The Secret Of A New Life
Chapter 1
Sekolah Hokkaido, Jepang.
Miki Kanea
Oy Nao, udah ketemu kelas mu?
Naomi Yamashita
Udah, sama kamu lagi kan?
Miki Kanea
Eh kita 2 tahun bareng yah, mohon bantuannya untuk tahun terakhir Nao.
Naomi Yamashita
Tentu saja Miki.
Naomi dan Miki pun berjalan ke arah kelas mereka.
Naomi Yamashita
(Tidak kusangka masa-masa SMA ku terlewati dengan cepat, ini adalah tahun terakhir ku di sini).
Mereka pun duduk di tempat yang masih kosong. Naomi dan Miki duduk bersebelahan.
Miki Kanea
Yah mungkin tahun ini aku tetap akan kalah darimu...
Naomi Yamashita
Jika kau lebih berusaha lagi, kau mungkin bisa mengalahkan aku Miki.
Miki Kanea
Haha... mana mungkin.
Miki sedikit tertawa mendengar ucapan Naomi.
Naomi Yamashita
Lagipula tahun kemarin kita hanya selisih sedikit nilai...
Miki Kanea
Kamu benar, aku akan--
Pernyataan Miki terpotong karena wali kelas baru mereka masuk ke dalam ruang kelas, lalu memulai perkenalan.
Setelah kelas berakhir, Naomi pulang menggunakan sepeda.
Saat masuk ke dalam rumah, ia melihat ayah dan ibunya sedang bertengkar. Ia pun hendak mendekati mereka berdua, tetapi tiba-tiba kakaknya menariknya.
Akemi Yamashita
Sebaiknya kamu ga usah ikut campur Nao.
Naomi Yamashita
Eh?! Kak Akemi tumben udah pulang?
Naomi terkejut dengan kehadiran kakaknya yang sangat jarang sekali ada di rumah.
Akemi Yamashita
Yah hari ini aku ga terlalu banyak job sih, jadi langsung pulang.
Naomi Yamashita
Oh begitu, memang mereka meributkan hal apa kak?
Akemi Yamashita
Entahlah, aku dari tadi cuma mendengar nama kita berdua yang diributkan.
Naomi Yamashita
Kalau begitu kita harus menghentikannya dong kak!
Naomi langsung berlari ke arah ayah dan ibunya yang sedang bertengkar.
Akemi Yamashita
Aduhh... Anak itu...!
Akemi pun ikut berlari mengejar Naomi.
Naomi Yamashita
Ayah... ibu..., kenapa bertengkar?
Secara bersamaan, wajah Ayah Naomi langsung pucat sedangkan Ibu Naomi tampak senang.
Rarai Yamashita
Nao sayang, mau dengar permintaan ibu tidak?
Kin Yamashita
TIDAK! JANGAN NAOMI!!
Naomi Yamashita
(Ibu bersikap baik padaku?!)
Rarai Yamashita
Ayahmu menghabiskan uang yang dititipkan oleh perusahaan tempat Ayahmu bekerja.
Naomi dan Akemi yang mendengar hal tersebut pun terkejut, mereka berdua sontak langsung menatap wajah ayah mereka.
Naomi Yamashita
Ayah?! Apa yang ayah lakukan terhadap uang tersebut? Berapa uang yang ayah habiskan?
Kin Yamashita
Bukan ayah, tapi ibu—
Rarai Yamashita
8jt yen itu sangat banyak, bukan?
Rarai Yamashita
Tapi tenang saja, ayahmu diberi kesempatan untuk membuat kesepakatan dengan bos nya.
Akemi Yamashita
Kesempatan?
Rarai Yamashita
Mereka bilang akan melupakan masalah ini.
Akemi Yamashita
Benarkah? Itu bagus dong!
Rarai Yamashita
Tentu saja bagus tapi--
Kin Yamashita
HARUS MENIKAHKAH SALAH SATU ANAKKU DENGAN ANAK PERTAMANYA, APAKAH ITU BAGUS?
Ayah Naomi meledakkan emosinya mendengar ocehan istrinya.
Hal tersebut membuat Akemi dan Naomi mematung terkejut.
Akemi Yamashita
Tidak, tidak usah ibu, masih ada aku. Aku masih bisa menghasilkan uang dengan bernyanyi, walau tidak banyak setidaknya--
Rarai Yamashita
Sampai kapan kamu bisa melunasinya? Kamu pikir itu sedikit?
Akemi Yamashita
Tapi bu, jika aku menikah dengan orang lain secara tiba-tiba dan memutuskan hubunganku dengan Yukihiro, itu akan mengundang banyak pertanyaan publik!
Rarai Yamashita
Mangkanya Nao, kau yang harus menikah.
Ibu Naomi mengalihkan perhatiannya dari Akemi pada Naomi yang sedari tadi diam saja.
Akemi Yamashita
Ibu bercanda?!
Akemi Yamashita
Nao masih harus sekolah satu tahun lagi, bukan?
Akemi Yamashita
Selain itu, apa ibu tahu putra pertama Hasegawa itu sangat kejam. Entah mengapa akhir-akhir ini ia tak terlihat di publik, ada yang bilang kecelakaan atau sebagainya.
Tapi tetap saja bahaya bu untuk Nao!
Akemi menolak dengan tegas jika adiknya harus berkorban untuk keluarga ini.
Kin Yamashita
Aku juga tidak setuju, untuk apa mengorbankan anak kita untuk kesalahan yang kau buat?!
Rarai Yamashita
Apa kau benar-benar tidak mau mendengarkan permintaan terakhir ibu, Nao?
Mendengar penolakan tegas dari suami dan anak pertamanya, Rarai mencoba membujuk Naomi agar berpihak pada dirinya.
Kin Yamashita
Hentikan! Aku bilang tidak setuju!
Naomi Yamashita
(Apa yang harus aku lakukan?)
Rarai Yamashita
Baiklah, jika kalian maunya seperti itu lebih baik aku mati daripada menanggung malu karena hutang sebanyak itu!
Rarai mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya, membuat Naomi, Akemi serta suaminya terkejut bukan main.
Akemi Yamashita
Ibu, yang benar saja?!
Kin Yamashita
Ada apa denganmu?!
Rarai Yamashita
Kalian semua bukannya seharusnya senang jika aku mati?
Rarai Yamashita
Aku hanya bisa membuat masalah untuk kalian, kan?
Rarai Yamashita
...Lagipula bagaimana besok kita harus menghadapi keluarga Hasegawa?
Naomi Yamashita
(Apa harus seperti itu cara untuk membujukku?)
Naomi Yamashita
Ibu, jangan seperti itu.
Baiklah Nao akan melakukan apa yang ibu minta, jadi singkirkan pisau itu yah...?
Naomi mencoba membujuk ibunya yang sudah menggores sedikit pergelangan tangannya dengan pisau lipat itu.
Tentu saja, perkataan Naomi membuat ayah dan kakaknya terkejut. Di samping itu membuat ibunya berwajah bahagia.
Akemi Yamashita
Nao?! Kamu serius?
Kin Yamashita
Sekolahmu bagaimana?
Naomi Yamashita
Besok kita akan bertemu mereka, kan?
Aku akan coba berbicara dengan bos ayah.
Naomi mengukirkan senyumannya secara terpaksa agar tidak membuat ayah dan kakaknya khawatir.
Rarai Yamashita
Terima kasih, Nao...
Kamu memang anak ibu yang paling mengerti ibumu ini...
Rarai kemudian membuang pisau lipatnya dan memeluk lembut anak perempuannya itu.
Restaurant Family Hokkaido
Naomi Yamashita
(Kenapa perasaan ku tidak enak dari semalam, ada apa ini?)
Zinan Hasegawa
Maaf kami terlambat...
Dua orang pria berjalan mendekati Naomi. Detak jantung Naomi pun berdetak lebih cepat dari biasanya.
Rarai Yamashita
Tuan Hasegawa, kami pun baru sampai. Silahkan duduk.
Zinan Hasegawa
Jadi bagaimana keputusan kalian?
Rarai Yamashita
Naomi sudah setuju untuk menikah dengan tuan muda Hasegawa.
Zinan Hasegawa
Eh benar-benar mengejutkan...
Tidak kusangka kalian malah akan memberikan putri bungsu kalian.
Diam-diam Naomi memerhatikan wajah lelaki paruh baya yang saat ini terduduk di hadapannya.
Zinan yang menyadari hal tersebut pun langsung mengalihkan perhatiannya dari Rarai pada Naomi.
Zinan Hasegawa
Hay gadis cantik, apa ada sesuatu di wajahku?
Naomi Yamashita
Ti-tidak ada, tuan Hasegawa.
Naomi menjawab pertanyaan Zinan dengan wajah pucat dan gugup.
Zinan Hasegawa
Lalu?
Apakah ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan padaku?
Naomi Yamashita
Bo-bolehkah pernikahannya di tunda sampai aku lulus sekolah?
Zinan menjawab permintaan Naomi dengan wajah dingin.
Zinan Hasegawa
Setelah lulus kau pasti akan melarikan diri dengan pacarmu, bukan?
Naomi membulatkan matanya terkejut, karena dirinya tidak pernah sekalipun berpikir seperti itu.
Naomi Yamashita
Ti-tidak saya tidak akan melakukan itu.
Zinan Hasegawa
Tidak ada yang bisa menjamin hal itu.
Mendengar pernyataan Zinan, Naomi menundukkan kepalanya dan menerima apapun yang terjadi.
Zinan Hasegawa
Tenang saja...
Rei pasti tetap akan mengizinkanmu ke sekolah, dia bukan orang yang akan membiarkanmu putus sekolah.
Rarai Yamashita
Kalau begitu baguslah, tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Benarkan, Nao?
Naomi mengangkat wajahnya lalu mengukirkan senyuman palsunya.
Naomi Yamashita
(Padahal bukan itu yang ku mau. Kalau sampai teman sekolahku tahu, apa yang akan mereka katakan?)
Chapter 2
Rei Hasegawa
Kali ini, apa yang kau rencanakan?!
Zinan Hasegawa
Kamu sudah mendengarnya ya?
Pasti Hayate yang menceritakannya, bukan?
Zinan Hasegawa
Ah tentu saja, ia adalah satu-satunya teman yang kau punya...
Rei Hasegawa
Jawab pertanyaanku!
Zinan Hasegawa
Kamu sebagai anak hanya harus patuh pada keputusanku!
Rei Hasegawa
Kau gila?
Menikahkanku dengan gadis SMA?!
Zinan Hasegawa
Dia akan lulus satu tahun lagi, tenang saja.
Kau tahu kan apa akibatnya jika menolak?!
Sekolah Hokkaido, Jepang.
Naomi Yamashita
(Akhir-akhir ini aku sudah tidak fokus di sekolah, apalagi setelah mendengar semua cerita kakak tentang calon suamiku nanti.
Persiapan pernikahan langsung dimulai hari itu juga, hari dimana aku menemani ibu itu.
Sekarang sudah sekitar 1 minggu sejak itu dan 1 minggu lagi persiapan itu akan selesai.
Ah ini terlalu cepat untukku...)
Miki Kanea
Nih anak lagi ngelamunin apa sih?
Miki Kanea
NAOMI YAMASHITA?!
Naomi Yamashita
Miki?! Ada apa?
Wajah Naomi begitu terkejut setelah mendengar teriakan Miki.
Miki Kanea
Kamu itu kenapa sih akhir-akhir ini?
Naomi Yamashita
Ah... bu-bukan apa-apa.
Miki Kanea
Jangan-jangan ada kaitannya sama cowok yah?
Naomi Yamashita
Apaan sih?!
Mana mungki—
Aida Sekar
Nao, ada yang mencarimu!
Naomi Yamashita
Eh... siapa?
Aida Sekar
Entahlah sepertinya aku pernah melihat nya di tv, tapi lupa siapa.
Miki Kanea
Teman kakak mu mungkin?
Naomi Yamashita
Baiklah aku segera ke sana...
Naomi pun berlari meninggalkan Miki yang masih penasaran dengan kelakuan Naomi yang aneh akhir-akhir ini.
Naomi Yamashita
Permisi, apakah anda mencari saya?
Miyuki Hasegawa
Naomi, kan?
Wanita yang terlihat muda itu memutar badannya menatap Naomi setelah mendengar suara dari Naomi.
Naomi Yamashita
Anu...
Anda siapa ya?
Miyuki Hasegawa
Miyuki...
Miyuki Hasegawa.
Naomi Yamashita
Hase... gawa?
Naomi terkejut mendengar nama tersebut, sontak membuatnya waspada dengan sekitarnya.
Miyuki yang menyadari sikap Naomi tiba-tiba berubah, ia pun tersenyum lalu berjalan mendekati Naomi.
Miyuki Hasegawa
Bisa ikut dengan ku sebentar?
Miyuki Hasegawa
Aku ingin membicarakan suatu hal tapi tidak bisa di sekolah ini.
Miyuki Hasegawa
Aku yakin kamu pun tidak memberitahu siapapun di sekolah ini, bukan?
Naomi Yamashita
Tapi aku harus izin ke guru dulu...
Miyuki Hasegawa
Tidak usah khawatir, aku sudah berbicara pada mereka.
Miyuki Hasegawa
Kamu tinggal mengambil tasmu di kelas.
Naomi Yamashita
Ba-baiklah...
Naomi pun berbalik dan berjalan ke arah kelas untuk mengambil tasnya.
Naomi Yamashita
Teman kakakku, aku ada urusan. Nanti aku pinjam catatan mu yah Miki.
Miyuki pun membawa Naomi pergi ke sebuah restauran yang terletak tidak terlalu jauh dari sekolahnya.
Miyuki Hasegawa
Maaf yah tiba-tiba mengajakmu keluar saat kamu ada di sekolah.
Naomi Yamashita
Tidak masalah Nyonya Hasegawa...
Naomi mengambil daftar menu yang ada di meja dan terkejut dengan harga makanan yang tertera di dalamnya.
Naomi Yamashita
(Lebih baik aku tidak usah makan, aku tidak akan sanggup membayarnya.)
Naomi dengan cepat menutup serta meletakan lagi daftar menu makanannya.
Miyuki Hasegawa
Tenang saja, Naomi.
Miyuki Hasegawa
Aku yang akan membayarnya, jadi pesan sesukamu.
Miyuki tersenyum lembut sembari menggeser daftar menu makanannya agar semakin dekat dengan Naomi.
Naomi Yamashita
Ah itu... te-terima kasih.
Setelah Naomi memutuskan makanan yang di pesan, lalu Miyuki pun mulai memesan makanan untuk keduanya.
Naomi Yamashita
Nyonya Hasegawa?
Naomi Yamashita
Apakah ada yang ingin anda bicarakan dengan saya?
Mendengar pertanyaan Naomi, senyuman Miyuki menghilang dari wajahnya.
Miyuki Hasegawa
Bisakah kamu berhenti memanggilku seperti itu?
Miyuki Hasegawa
Aku berharap kamu mau memanggilku mama.
Naomi Yamashita
(Mama?!
Ba-batin ku belum siap)
Miyuki Hasegawa
Aku dari dulu sangat ingin mempunyai anak perempuan, tapi anakku laki-laki semua dan lagi saat mereka mulai masuk SMP tak ada lagi yang mau memanggilku mama.
Wajah Miyuki terlihat kesal saat menceritakan hal tersebut.
Naomi Yamashita
Kalau begitu, saya yang akan memanggil anda, ma... ma.
Miyuki Hasegawa
Terima kasih...
Miyuki Hasegawa
Seperti nya Rei mendapat calon istri yang sangat baik.
Mendengar pujian calon mertuanya itu membuat wajah Naomi sedikit memerah.
Tak lama setelah itu, makanan yang mereka pesan sampai.
Naomi Yamashita
(Baru pertama kali aku memakan makanan seperti ini)
Tanpa basa-basi, Naomi langsung menghabiskan sepiring beef steak yang ada di hadapannya.
Setelah makanannya habis, Naomi mencoba mencari topik pembicaraan dan yang keluar dari mulutnya adalah...
Naomi Yamashita
Ma, kak Rei itu orang nya seperti apa?
Naomi Yamashita
(Apa sih yang aku tanyakan?)
Naomi Yamashita
Ma-maksudku... itu aku--
Miyuki Hasegawa
Aku tidak tahu bagaimana menceritakan nya, tapi dia itu baik kok.
Naomi Yamashita
Oh begitu ya ma...
Naomi Yamashita
(Sudah pasti mama akan berkata seperti ini. Tidak ada orang tua yang akan menjelek-jelekkan anaknya.)
Miyuki Hasegawa
Seharusnya kamu sudah mengenalnya dari orang-orang yang membicarakan dia, bukan?
Naomi Yamashita
Membicarakan?
Naomi Yamashita
(Apa maksudnya seperti kak Akemi?)
Miyuki Hasegawa
Syukurlah kalau kamu tidak tahu.
Miyuki Hasegawa
Kamu akan tahu sendiri jika sudah menikah dengannya.
Ponsel Naomi berdering membuat perkataannya terpotong.
Miyuki Hasegawa
Siapa Naomi?
Angkat saja.
Naomi Yamashita
Ini dari ibu, saya akan segera kembali.
Miyuki Hasegawa
Di sini saja, tidak apa-apa.
Miyuki Hasegawa
Aku tidak akan mengatakan sesuatu.
Mendengar pernyataan Miyuki, Naomi pun kembali duduk lalu mengangkat teleponnya.
Rarai Yamashita
Kamu dimana hah?
Kamu tahu ibu lagi pusing memikirkan pernikahan mu, kamu malah kabur dari sekolah!
Naomi Yamashita
Ah itu bu...
Naomi melirik ke arah Miyuki, Miyuki pun menggelengkan kepalanya agar Naomi tidak membicarakan dirinya.
Rarai Yamashita
Kenapa diam?!
Naomi Yamashita
Aku akan segera pulang.
Naomi memutuskan telepon nya.
Miyuki Hasegawa
Mari mama antar, mama juga ingin tahu dimana rumahmu.
Naomi Yamashita
Tidak perlu ma, aku tidak ingin ibu mengatakan sesuatu yang tidak baik.
Miyuki Hasegawa
Tenang saja.
Mereka berdua pun pergi meninggalkan restoran dan pulang.
Mereka pun sampai di depan rumah Naomi.
Naomi Yamashita
Terima kasih banyak ma...
Miyuki hanya membalas pernyataan Naomi dengan senyuman.
Naomi turun dan langsung menemui ibunya yang sedang menunggu di dalam rumah.
Rarai Yamashita
Kamu ingin menyusahkan ibu terus hah?!
Rarai Yamashita
Anak macam apa kamu ini!!
Naomi Yamashita
Maaf bu, aku—
Rarai Yamashita
Maaf, maaf, jika kamu masih mau bermain-main cepat ikut ibu!
Rarai menarik tangan Naomi menuju kamar mandi.
Naomi Yamashita
Bu jangan lagi, aku mohon maafkan aku...
Rarai Yamashita
Kamu ini tidak kapok-kapok yah, kamu—
Miyuki Hasegawa
Maaf nyonya Yamashita, saya yang mengajak Naomi.
Miyuki masuk dan dengan segera berlari ke arah Naomi yang sedang di seret ibunya.
Rarai Yamashita
Ah... eh Nyonya Hasegawa, maaf saya cuma....
Miyuki Hasegawa
Tidak masalah, suami saya juga terkadang menghukum anak saya kok.
Rarai kemudian berbisik pada Naomi.
Rarai Yamashita
Kamu kenapa tidak bilang?
[Berbisik]
Miyuki Hasegawa
Lebih parah.
[Bergumam]
Rarai Yamashita
Eh maksudnya?
Miyuki Hasegawa
Ah bukan apa-apa, saya harus segera pulang. Suami saya bisa marah jika saya terlambat.
Sampai ketemu di pesta pernikahan Naomi.
Miyuki langsung bergegas meninggalkan rumah Naomi.
Naomi Yamashita
(Lebih parah, ya?)
Naomi masih memerhatikan kepergian ibu dari calon suaminya.
Rarai Yamashita
Naomi, cepat bantu ibu!!
Sementara itu,
Miyuki yang baru saja sampai di rumahnya...
Miyuki Hasegawa
Yah... aku terlambat.
Miyuki menyadari mobil suaminya yang sudah terparkir di halaman rumah.
Miyuki pun langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.
Zinan Hasegawa
Miyu, kau dari mana saja?
Miyuki Hasegawa
Maaf sayang, tadi—
Zinan Hasegawa
Tak usah buat alasan, ikut aku!
Zinan menarik paksa tangan Miyuki menuju kamar.
Saat akan memasuki kamar, mereka berdua bertemu Rei. Rei yang melihat tangan ibunya ditarik dengan paksapun membuka mulutnya.
Rei Hasegawa
Apa yang ingin kau lakukan?
Rei menatap mata ayahnya dengan wajah datar.
Zinan Hasegawa
Kamu tidak perlu ikut campur, ini urusan kami!
Rei Hasegawa
Kalau gitu, lebih baik ku batalkan saja pernikahan nya.
Zinan Hasegawa
Hah? Kamu gila?!
Zinan Hasegawa
Undangan dan persiapan lainnya sudah selesai, kamu mau mempermalukan ayah mu lagi?
Rei hanya memerhatikan ayahnya tanpa mengatakan apapun.
Zinan Hasegawa
Lagipula salahkan wanita ini yang pergi tanpa sepengetahuan ku!
Rei Hasegawa
Aku yang memintanya keluar, jadi itu bukan salahnya.
Zinan Hasegawa
Anak kurang ajar!
Zinan pun melepaskan tangan istrinya dan masuk ke dalam kamar sendirian.
Miyuki Hasegawa
Maaf Rei, mama hanya—
Rei Hasegawa
Jangan lakukan hal gila lagi!
Tanpa mendengarkan penjelasan ibunya, Rei lalu meninggalkan ibunya mematung di depan pintu kamar.
Chapter 3
Pukul 07:00 pagi di sekolah
Sudah satu Minggu terhitung sejak Naomi pergi dengan orang yang dikatakan sebagai teman kakaknya. Sejak saat itu menurut Miki, Nao bertingkah lebih aneh lagi.
Miki Kanea
Kamu melihat Nao?
Rika Dhira
Bukankah dia izin hari ini?
Miki Kanea
Ah begitu ya...
Disebuah Gedung yang memiliki nuansa putih yang amat kental, dua orang insan mengikat janji sehidup semati. Dengan sebuah pesta yang tak kalah epik dari sang gedung.
>Di ruang ganti pengantin perempuan<
Naomi Yamashita
(Ah, tanpa aku sadari hari ini pun sudah tiba...)
Akemi Yamashita
Nao, kamu cantik sekali...
Akemi berteriak setelah tidak mendapatkan jawaban dari panggilannya itu.
Naomi Yamashita
Ih, kakak apa-apaan sih?
Berisik tahu!
Akemi Yamashita
Kamu yang apa-apaan?
...Dari tadi sudah ku panggil-panggil juga!
Naomi Yamashita
Maaf kak, aku—
Akemi Yamashita
Maaf Nao, seharusnya aku yang—
Naomi Yamashita
Tidak, kakak tidak salah apa-apa. Lagipula kasihan kak Miyazaki bukan kalo kakak yang menikah?
Akemi pun tertegun sejenak mendengar pernyataan Naomi.
Lalu ia pun mengangguk dan memeluk Naomi.
Akemi Yamashita
Baiklah ayok kita keluar!
Yang lain sudah menantimu.
Naomi Yamashita
Kak tidak apa-apa kan?
Naomi Yamashita
...Bahkan aku belum bertemu dengan tuan muda Rei...
Akemi Yamashita
Kau bilang ibunya baik, kan?
Naomi menganggukkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan Akemi.
Akemi Yamashita
Tenang saja, ayok!
Naomi pun menganggukkan kepalanya lagi dan bangkit dari tempat duduknya.
>Di ruang ganti pengantin laki-laki<
Hayate Ishikawa
Anda benar-benar akan menikah ya.
Rei melirik Hayate dengan wajah datar.
Hayate Ishikawa
Berekspresi dong Rei, wajah anda terlalu datar.
Hayate Ishikawa
Sudahlah ayok kita harus keluar, calon istri anda sudah menunggu.
Rei pun menunggu Naomi beberapa saat, sebelum akhirnya Naomi muncul sembari merangkul tangan ayahnya dari arah yang berlawanan dengan Rei.
Semua orang pun terkesima dengan kecantikan Naomi begitu pula dengan Rei, tetapi Rei berusaha terlihat tetap tenang.
Naomi Yamashita
(Kursi roda?)
Naomi membulatkan matanya terkejut saat mendapati Rei menggunakan kursi roda di altar pernikahan.
Setelah Naomi sampai di tempat Rei, mereka pun mengucapkan sebuah janji untuk pernikahan mereka. Setelah selesai mengucap beberapa janji, mereka diminta untuk berciuman.
Naomi Yamashita
(Hah?! Aku lupa jika pernikahan ada acara seperti ini. Apa yang harus ku lakukan? Aku yang harus menciumnya?
Tuan muda Rei tidak mungkin bangkit dari kursi rodanya, kan?!)
Naomi pun memberanikan diri, ia pun membungkukkan tubuhnya dan mencium bibir Rei dengan lembut.
Naomi Yamashita
(Jantungku berisik banget sih!!!)
Setelah itu, semua tamu dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang tersedia. Sementara itu Rei dan Naomi pun duduk disebuah tempat yang sudah di persiapkan untuk mereka berdua.
Naomi Yamashita
(Semoga saja detak jantungku tidak terdengar olehnya.)
Naomi yang sedari tadi melirik ke arah Rei dengan jantung berdetak dengan kencang.
Rei yang sebenarnya tidak ingin mengatakan apapun, jadi kesal dengan lirikan Naomi.
Naomi Yamashita
Ah ti-tidak ada apa-apa!
Sontak Naomi langsung mengalihkan pandangannya pada beberapa tamu yang hadir.
Tidak lama kemudian, seorang perempuan cantik berdiri di hadapan keduanya.
Mio Deolinda
Ah benar!
Kamu Naomi Yamashita, kan?
Naomi Yamashita
Mio?!
A-apa yang kamu lakukan di sini?
Mio Deolinda
Ayah adalah karyawan perusahaan Hase jadi kami diundang. Ayah bilang banyak makanan enak di sini, jadi aku izin tidak masuk sekolah.
Naomi Yamashita
(Bagaimana bisa orang yang membenciku hadir di sini?!)
Mio Deolinda
Baiklah, aku mau lanjut makan.
Semoga kalian bahagia...
Naomi Yamashita
(Dia datang hanya untuk makan?)
Naomi Yamashita
(Ah... akhirnya selesai juga.)
Akemi mengejutkan Naomi yang baru saja keluar dari gedung pernikahan.
Naomi Yamashita
Kakak mah senang banget sih ngagetin orang.
Akemi Yamashita
Btw tadi wajahmu tegang banget gila, lucu tahu!
Akemi menunjukkan beberapa foto di ponselnya yang ia ambil sebelumnya.
Naomi Yamashita
Ih! kakak mah ngambil foto kek gitu...
Naomi kesal dan hendak merebut ponsel kakaknya, tetapi kakaknya langsung menyembunyikan ponselnya.
Akemi Yamashita
Eh, enak saja!
Ini kenang-kenangan tahu.
Akemi Yamashita
Tenang saja nanti kakak kirim ke kamu kok.
Naomi berlari, berusaha mengejar kakaknya yang meledek nya dari tadi.
Sebuah batu kecil yang Naomi tidak lihat, membuatnya hampir terjatuh jika saja tidak ada seseorang yang menyelamatkan nya.
Naomi Yamashita
Maaf, maaf, aku—
Rarai Yamashita
Jaga tingkahmu Nao!!
Seorang laki-laki
Anda tidak apa-apa, nona?
Naomi Yamashita
Iya, terima kasih banyak, tuan.
Naomi pun langsung menjauh dari orang tersebut dan berlari ke arah ibunya yang terlihat sedikit kesal dengan tingkahnya.
Seorang laki-laki
Lain kali hati-hati, nona!!
Seorang laki-laki
(Dia mendapatkan istri yang baik.)
Naomi yang mendengar teriakan lelaki yang baru saja menyelamatkan nya itu pun tersenyum.
Naomi Yamashita
Maaf ibu....
Naomi langsung meminta maaf pada ibunya setelah tiba di hadapan ibu dan ayahnya.
Kin Yamashita
Kamu hati-hati ya di jalan, pintu rumah kami selalu terbuka untukmu jadi mainlah kapan-kapan.
Naomi Yamashita
(Ah benar, aku harus tinggal di rumah tuan muda Rei mulai sekarang...)
Akemi Yamashita
Kenapa, Nao?
Naomi Yamashita
Ah gak apa-apa tapi sebelum itu, aku ingin berbicara sebentar dengan kak Akemi.
Naomi Yamashita
Apakah boleh?
Rarai Yamashita
Jangan lama-lama.
Kin Yamashita
Akemi, kami akan tunggu di mobil.
Akemi dan Naomi pun menganggukkan kepala mereka secara bersamaan.
Akemi Yamashita
Aku tahu apa yang mau kamu tanyakan.
Akemi Yamashita
Tapi aku sendiri pun tadi terkejut melihatnya.
Akemi Yamashita
Tapi tak ada satupun orang yang terlihat peduli dengan kondisinya, aku benar-benar tidak mengerti.
Naomi Yamashita
Apa ada hubungannya dengan kecelakaan yang pernah kakak dengar itu?
Akemi Yamashita
Ah benar juga, apa karena itu juga dia beberapa bulan ini tidak muncul di hadapan publik?
Naomi Yamashita
Eh? Iya ma?
Miyuki Hasegawa
Kita harus pulang sekarang, hari mulai gelap.
Naomi Yamashita
Ba-baik ma...
Naomi Yamashita
Kak, aku harus pergi.
Titip salam buat ayah ibu ya...
Naomi pun memeluk kakaknya dan meninggalkan kakaknya mematung memerhatikan kepergian Naomi.
Akemi Yamashita
Hati-hati di jalan, Nao!
Naomi sampai di rumah suaminya, ia terkesima dengan rumah yang akan ia masuki tersebut.
Naomi Yamashita
Ini rumah atau istana?
[Bergumam]
Miyuki Hasegawa
Ini istanamu juga mulai sekarang.
Miyuki pun menggandeng tangan Naomi memasuki rumah mewah tersebut.
Miyuki Hasegawa
Oh iya maaf yha Nao, tadi Rei pulang duluan. Ia terlihat lelah sekali soalnya.
Naomi Yamashita
(Ah seharusnya aku tidak membuatnya menunggu seperti tadi...)
Naomi Yamashita
Bukan masalah kok ma...
Miyuki Hasegawa
Bi, tolong bawa Naomi ke kamar Rei yah.
Miyuki Hasegawa
Naomi, mama lelah sekali, mama akan istirahat.
Selamat malam sayang...
Pelayan
Silakan Lewat sini, nona...
Naomi Yamashita
Ah iya...
Terima kasih.
Sesampainya di depan kamar Rei, bibi tersebut kemudian membisikkan sesuatu ke telinga Naomi.
Pelayan
Tuan muda Rei tidur dikamar tuan muda Kei, nona. Jadi nona bisa tenang katanya, dan mohon jangan memberitahukan hal ini kepada tuan Zinan, ia bisa-bisa marah besar.
[Berbisik]
Naomi Yamashita
Baik bi, terima kasih...
Naomi Yamashita
(Tenang? Apa maksudnya?)
Naomi pun memasuki kamar Rei lalu meletakkan koper nya dan berjalan ke sebuah kasur.
Naomi Yamashita
(Ini kamar serius? Rapi banget!)
Naomi lalu menjatuhkan dirinya ke kasur.
Naomi Yamashita
Jadi ini kamar tuan muda Rei?
Naomi Yamashita
Ah~ wanginya....
Tak lama kemudian ponsel Naomi bergetar...
Naomi Yamashita
Kak Akemi mengirim pesan apa?
Akemi Yamashita
Semangat malam pertamanya, jangan lupa pake pengaman ;')
Pesan tersebut terkirim bersamaan dengan gambar pernikahan yang sebelumnya mereka rebutkan.
Naomi Yamashita
(Jadi, tenang yang di maksud bibi itu adalah...
Ah kenapa aku melupakan itu!)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!