SYSTEM'S ONLY PLAYER

SYSTEM'S ONLY PLAYER

Ch. 1 — PLAYER

“Matilah, dasar pecundang!”

“Kau pecundang memalukan telah melihat apa yang tidak sepantasnya kau lihat!”

“...Kau tak pantas ada di sini!”

Kata demi kata terlontar keluar dari mulut beberapa tetua dengan janggut putih yang amat panjang, di antara mereka ada yang mengerutkan dahinya hingga menyeruakkan urat yang mengerikan.

Mereka seolah sedang memaki-maki sesuatu yang sangat memusingkan kepala kelima dari mereka, seolah sedang mengusir dan menggunjing sesuatu yang sangat amat mereka benci sehingga dapat merontokkan rambut-rambut putih mereka.

Namun, di hadapan baju putih yang memanjang sampai tanah yang mereka kenakan itu, terduduk seorang pemuda dengan baju lusuh dan rambut yang teracak-acak, rambutnya yang kusut seakan baru ditarik dari akarnya.

Baju lusuhnya seperti telah terbiasa ditarik ke sana kemari; wajahnya yang kaku dan penuh perasaan melankolis, mengindikasikan bahwa pemuda itu telah pasrah dan dengan diam menerima setiap cacian yang dilontarkan tetua-tetua itu.

“Kenapa kau diam saja, hah?!“

“...Apa kau ini tidak punya mulut?!” Sambung tetua itu

Sunyi dan hampa. Itulah yang mengisi atmosfer pada situasi tidak mengenakkan ini dalam sekejap mata. Situasi bodoh ini selayaknya para tetua sedang mencoba melakukan konfrontasi kepada anak kecil yang baru berusia belia.

Karena hal itu.. Perasaan sesak mulai memenuhi paru-paru dan mulut para tetua, seakan setiap yang mereka katakan tidaklah berguna terhadap pemuda yang sedari awal hanya diam seribu bahasa; mendengarkan setiap omong kosong yang mereka katakan.

Kelimanya menggetarkan gigi dengan hebat, seolah tidak percaya atas apa yang telah mereka lihat; ‘Bagaimana seorang pemuda hanya diam saja mendengarkan perkataan kami?’ Pikir mereka dalam hati.

Seketika senyum tipis membasuh wajah pemuda yang terduduk tidak berdaya, seraya berbisik halus:

“Pfft..Brengsek” Pemuda itu mengejek dengan santainya, seolah-olah dia sedang mengunyah ironi dan kebodohan dari para tetua itu.

“Apa...??”

Telinga para tetua seakan tertusuk oleh pisau yang sangat tajam, membuat ego jahat seketika memenuhi diri mereka, hasrat yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya tiba-tiba menghantui diri mereka dengan gila nya.

Rasa "terhina" akibat dihiraukan dan direndahkan oleh seorang bocah menggores harga diri mereka yang tinggi.

Lantas, salah-satu dari kelima tetua itu mengerutkan dahinya dan mengeluarkan senyum tipis yang dilapisi aura tidak mengenakkan, aura itu terasa sangat pekat sehingga membuat orang yang menghirupnya merasa mual dan ingin terus muntah.

“Oh...Jadi ini yang kau inginkan, bocah??”

“Hinaan itu tidak akan kutoleransi lebih jauh..”

“Akan kubuat lidah bodohmu tergeletak di tanah yang dingin ini..”

Tetua lain seketika menjauhi tetua itu, seakan tahu apa yang akan dia lakukan terhadap bocah malang yang terduduk lemas; sebagian merasa direndahkan oleh pemuda itu, sebagian lain merasa marah atas tindakan kurang ajar dari pemuda itu.

“APA KAU MASIH BERANI UNTUK MENATAP KAMI DENGAN TATAPAN KOTORMU ITU?!”

“DASAR PECUNDANG..!!”

Tetua itu secara tiba-tiba mengambil pedang giok di pundaknya, menancapkannya di tanah seakan memprovokasi pemuda yang hanya berumur 16 tahun itu, seraya berkata:

“Sadarilah posisimu, dan cepatlah menunduk terhadap Tetua Klan Yang Agung ini!!!” Teriaknya

Pedang giok itu ditarik lagi dari tanah, yang mana menyebabkan daratan berguncang hebat akibat pancaran energi ki yang dilepaskan tetua itu melalui pedangnya.

“Inilah pedang dan jati diri seseorang dari Klan Hui..-” Ungkapnya, sembari mengeluarkan energi hijau gelap yang memancar ke luar tubuh dan menerangi langit malam untuk sesaat.

“Akan kutunjukkan bagaimana seni pedang Klan Hui yang sangat kami banggakan ini padamu, untuk itu.. Matilah dengan mengenaskan, Hui Feng”

“Rasakanlah seni pedang yang tidak dapat kau kuasai meski kau sudah berusaha satu abad sekalipun..”

Tetua itu menyiapkan kuda-kudanya, pedang giok yang tadinya berwarna hijau, kini menjadi pedang dengan energi merah gelap; siap untuk menyerang bocah malang yang hanya diam dan duduk termenung.

Di selang waktu yang mencekam itu, pemuda malang yang sedari awal hanya diam dan berbisik saja, tiba-tiba berdiri dan menggerakkan bibir kecilnya, lalu tersenyum tipis seraya menertawakan situasi dramatis ini.

“Tetua brengsek seperti kalianlah yang seharusnya mati dan membusuk di dalam neraka-..”

“Jika kau ingin membunuhku, maka bunuhlah!! Aku bersumpah akan membalas dendam atas penghinaan yang kau berikan kepadaku dan keluargaku!!”

“Kau akan menyesal bila tidak membunuhku sekarang, karena aku, Hui Feng, dengan ini menyatakan akan menghancurkan semua yang menghalangi jalanku!!”

"?!"

Ungkapan dari pemuda bernama Hui Feng itu menggetarkan tubuh para tetua dengan dahsyatnya, seakan mereka sedang mendengarkan pidato dari Ketua Klan yang sangat mengintimidasi.

Deraian keringat tidak pernah berbohong, keempat dari mereka takut akan deklarasi yang baru saja diungkapkan oleh seorang bocah berumur 16 tahun, walau deklarasi tanpa dasar seperti itu bukanlah sesuatu yang ditakuti oleh veteran Klan seperti para tetua, tetapi mereka justru merasa terancam atas deklarasi gila dari pemuda itu.

Seakan-akan perkataan dari pemuda itu bukan hanya omong kosong belaka, tetapi juga didasari sebuah tekad yang kuat.

‘Apa aku harus menghentikan ini?’ Keempat tetua lain berpikir dengan ragam pemikiran yang sama, mengindikasikan bahwa mereka terganggu akan pernyataan yang diucap dari mulut pemuda itu.

Tetapi tetua yang mencoba menghunuskan pedangnya kepada Hui Feng justru tertawa lebar selebar-lebarnya, ia seakan tergelitik oleh lelucon konyol yang belum pernah ada sebelumya, menganggap kalau semua yang dikatakan Hui Feng hanyalah omong kosong belaka.

“Bruahahahahaha!! Dasar bocah, kau mencoba menakuti kami dengan pernyataan pubermu itu?!”

“Jangan main-main kau?!!”

“Aku, Hui Lien, sebagai tetua pertama tidak takut pada omong kosong mu itu!!”

“Di dunia ini tidak ada satupun yang menerimamu, bocah!! Sadari hal itu!”

Seketika, deraian keringat yang membasuh para tetua tiba-tiba berhenti mengalir, selayaknya hyena yang mendapat pertolongan dari singa; keempat tetua lain lantas mengeluarkan senyum jahat dari masing-masing wajah mereka, senyuman seakan mereka telah mendapat penyelesaian atas masalah yang mereka hadapi.

“Kau sempat menggoyahkan kami, bocah, tapi apa kau tahu..?”

“Tepat di belakangmu adalah sebuah jurang”

“Tujuan KAMI akan mudah tercapai dengan itu..”

“Hey, bocah..Kau tahu, kan, jika ada pepatah mengatakan, ‘Rahasia adalah nyawa?’ hmm?”

Masing-masing dari mereka silih berganti melempar pertanyaan dan cacian, ungkapan demi ungkapan mengandung tujuan yang sama yaitu mengenai rahasia para tetua yang dipegang oleh Hui Feng.

“?!”

Akal bulus mereka menyeruak keluar, tanpa diberitahu sekalipun, tindakan yang akan mereka lakukan sudah dapat ditebak, bahkan oleh anak di bawah umur sekalipun; nafsu membunuh yang panas, keluar secara serentak dari masing-masing tetua.

“Matilah, dan membusuklah di neraka..” Ungkap mereka.

Pedang giok yang tadi mengarah pada Hui Feng, tiba-tiba telah menghilang dari dalam pandangan Hui Feng, tak hanya pedang gioknya saja, tetua yang memegang pedang itupun menghilang dengan sekejap mata.

“WHOOOSHH!!”

Deruan angin berdengung kencang, dari arah selatan, tetua dengan pedang giok, Hui Lien, menghunuskan pedangnya tepat pada perut Hui Feng secara kejam, ‘Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky’ salah-satu teknik dari seni rahasia Klan Hui yang dapat membuat ledakan energi ki melalui ujung pedangnya. Teknik itu dilontarkan pada Hui Feng dengan kecepatan penuh.

Ekspresi kesakitan memenuhi wajah Hui Feng, raut wajah yang kaku berubah menjadi kesengsaraan sesaat setelah teknik itu dilontarkan.

“PHUUAAKKS..!!” Hui Feng seketika memuntahkan darah dalam jumlah yang banyak.

Pada waktu yang bersamaan juga, ledakan ki dari dalam perut Hui Feng menyala keluar dan membuat daratan yang tadinya gelap gulita sekarang menjadi terang.

“ARGGGGGHHH..!! SIAL..!!” Hui Feng teriak kesakitan

Melihat pemandangan mengerikan itu, para tetua sekali lagi tertawa dengan kejamnya, mereka melihat Hui Feng dengan tatapan merendahkan seolah-olah keberadaan Hui Feng tidak lebih dari seorang pengganggu dan hama.

“Aku mengontrol kekuatanku, jadi kau tidak akan langsung mati..”

“Jika kau tidak ingin mati dengan sengsara, maka jawablah pertanyaanku..”

“Seorang tetua sepertiku tidak mungkin membunuh orang hanya karena dia seorang pecundang, benar, bukan?”

Senyum tipis memenuhi wajah Hui Lien, pernyataannya sangatlah masuk akal, mengingat seorang tetua pastilah dapat berpikir dengan rasional dan tidak akan melakukan tindakan yang sia-sia hanya karena ada satu atau dua orang yang lemah di pihak mereka. Mereka bukanlah orang yang ceroboh.

Hui Lien menunjuk dahi Hui Feng, seraya mengatakan, “Jawabannya ada di dalam sini..”.

Pernyataan ambigu seperti itu tentu tidak dapat dipahami maksud dan tujuannya, namun Hui Feng menyadari maksud dari Hui Lien yang seketika membuatnya paham kenapa Hui Lien mengejarnya.

“Jadi kau menyadarinya, ya..”

“Pantas kalian mengejarku..Hahaha..Breng-..Brengsek”

“Fakta bahwa aku orang satu-satunya yang mengetahui rahasia kelam-mu itu..” Ungkapnya sambil terbata-bata

Hui Feng juga menyadari bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan Hui Lien dikarenakan tingkatan spiritual dari Hui Lien yang hampir mencapai surgawi, sedangkan ia hanya tingkatan awam.

Serangan yang dihunuskan oleh Hui Lien sengaja tidak langsung mengenai jantung Hui Feng, karena Hui Lien ingin membuat keputusasaan yang mendalam terhadap lawannya itu, seakan berkata, “Ini batasanmu”.

Di tengah-tengah keputusasaan ini, Hui Feng lantas tersenyum tipis di antara genangan darah segar yang terus menyeruak keluar dari dalam perut Hui Feng.

Kakinya tertatih-tatih mencoba untuk berdiri sekali lagi, badannya bergetar hebat karena memaksa untuk berdiri, dan tubuhnya yang sempoyongan akhirnya berdiri dengan sepenuhnya di hadapan para tetua. Mulutnya yang tidak dapat bergerak karena menahan sakit, terpaksa mengeluarkan energi terakhirnya.

Jari telunjuknya mengarah pada Hui Lien, mulutnya terisi udara dan dalam sekali tarikan nafas, ia berkata:

“AKU AKAN MEMBUNUHMU DAN MENCABIK-CABIKMU, CAMKAN ITU!!”

“Ya.”

Setelah mengatakan itu, pedang giok dari Hui Lien sekali lagi menusuk perut Hui Feng, bersamaan dengan jawaban dingin dari Hui Lien, Hui Feng lantas jatuh dalam kegelapan jurang.

Wajahnya kembali kaku dan pucat, kakinya tidak dapat ia rasakan lagi, begitupun dengan tangan dan seluruh anggota tubuhnya yang lain; dalam dinginnya jurang, ia berkata dalam hati, “Seandainya aku sedikit lebih kuat..”

“Seandainya aku dapat menyingkap apa yang tetua brengsek itu lakukan..-”

“Ibu mungkin tidak akan semenderita ini..Sialan..-!”

“Seandainya..SEANDAINYA..SEANDAINYA AKU SEDIKIT LEBIH KUAT..!!”

“Aku sungguh tidak berguna..Sialan!!”

Deraian air mata jatuh mengguyur baju Hui Feng yang penuh akan hangatnya darah, beberapa detik lagi ia akan jatuh ke dasar jurang dan meremukkan tubuhnya secara total, tidak ada yang dapat menyelamatkan nyawanya kali ini.

“...”

Di tengah-tengah hitungan mundur itu, Hui Feng berkata untuk terakhir kalinya di dalam hidupnya yang sangat tragis dan mengenaskan.

“Maafkan aku, Ibu, aku tidak dapat menjagamu..”

“Maafkan aku yang tidak bisa ada di sampingmu..”

Rasa penyesalan itu memenuhi diri Hui Feng yang sudah berada diambang kematiannya, di saat-saat terakhir, Hui Feng pun tersenyum masam karena hidupnya tidak meninggalkan kesan baik apapun dari awal.

“DUSSH!”

Suara besar mengerang dari dalam jurang, tubuh yang tertatih-tatih telah sepenuhnya hancur, kesadaran yang hanya tersisa sedikit telah sirna sepenuhnya, mengikuti hembusan angin dalam cakrawala malam yang sejuk.

Hui Feng telah mati di dalam jurang yang dalam.

[!!]

Seketika kematian datang menghampiri, tubuhnya yang dalam kondisi mengenaskan menghilang dari kedalaman jurang, beriringan dengan suatu pesan misterius yang membutakan mata..

[Syarat terpenuhi-!]

[Quest aktif]

[Selamat! Anda telah menjadi "Player Terpilih"-!!]

[Selamat datang-! Player, Hui Feng-!]

[Memindahkan tubuh Player]

[...]

[Perpindahan selesai-!]

[Merekonstruksi ulang tubuh Player]

[...]

[Rekonstruksi berhasil, tubuh Player akan beradaptasi terhadap perubahan dan mekanisme dari System]

[System akan memperbaiki kerusakan tulang, kehilangan darah, dan kesadaran...]

[Dalam 5..]

[4..]

[3..]

[2..]

[1..]

[...]

[Perbaikan berhasil, tubuh Player akan menjadi lebih baik dari sebelumnya]

[Trait khusus telah terbuka: Twisted Evil]

[Skill khusus telah terbuka: The One Who Devours]

[Kebangkitan Player, Hui Feng, selesai]

[Name: Hui Feng

Level: 1

Title: -

Job: -

Trait: Twisted Evil

Skill khusus: The One Who Devours]

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!