk membujukku?)
Naomi Yamashita
Ibu, jangan seperti itu.
Baiklah Nao akan melakukan apa yang ibu minta, jadi singkirkan pisau itu yah...?
Naomi mencoba membujuk ibunya yang sudah menggores sedikit pergelangan tangannya dengan pisau lipat itu.
Tentu saja, perkataan Naomi membuat ayah dan kakaknya terkejut. Di samping itu membuat ibunya berwajah bahagia.
Akemi Yamashita
Nao?! Kamu serius?
Kin Yamashita
Sekolahmu bagaimana?
Naomi Yamashita
Besok kita akan bertemu mereka, kan?
Aku akan coba berbicara dengan bos ayah.
Naomi mengukirkan senyumannya secara terpaksa agar tidak membuat ayah dan kakaknya khawatir.
Rarai Yamashita
Terima kasih, Nao...
Kamu memang anak ibu yang paling mengerti ibumu ini...
Rarai kemudian membuang pisau lipatnya dan memeluk lembut anak perempuannya itu.
Restaurant Family Hokkaido
Naomi Yamashita
(Kenapa perasaan ku tidak enak dari semalam, ada apa ini?)
Zinan Hasegawa
Maaf kami terlambat...
Dua orang pria berjalan mendekati Naomi. Detak jantung Naomi pun berdetak lebih cepat dari biasanya.
Rarai Yamashita
Tuan Hasegawa, kami pun baru sampai. Silahkan duduk.
Zinan Hasegawa
Jadi bagaimana keputusan kalian?
Rarai Yamashita
Naomi sudah setuju untuk menikah dengan tuan muda Hasegawa.
Zinan Hasegawa
Eh benar-benar mengejutkan...
Tidak kusangka kalian malah akan memberikan putri bungsu kalian.
Diam-diam Naomi memerhatikan wajah lelaki paruh baya yang saat ini terduduk di hadapannya.
Zinan yang menyadari hal tersebut pun langsung mengalihkan perhatiannya dari Rarai pada Naomi.
Zinan Hasegawa
Hay gadis cantik, apa ada sesuatu di wajahku?
Naomi Yamashita
Ti-tidak ada, tuan Hasegawa.
Naomi menjawab pertanyaan Zinan dengan wajah pucat dan gugup.
Zinan Hasegawa
Lalu?
Apakah ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan padaku?
Naomi Yamashita
Bo-bolehkah pernikahannya di tunda sampai aku lulus sekolah?
Zinan menjawab permintaan Naomi dengan wajah dingin.
Zinan Hasegawa
Setelah lulus kau pasti akan melarikan diri dengan pacarmu, bukan?
Naomi membulatkan matanya terkejut, karena dirinya tidak pernah sekalipun berpikir seperti itu.
Naomi Yamashita
Ti-tidak saya tidak akan melakukan itu.
Zinan Hasegawa
Tidak ada yang bisa menjamin hal itu.
Mendengar pernyataan Zinan, Naomi menundukkan kepalanya dan menerima apapun yang terjadi.
Zinan Hasegawa
Tenang saja...
Rei pasti tetap akan mengizinkanmu ke sekolah, dia bukan orang yang akan membiarkanmu putus sekolah.
Rarai Yamashita
Kalau begitu baguslah, tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Benarkan, Nao?
Naomi mengangkat wajahnya lalu mengukirkan senyuman palsunya.
Naomi Yamashita
(Padahal bukan itu yang ku mau. Kalau sampai teman sekolahku tahu, apa yang akan mereka katakan?)
Comments