“Matilah, dasar pecundang!”
“Kau pecundang memalukan telah melihat apa yang tidak sepantasnya kau lihat!”
“...Kau tak pantas ada di sini!”
Kata demi kata terlontar keluar dari mulut beberapa tetua dengan janggut putih yang amat panjang, di antara mereka ada yang mengerutkan dahinya hingga menyeruakkan urat yang mengerikan.
Mereka seolah sedang memaki-maki sesuatu yang sangat memusingkan kepala kelima dari mereka, seolah sedang mengusir dan menggunjing sesuatu yang sangat amat mereka benci sehingga dapat merontokkan rambut-rambut putih mereka.
Namun, di hadapan baju putih yang memanjang sampai tanah yang mereka kenakan itu, terduduk seorang pemuda dengan baju lusuh dan rambut yang teracak-acak, rambutnya yang kusut seakan baru ditarik dari akarnya.
Baju lusuhnya seperti telah terbiasa ditarik ke sana kemari; wajahnya yang kaku dan penuh perasaan melankolis, mengindikasikan bahwa pemuda itu telah pasrah dan dengan diam menerima setiap cacian yang dilontarkan tetua-tetua itu.
“Kenapa kau diam saja, hah?!“
“...Apa kau ini tidak punya mulut?!” Sambung tetua itu
Sunyi dan hampa. Itulah yang mengisi atmosfer pada situasi tidak mengenakkan ini dalam sekejap mata. Situasi bodoh ini selayaknya para tetua sedang mencoba melakukan konfrontasi kepada anak kecil yang baru berusia belia.
Karena hal itu.. Perasaan sesak mulai memenuhi paru-paru dan mulut para tetua, seakan setiap yang mereka katakan tidaklah berguna terhadap pemuda yang sedari awal hanya diam seribu bahasa; mendengarkan setiap omong kosong yang mereka katakan.
Kelimanya menggetarkan gigi dengan hebat, seolah tidak percaya atas apa yang telah mereka lihat; ‘Bagaimana seorang pemuda hanya diam saja mendengarkan perkataan kami?’ Pikir mereka dalam hati.
Seketika senyum tipis membasuh wajah pemuda yang terduduk tidak berdaya, seraya berbisik halus:
“Pfft..Brengsek” Pemuda itu mengejek dengan santainya, seolah-olah dia sedang mengunyah ironi dan kebodohan dari para tetua itu.
“Apa...??”
Telinga para tetua seakan tertusuk oleh pisau yang sangat tajam, membuat ego jahat seketika memenuhi diri mereka, hasrat yang tidak pernah mereka rasakan sebelumnya tiba-tiba menghantui diri mereka dengan gila nya.
Rasa "terhina" akibat dihiraukan dan direndahkan oleh seorang bocah menggores harga diri mereka yang tinggi.
Lantas, salah-satu dari kelima tetua itu mengerutkan dahinya dan mengeluarkan senyum tipis yang dilapisi aura tidak mengenakkan, aura itu terasa sangat pekat sehingga membuat orang yang menghirupnya merasa mual dan ingin terus muntah.
“Oh...Jadi ini yang kau inginkan, bocah??”
“Hinaan itu tidak akan kutoleransi lebih jauh..”
“Akan kubuat lidah bodohmu tergeletak di tanah yang dingin ini..”
Tetua lain seketika menjauhi tetua itu, seakan tahu apa yang akan dia lakukan terhadap bocah malang yang terduduk lemas; sebagian merasa direndahkan oleh pemuda itu, sebagian lain merasa marah atas tindakan kurang ajar dari pemuda itu.
“APA KAU MASIH BERANI UNTUK MENATAP KAMI DENGAN TATAPAN KOTORMU ITU?!”
“DASAR PECUNDANG..!!”
Tetua itu secara tiba-tiba mengambil pedang giok di pundaknya, menancapkannya di tanah seakan memprovokasi pemuda yang hanya berumur 16 tahun itu, seraya berkata:
“Sadarilah posisimu, dan cepatlah menunduk terhadap Tetua Klan Yang Agung ini!!!” Teriaknya
Pedang giok itu ditarik lagi dari tanah, yang mana menyebabkan daratan berguncang hebat akibat pancaran energi ki yang dilepaskan tetua itu melalui pedangnya.
“Inilah pedang dan jati diri seseorang dari Klan Hui..-” Ungkapnya, sembari mengeluarkan energi hijau gelap yang memancar ke luar tubuh dan menerangi langit malam untuk sesaat.
“Akan kutunjukkan bagaimana seni pedang Klan Hui yang sangat kami banggakan ini padamu, untuk itu.. Matilah dengan mengenaskan, Hui Feng”
“Rasakanlah seni pedang yang tidak dapat kau kuasai meski kau sudah berusaha satu abad sekalipun..”
Tetua itu menyiapkan kuda-kudanya, pedang giok yang tadinya berwarna hijau, kini menjadi pedang dengan energi merah gelap; siap untuk menyerang bocah malang yang hanya diam dan duduk termenung.
Di selang waktu yang mencekam itu, pemuda malang yang sedari awal hanya diam dan berbisik saja, tiba-tiba berdiri dan menggerakkan bibir kecilnya, lalu tersenyum tipis seraya menertawakan situasi dramatis ini.
“Tetua brengsek seperti kalianlah yang seharusnya mati dan membusuk di dalam neraka-..”
“Jika kau ingin membunuhku, maka bunuhlah!! Aku bersumpah akan membalas dendam atas penghinaan yang kau berikan kepadaku dan keluargaku!!”
“Kau akan menyesal bila tidak membunuhku sekarang, karena aku, Hui Feng, dengan ini menyatakan akan menghancurkan semua yang menghalangi jalanku!!”
"?!"
Ungkapan dari pemuda bernama Hui Feng itu menggetarkan tubuh para tetua dengan dahsyatnya, seakan mereka sedang mendengarkan pidato dari Ketua Klan yang sangat mengintimidasi.
Deraian keringat tidak pernah berbohong, keempat dari mereka takut akan deklarasi yang baru saja diungkapkan oleh seorang bocah berumur 16 tahun, walau deklarasi tanpa dasar seperti itu bukanlah sesuatu yang ditakuti oleh veteran Klan seperti para tetua, tetapi mereka justru merasa terancam atas deklarasi gila dari pemuda itu.
Seakan-akan perkataan dari pemuda itu bukan hanya omong kosong belaka, tetapi juga didasari sebuah tekad yang kuat.
‘Apa aku harus menghentikan ini?’ Keempat tetua lain berpikir dengan ragam pemikiran yang sama, mengindikasikan bahwa mereka terganggu akan pernyataan yang diucap dari mulut pemuda itu.
Tetapi tetua yang mencoba menghunuskan pedangnya kepada Hui Feng justru tertawa lebar selebar-lebarnya, ia seakan tergelitik oleh lelucon konyol yang belum pernah ada sebelumya, menganggap kalau semua yang dikatakan Hui Feng hanyalah omong kosong belaka.
“Bruahahahahaha!! Dasar bocah, kau mencoba menakuti kami dengan pernyataan pubermu itu?!”
“Jangan main-main kau?!!”
“Aku, Hui Lien, sebagai tetua pertama tidak takut pada omong kosong mu itu!!”
“Di dunia ini tidak ada satupun yang menerimamu, bocah!! Sadari hal itu!”
Seketika, deraian keringat yang membasuh para tetua tiba-tiba berhenti mengalir, selayaknya hyena yang mendapat pertolongan dari singa; keempat tetua lain lantas mengeluarkan senyum jahat dari masing-masing wajah mereka, senyuman seakan mereka telah mendapat penyelesaian atas masalah yang mereka hadapi.
“Kau sempat menggoyahkan kami, bocah, tapi apa kau tahu..?”
“Tepat di belakangmu adalah sebuah jurang”
“Tujuan KAMI akan mudah tercapai dengan itu..”
“Hey, bocah..Kau tahu, kan, jika ada pepatah mengatakan, ‘Rahasia adalah nyawa?’ hmm?”
Masing-masing dari mereka silih berganti melempar pertanyaan dan cacian, ungkapan demi ungkapan mengandung tujuan yang sama yaitu mengenai rahasia para tetua yang dipegang oleh Hui Feng.
“?!”
Akal bulus mereka menyeruak keluar, tanpa diberitahu sekalipun, tindakan yang akan mereka lakukan sudah dapat ditebak, bahkan oleh anak di bawah umur sekalipun; nafsu membunuh yang panas, keluar secara serentak dari masing-masing tetua.
“Matilah, dan membusuklah di neraka..” Ungkap mereka.
Pedang giok yang tadi mengarah pada Hui Feng, tiba-tiba telah menghilang dari dalam pandangan Hui Feng, tak hanya pedang gioknya saja, tetua yang memegang pedang itupun menghilang dengan sekejap mata.
“WHOOOSHH!!”
Deruan angin berdengung kencang, dari arah selatan, tetua dengan pedang giok, Hui Lien, menghunuskan pedangnya tepat pada perut Hui Feng secara kejam, ‘Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky’ salah-satu teknik dari seni rahasia Klan Hui yang dapat membuat ledakan energi ki melalui ujung pedangnya. Teknik itu dilontarkan pada Hui Feng dengan kecepatan penuh.
Ekspresi kesakitan memenuhi wajah Hui Feng, raut wajah yang kaku berubah menjadi kesengsaraan sesaat setelah teknik itu dilontarkan.
“PHUUAAKKS..!!” Hui Feng seketika memuntahkan darah dalam jumlah yang banyak.
Pada waktu yang bersamaan juga, ledakan ki dari dalam perut Hui Feng menyala keluar dan membuat daratan yang tadinya gelap gulita sekarang menjadi terang.
“ARGGGGGHHH..!! SIAL..!!” Hui Feng teriak kesakitan
Melihat pemandangan mengerikan itu, para tetua sekali lagi tertawa dengan kejamnya, mereka melihat Hui Feng dengan tatapan merendahkan seolah-olah keberadaan Hui Feng tidak lebih dari seorang pengganggu dan hama.
“Aku mengontrol kekuatanku, jadi kau tidak akan langsung mati..”
“Jika kau tidak ingin mati dengan sengsara, maka jawablah pertanyaanku..”
“Seorang tetua sepertiku tidak mungkin membunuh orang hanya karena dia seorang pecundang, benar, bukan?”
Senyum tipis memenuhi wajah Hui Lien, pernyataannya sangatlah masuk akal, mengingat seorang tetua pastilah dapat berpikir dengan rasional dan tidak akan melakukan tindakan yang sia-sia hanya karena ada satu atau dua orang yang lemah di pihak mereka. Mereka bukanlah orang yang ceroboh.
Hui Lien menunjuk dahi Hui Feng, seraya mengatakan, “Jawabannya ada di dalam sini..”.
Pernyataan ambigu seperti itu tentu tidak dapat dipahami maksud dan tujuannya, namun Hui Feng menyadari maksud dari Hui Lien yang seketika membuatnya paham kenapa Hui Lien mengejarnya.
“Jadi kau menyadarinya, ya..”
“Pantas kalian mengejarku..Hahaha..Breng-..Brengsek”
“Fakta bahwa aku orang satu-satunya yang mengetahui rahasia kelam-mu itu..” Ungkapnya sambil terbata-bata
Hui Feng juga menyadari bahwa dia tidak akan bisa mengalahkan Hui Lien dikarenakan tingkatan spiritual dari Hui Lien yang hampir mencapai surgawi, sedangkan ia hanya tingkatan awam.
Serangan yang dihunuskan oleh Hui Lien sengaja tidak langsung mengenai jantung Hui Feng, karena Hui Lien ingin membuat keputusasaan yang mendalam terhadap lawannya itu, seakan berkata, “Ini batasanmu”.
Di tengah-tengah keputusasaan ini, Hui Feng lantas tersenyum tipis di antara genangan darah segar yang terus menyeruak keluar dari dalam perut Hui Feng.
Kakinya tertatih-tatih mencoba untuk berdiri sekali lagi, badannya bergetar hebat karena memaksa untuk berdiri, dan tubuhnya yang sempoyongan akhirnya berdiri dengan sepenuhnya di hadapan para tetua. Mulutnya yang tidak dapat bergerak karena menahan sakit, terpaksa mengeluarkan energi terakhirnya.
Jari telunjuknya mengarah pada Hui Lien, mulutnya terisi udara dan dalam sekali tarikan nafas, ia berkata:
“AKU AKAN MEMBUNUHMU DAN MENCABIK-CABIKMU, CAMKAN ITU!!”
“Ya.”
Setelah mengatakan itu, pedang giok dari Hui Lien sekali lagi menusuk perut Hui Feng, bersamaan dengan jawaban dingin dari Hui Lien, Hui Feng lantas jatuh dalam kegelapan jurang.
Wajahnya kembali kaku dan pucat, kakinya tidak dapat ia rasakan lagi, begitupun dengan tangan dan seluruh anggota tubuhnya yang lain; dalam dinginnya jurang, ia berkata dalam hati, “Seandainya aku sedikit lebih kuat..”
“Seandainya aku dapat menyingkap apa yang tetua brengsek itu lakukan..-”
“Ibu mungkin tidak akan semenderita ini..Sialan..-!”
“Seandainya..SEANDAINYA..SEANDAINYA AKU SEDIKIT LEBIH KUAT..!!”
“Aku sungguh tidak berguna..Sialan!!”
Deraian air mata jatuh mengguyur baju Hui Feng yang penuh akan hangatnya darah, beberapa detik lagi ia akan jatuh ke dasar jurang dan meremukkan tubuhnya secara total, tidak ada yang dapat menyelamatkan nyawanya kali ini.
“...”
Di tengah-tengah hitungan mundur itu, Hui Feng berkata untuk terakhir kalinya di dalam hidupnya yang sangat tragis dan mengenaskan.
“Maafkan aku, Ibu, aku tidak dapat menjagamu..”
“Maafkan aku yang tidak bisa ada di sampingmu..”
Rasa penyesalan itu memenuhi diri Hui Feng yang sudah berada diambang kematiannya, di saat-saat terakhir, Hui Feng pun tersenyum masam karena hidupnya tidak meninggalkan kesan baik apapun dari awal.
“DUSSH!”
Suara besar mengerang dari dalam jurang, tubuh yang tertatih-tatih telah sepenuhnya hancur, kesadaran yang hanya tersisa sedikit telah sirna sepenuhnya, mengikuti hembusan angin dalam cakrawala malam yang sejuk.
Hui Feng telah mati di dalam jurang yang dalam.
[!!]
Seketika kematian datang menghampiri, tubuhnya yang dalam kondisi mengenaskan menghilang dari kedalaman jurang, beriringan dengan suatu pesan misterius yang membutakan mata..
[Syarat terpenuhi-!]
[Quest aktif]
[Selamat! Anda telah menjadi "Player Terpilih"-!!]
[Selamat datang-! Player, Hui Feng-!]
[Memindahkan tubuh Player]
[...]
[Perpindahan selesai-!]
[Merekonstruksi ulang tubuh Player]
[...]
[Rekonstruksi berhasil, tubuh Player akan beradaptasi terhadap perubahan dan mekanisme dari System]
[System akan memperbaiki kerusakan tulang, kehilangan darah, dan kesadaran...]
[Dalam 5..]
[4..]
[3..]
[2..]
[1..]
[...]
[Perbaikan berhasil, tubuh Player akan menjadi lebih baik dari sebelumnya]
[Trait khusus telah terbuka: Twisted Evil]
[Skill khusus telah terbuka: The One Who Devours]
[Kebangkitan Player, Hui Feng, selesai]
[Name: Hui Feng
Level: 1
Title: -
Job: -
Trait: Twisted Evil
Skill khusus: The One Who Devours]
“?!”
Hui Feng mengangkat kepalanya dari rerumputan dan duduk diam untuk mencerna situasi yang terjadi, sembari berpikir, ‘Aku ada di mana?’.
Situasi abstrak ini menimbulkan gelombang pertanyaan besar pada benak Hui Feng, seakan-akan ia telah terbawa ke alam yang tidak ia tidak ketahui sebelumnya; rerumputan bergoyang riang, angkasa menghembuskan udaranya dengan deruan yang kencang, dan sungai yang mengalir deras.
Jika dapat dianalogikan, Hui Feng seperti terdampar pada sebuah utopia atau surga yang sangat damai.
Hui Feng lalu melihat sekeliling, seketika menyadari bahwa ‘kondisi tubuhnya hancur berkeping-keping akibat terjatuh dan tertusuk pedang giok yang dialiri energi ki yang dahsyat’.
Seharusnya seperti itu, namun sedikitpun bekas luka tidak tertampak pada tubuh ramping Hui Feng, seakan-akan bekas luka itu tidak pernah ada sebelumnya.
Hui Feng membelalakkan matanya, seolah tidak percaya dengan kondisi tubuhnya yang secara misterius membaik seperti sedia kala, wajah muramnya itu tiba-tiba mengkaku dikarenakan hal yang tidak diketahui.
Hui Feng menggerakkan kakinya, seakan tidak percaya jika kakinya masih dalam kondisi yang baik tanpa bekas luka sedikitpun, fenomena yang asing ini membuat roda gigi pada otak Hui Feng sekilas berhenti.
“Sebenarnya apa yang terjadi?!” Hui Feng berteriak histeris, masih tidak mempercayai situasi yang dia alami saat ini.
Rasanya sangat nyata apabila dianggap sebagai mimpi, maka dari itu Hui Feng sama sekali tidak dapat mencerna fenomena ini dengan baik pada roda gigi otaknya.
Hui Feng semula terduduk diam, lantas berdiri untuk memastikan daratan luas yang ia pijaki saat ini, ‘apakah ini sebuah surga? ataukah sebuah mimpi?’.
Seketika pemikiran itu terlintas pada benak Hui Feng, sebuah pesan misterius muncul kembali dengan pemberitahuan yang asing pada telinga Hui Feng.
“?!”
[Apakah Anda ingin memulai Quest?]
[Y/N]
Hui Feng seketika panik tidak main, seakan-akan ia diberi kejutan pada kedua bola matanya, beriringan dengan itu, deraian keringat muncul pada dahi Hui Feng.
“A-Apa apaan ini?!” Teriaknya dengan histeris
Tentu, Hui Feng wajar memberi reaksi histeris seperti itu, karena apa yang dia lihat saat ini adalah sesuatu yang sangat asing, ditambah lagi suara ‘meletus’ ketika pesan itu muncul benar-benar mengagetkan Hui Feng.
Giginya bergetar, mulutnya mengkaku, Hui Feng benar-benar tidak memahami situasi dan atmosfer di sekitarnya; Hui Feng seperti anak kecil yang tersesat di dalam hutan rimba seorang diri.
“Huuuft...”
Hui Feng memenuhi paru-parunya dengan oksigen yang segar, mencoba untuk menenangkan dirinya agar dapat berpikir secara rasional sekali lagi, dirinya yang berusia 16 tahun itupun kembali mengepalkan tangannya dan memasuki benaknya sekali lagi.
“Coba dipikirkan, ini pasti bukan suatu MIMPI yang muncul ketika kau berada dalam ambang kematian..”
“Apakah ini salah-satu efek dari seni rahasia itu?”
“Ah..Itu tidak mungkin”
Pada selang waktu yang cukup lama, Hui Feng mencoba mencerna situasi ini dengan akal dan pikiran seadanya, tetapi ia tetap tidak dapat mengkomprehensif dengan baik.
Helahan nafas memenuhi tenggorokan Hui Feng, dia berpikir jika dia terlalu hati-hati dan itu dapat menghambatnya secara penuh.
Hui Feng lantas mengubah pola pikirnya sedemikian rupa, seakan sedang memutar setir ke arah berlawanan untuk mencoba mencari jalan keluar.
“?!”
Matanya kembali tertuju pada pesan yang mengambang di hadapannya itu, sekilas pesan tersebut seperti akan membantu Hui Feng dalam mencapai tujuannya.
Hui Feng lalu tersenyum tipis, dia menarik kesimpulan bahwa dia telah ‘hidup kembali’ dan mendapat kesempatan untuk membalas dendam atas apa yang diperbuat para tetua atas dirinya.
«Aku menerima Quest» Hui Feng menjawab menggunakan instingnya, dia seolah-olah tahu apa yang sedang dikatakan oleh System untuk membantunya dan dia menerima bantuan itu secara lapang dada.
[Dikarenakan Anda telah menerima Quest, Anda akan mendapat skill ‹Advanced Intelligence› sebagai hadiah-!]
[Trait khusus: Twisted Evil, menambah intelligence Anda-!]
[Skill ‹Advanced Intelligence› berevolusi menjadi ‹Super Intelligence› karena pengaruh Trait Anda-!]
[Evolusi gagal]
[Dikarenakan level Anda terlalu rendah, System akan menyesuaikan kembali skill yang berevolusi]
[Skill ‹Super Intelligence› kembali menjadi ‹Advanced Intelligence›]
“WHUUUSH..!!”
Secara misterius angin biru memasuki kepala dari Hui Feng. Kepalanya tiba-tiba tersungkur ke tanah, ‘seperti ditembak jatuh anak panah’ adalah perandaian yang cocok atas apa yang dirasakan Hui Feng saat ini.
Beragam informasi memaksa masuk ke dalam benak Hui Feng, dalam beberapa detik, seluruh informasi itu akan terserap sepenuhnya pada otak Hui Feng, namun tentu rasa mual dari informasi berlebih yang masuk tidak dapat hilang dengan mudah.
“Ah..Apa itu tadi?” Ucapnya dengan wajah yang sedikit pucat
Perasaan heran memenuhi Hui Feng, derai keringat Hui Feng tidak lagi dapat dibendung, rasa cemas seketika masuk ke dalam diri Hui Feng.
Di detik selanjutnya, Hui Feng secara misterius tersenyum menghadap pesan yang tidak kunjung hilang. Di tengah-tengah senyuman itu, dirinya kembali berdiri setelah tadi merasa mual yang tidak tertahankan.
[Quest dimulai!]
Seketika quest dimulai, sebuah barrier muncul dari udara, dalam sesaat menutupi seisi daratan yang penuh rumput itu.
Di antara kesunyian dan deruan angin, tiba-tiba saja muncul pesan pemberitahuan lainnya yang seketika mengejutkan Hui Feng.
[Quest Khusus
Kalahkan bayangan dari ‘Hui Lien’ dan rebut skill miliknya-!
Batas waktu: -
Hadiah: Skill ‘Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky’, ‘Random Skill Box’ dan ‘Peningkatan Level’]
Membaca pesan yang disampaikan oleh System, Hui Feng melepaskan amarahnya dan merasa seperti dipermaikan oleh makhluk yang tidak dapat ia lihat.
Baginya, melawan kembali Hui Lien adalah mimpi buruk terakhir yang harus ia taklukan setelah mendapat kembali segala yang telah dirampas darinya, tetapi tidak berarti dia mau bertarung dengannya untuk lantas dibunuh sekali lagi.
“Apakah ini sebuah permainan, huh?!..”
“Sialan..?!”
Di tengah-tengah amarah Hui Feng yang membludak, sosok imajinatif dari Hui Lien muncul dengan pedang giok di tangan kanannya, menyebabkan Hui Feng mengerutkan dahinya dengan sinis.
“Ah, baiklah..”
“Kau memaksaku untuk menghadapi si sialan ini lagi, ya?!”
Hui Feng menggunakan energi ki-nya untuk membentuk aura, namun seketika aura itu terbentuk, pedang giok dari Hui Lien telah berada 5 cm dari matanya.
“?!” Hui Feng reflek menghindar, insting itu membantu Hui Feng menghindar, tetapi sebuah keberuntungan tidak akan datang untuk kedua kalinya.
Pedang giok yang tadinya terhempas jauh karena dihindari Hui Feng, lantas kembali ke kepalan tangan dari Hui Lien, ternyata Hui Lien hanya bermain-main dengan Hui Feng; ia sekali lagi mencoba untuk memberikan keputusasaan melalui batasan kekuatan antara dirinya dan Hui Feng.
“Cih, meski bayangan sekalipun..-”
“Dia tetap saja angkuh”
Meskipun ia adalah sebuah bayangan yang dibuat oleh System, tetapi nampaknya beberapa sifat bawaan tidak dihilangkan oleh System, karena hal itulah, Hui Feng kembali merasakan de javu.
Perasaan de javu itu menuntun Hui Feng pada kengerian yang dia rasakan sebelumnya.
“?!”
Perasaan merinding tiba-tiba saja memenuhi diri Hui Feng, dia yang hanya dapat melakukan pembentukan ki menjadi aura, merasa tidak bisa mengalahkan Hui Lien yang sedang memegang pedang giok-nya untuk kedua kalinya.
Keringat mengucur deras dari kepala Hui Feng, mengira bahwa hidupnya sekali lagi berada di ujung tanduk menjadi penyebab utama kengerian yang dirasakan oleh Hui Feng
“Aku..Akan mati?!”
Hui Lien seketika mengeluarkan kuda-kudanya, aura pedang giok yang keluar kembali berwarna merah pekat, bau nya JAUH lebih menyengat dibandingkan melawan versi asli dari Hui Lien.
Raut wajah kesal bercampur rasa terintimidasi memenuhi Hui Feng dalam sekejap mata, tubuhnya menjadi kaku karena energi ki yang dia rasakan terlalu pekat.
Saking pekatnya energi itu, bahkan partikel udara sulit untuk masuk karena terhalang aura merah yang pekat.
Dada Hui Feng sesak, kakinya tidak bisa bergerak dengan leluasa, pikirannya hanya dipenuhi oleh rasa intimidasi yang sangat besar dari Hui Lien.
Ujung pedang giok itu seakan menyeruakkan senyum yang gila; aroma haus akan darah lantas tersebar di udara, dalam hitungan detik, tidak, sepersekian detik lagi, Hui Lien akan menyerang dengan teknik yang sama seperti saat Hui Feng mati terbunuh.
“?!”
Di arah timur, pedang giok dari Hui Lien muncul secara tiba-tiba, Hui Feng tanpa persiapan apa-apa bahkan tidak bisa bernafas untuk mempertahankan tempat ia berpijak.
“SRUUTT..!!”
Pedang yang lebih tajam daripada tombak menusuk perut Hui Feng untuk ketiga kalinya, sontak membuatnya memuntahkan darah dengan jumlah yang tidak sedikit.
Dalam kondisi seperti ini, Hui Feng sudah sewajarnya mati di tangan Hui Lien, tetapi, Hui Feng justru tersenyum sumringah; senyumnya itu selayaknya iblis yang memerangkap orang yang bersumpah setia padanya.
Senyum sesosok iblis mengerikan yang bahkan membuat bayangan imajinatif sampai ketakutan.
“Terimakasih telah mendekat, bajingan..!!”
[Trait khusus: Twisted Evil
Efek: Kebal terhadap racun, serangan psikis, pelumpuhan dan pembatuan
Efek: Kebal segala serangan fisik dan mental selama 1 menit ketika dalam keadaan terluka
Efek: Meningkatkan regenerasi tubuh menjadi 50%, meningkatkan kecepatan tubuh menjadi 20%, meningkatkan kekuatan fisik menjadi 70%, meningkatkan toleransi rasa sakit menjadi 100% ketika dalam keadaan sekarat]
[Efek akan habis dalam 1 menit-!]
Lubang yang dibuat Hui Lien lama kelamaan mulai menutup, pedang giok yang masih tertancap pada perut Hui Feng pun ditarik paksa oleh Hui Feng, seketika menghempaskan pedang itu bersamaan dengan Hui Lien.
Trait yang dimiliki oleh Hui Feng memungkinkannya untuk bergerak jauh lebih cepat daripada biasanya, karena itu, Hui Feng berlari dengan sangat kencang mengejar Hui Lien yang masih terhempas di udara.
Namun, Hui Lien tetaplah seorang tetua yang ahli dalam pertempuran jangka panjang, dia yang terhempas jauh, dalam sesaat menghentikan laju hempasan dan kembali mengejar Hui Feng.
Pedang gioknya sekali lagi memecah udara, menyebabkan ledakan udara yang amat dahsyat di sekitaran mereka, tetapi ledakan udara itu tidak menghentikan laju dari Hui Feng sedikitpun.
Keduanya sama-sama mendekati satu sama lain, bentrokan akan segera terjadi tidak lama lagi. Dimana bentrokan ini tentu akan membuat ledakan yang cukup dahsyat.
“SYUNGGG..!!”
Pedang giok Hui Lien yang mana telah dilapisi ki nya berbentrok dengan lengan kanan dari Hui Feng, seketika menyebabkan udara menjadi panas akibat bentrokan tersebut; tidak hanya panas tetapi juga memecah oksigen sehingga orang biasa akan kesulitan untuk bernafas.
“?!”
Hui Lien seketika melepas ledakan energi ki melalui telapak tangannya ke arah Hui Feng seraya tersenyum tipis di antara wajah Hui Feng yang kaku.
“?!”
Ledakan yang sangat besar yang bersumber dari lengan kiri Hui Lien mengarah pada Hui Feng dengan kencang, sekilas menyebabkan rerumputan di dalam barrier terbakar sangat hebat.
Ledakan yang sangat dahsyat itu tidak mungkin dapat dihindari dengan mudah bahkan oleh Hui Feng yang masih dalam pengaruh trait miliknya, akan tetapi Hui Feng dengan beruntungnya berhasil menghindari serangan itu, dan lantas berlari ke belakang Hui Lien yang masih dalam keadaan lengah.
“?!!” Hui Lien terkejut
Tentu, Hui Lien terkejut, dikarenakan serangan yang telak itu sangat tidak mungkin untuk dihindari oleh orang biasa seperti Hui Feng, meski dirinya adalah sebuah program yang tidak nyata dari System, namun tentu, teror tetaplah teror.
Dalam sesaat, Hui Feng tiba di belakang Hui Lien. Tanpa persiapan apa-apa dan tanpa sempat untuk menghindar, hantaman tinju keras dari Hui Feng mengenai bahu Hui Lien yang seketika menghempaskan Hui Lien ke arah selatan.
“BUUUSHHH..!!”
“RASAKAN ITU, BRENGSEK..!” Ucap Hui Feng dengan terengah-engah
Serangan yang dilancarkan Hui Feng barusan bukanlah sebuah serangan fisik biasa, melainkan serangan fisik seseorang yang mendapat ‘buff’, maka sangat memungkinkan apabila Hui Lien mengalami luka berat saat terkena serangan itu. Terlebih lagi, Hui Lien yang dimunculkan System adalah versi yang jauh lebih lemah daripada versi asli dari dirinya.
“PHUUAAAKKKS..!!” Hui Lien memuntahkan darah
Asap seketika mengerubuni tubuh Hui Lien yang terkapar di rerumputan, pedang gioknya mengeluarkan suara decitan seperti sedang menahan tanah agar dirinya tidak terhempas lebih jauh.
Hui Lien kemungkinan telah berada pada batas kekuatannya, dirinya yang berada dalam siluet asap terlihat sangat menyedihkan dan tidak lagi dalam kondisi yang pas untuk bertarung.
Lalu..
Sesaat setelah asap yang mengerubuni Hui Lien menghilang, sejumlah darah merah seketika mengguyur tempat Hui Lien berada; ia terduduk lemas dengan pedang giok yang menancap pada tanah, seolah pedang tersebut digunakan untuk membuatnya dapat bertahan lebih jauh.
Tangannya gemetar, matanya memerah seperti akan pingsan, dan mulutnya penuh akan darah segar yang masih hangat.
Pemandangan itu disaksikan Hui Feng dari jauh, bukan sebuah kemustahilan bagi seorang Tetua Klan Hui untuk bertahan sejauh itu, bagaimanapun, Hui Feng masih jauh dari kata ‘cukup’ untuk menaklukkan orang seperti Hui Lien, bahkan jika itu kopian yang memiliki kekuatan jauh di bawah versi orisinal darinya.
Perjalanannya tentu masih panjang
“Sial..”
“Dia belum mati rupanya..” Ucap Hui Feng dengan lemasnya.
[Efek ‘Twisted Evil’ telah habis-!]
[Player akan kembali merasakan sakit]
Hui Feng tersungkur ke tanah, rasa letih menghampiri tubuhnya; lengan dan kakinya seketika melemas.
Pada detik ini, kedua orang tersebut telah tumbang dari medan pertempuran.
Tetapi..
“?!”
“URGGGHHH..AAA!!”
Tubuh Hui Feng yang tersungkur memaksa untuk kembali berdiri dari tanah, lalu dengan erangan yang cukup keras, Hui Feng berhasil kembali berdiri dari tanah, menjadi satu-satunya yang berdiri setelah duel mereka.
“Aku..Berhasil”
Hui Feng berjalan tertatih-tatih, menghampiri Hui Lien yang terbaring lemas bersama dengan pedang gioknya, wajahnya pucat seperti orang yang akan mati dalam hitungan menit.
Hui Feng menyaksikan pemandangan itu lantas berkata dalam hatinya, ‘Ini terlalu nyata untuk disebut sebagai bayangan’. Apa yang dikatakan Hui Feng itu benar adanya.
Mulai dari pengekspresian, pergerakan hingga darah, semuanya terkesan sangat natural sehingga orang lain akan jadi gila apabila mendapati semua genangan darah ini hanyalah bagian dari program misterius.
“Kita akan bertemu lagi suatu saat nanti, dipertemuan itu..-”
“Aku akan memastikan untuk membunuhmu secara nyata”
Hui Feng tersenyum tipis, meninggalkan Hui Lien yang akan mati tidak lama lagi karena kehabisan darah; pedang giok berwarna hijau itu tenggelam dalam warna merah yang membutakan.
Tak lama berselang, pesan misterius kembali memunculkan dirinya..
[!!]
[Selamat, Player-! Anda telah menyelesaikan Quest-!]
[Memberikan hadiah..]
[...]
[Selamat-! Anda mendapatkan Skill (SS Rank Class) ‘Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky’]
[Rank dari skill sedang disesuaikan..]
[...]
[Skill (D Rank Class) «Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky didapatkan»-!]
[Memberikan Random Skill Box]
[...]
[Anda mendapatkan Skill (F ~ ??? Rank Class) ‘Great Sage's Heavenly Eyes’]
[Rank dari skill sedang disesuaikan..]
[...]
[Skill (F Rank Class) «Great Sage's Heavenly Eyes didapatkan»-!]
[Level Anda meningkat-!]
[Level Anda meningkat-!]
[Level Anda meningkat-!]
[Menyesuaikan kekuatan tubuh dengan level yang didapatkan]
[3..]
[2..]
[1..]
[...]
[Berhasil-! Tubuh Anda, meliputi kekuatan fisik dan energi spiritual akan meningkat-!]
[Kelelahan tubuh Anda dinetralisir]
“Syuutt!!”
Tubuhnha kembali pulih, kantung mata dan kondisi psikologis yang mengusutkan pikirannya seketika ternetralisir; Hui Feng seperti tidak mengalami apapun-!
Barrier lantas menghilang, memberikan Hui Feng kesempatan untuk tertawa dan sekali lagi menyatakan deklarasi atas keinginannya.
“Aku akan menghancurkan siapapun yang menghalangi jalanku!!”
“Bahkan jika itu seorang Dewa sekalipun-!”
Tawa keras sekali lagi menyelimuti Hui Feng, dirinya merasa berada di atas langit untuk sesaat, tetapi roda gigi pada benaknya mulai bekerja seolah ingin mengusir rasa angkuh pada diri Hui Feng.
Dirinya dalam sesaat menghapus raut wajah angkuh yang dipenuhi tawa kecil, merubahnya menjadi raut wajah penuh kebingungan di tengah-tengah pada rumput yang hijau itu.
Alisnya menajam seakan-akan sedang berpikir dengan serius, tampak dari wajah Hui Feng yang sangat berbeda dibandingkan sebelumnya yang cenderung santai dan kaku.
“Hmm..”
[Name: Hui Feng
Level: 4
Title: -
Job: -
Trait: Twisted Evil
Skill khusus: The One Who Devours
Skill: (D Rank Class) Hui's Clan Secret Art: Boundary Sky
(F Rank Class) Great Sage's Heavenly Eyes]
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!