Waktu pulang sekolah tiba, Ciara pun semakin was-was saat harus berjalan ke luar kelasnya. Ia cemas dan terus berpikir apa kiranya yang akan dilakukan Davin padanya nanti, disaat seperti ini ia memang membutuhkan Galen sang kakak untuk membantunya, tapi Ciara juga tak berani mengatakan itu pada Galen karena khawatir Davin akan nekat dan menyebarkan videonya.
Cleo serta Anin datang menghampiri Ciara, mereka menepuk pundak gadis itu dari belakang dan sontak membuat Ciara terkejut. Cleo memang masih belum percaya dengan ucapan Ciara di kantin tadi, ia yakin ada sesuatu yang tengah dipikirkan Ciara sehingga gadis itu tampak murung bahkan saat di kelas.
"Ciara, lu tuh sebenarnya kenapa sih? Ayolah cerita sama kita, jangan bikin kita berdua penasaran dong Ciara!" pinta Cleo.
"Ah kalian ini selalu ngagetin gue, lagian kenapa dah kalian gak percayaan banget sama gue? Kan gue udah bilang, gue gapapa kali. Ini sekarang kalian ngapain ngikutin gue?" ujar Ciara.
"Ya kita mau tau aja masalah lu apa, siapa tahu dengan kita ngikutin lu kita bisa tau apa yang lagi lu pikirin sekarang," ucap Cleo.
"Iya Ciara, kita ini sohib lu jadi kita gak mau lu kenapa-napa. Kalau lu sedih, kita juga ikut sedih tau. Makanya sekarang cerita dong ke kita Ciara yang cantik!" sahut Anin.
"Ahaha, thanks banget ya kalian udah mau perduli sama gue. Ya tapi gini loh, gue tuh gapapa. Jadi, apa coba yang mau gue ceritain ke kalian?" ucap Ciara.
"Masih aja ya lu bohong sama kita, mau sampai kapan coba lu kayak gini? Padahal kita udah paksa lu buat cerita, tapi tetep gak mau," heran Anin.
"Gue emang gak kenapa-napa guys, kalian tenang aja ya jangan pada khawatir begitu! Gue pasti bakal cerita, kalau gue emang ada masalah. Yaudah ya, gue udah dijemput tuh sama om gue," ucap Ciara.
"Hah??" kaget Cleo dan Anin.
Kedua gadis itu sontak menoleh ke arah yang ditunjuk Ciara, mereka syok melihat seorang lelaki tampan berdiri disana. Ini memang kali kedua mereka melihat Davin, dan lagi-lagi mereka terpesona oleh ketampanan pria itu. Memang untuk seukuran pria berkepala tiga bahkan mau empat, Davin masih terbilang cukup tampan.
"Wah om lu itu emang ganteng banget ya ci? Dilihat dari sini aja udah terpancar tuh auranya, apalagi kalau kita deketin coba," ujar Anin.
"Iya ci, boleh gak kita kenalan sama om lu gitu? Ya siapa tahu salah satu dari kita bisa jadi pendamping om lu, dia masih single kan?" sahut Cleo.
"Cleo, sejak kapan lu jadi ikut-ikutan kayak gini? Lo gak boleh ya godain om gue, kalau Anin sih gapapa dia mah emang udah gak punya malu," ujar Ciara.
Cleo dan juga Ciara pun kompak tertawa, sedangkan Anin hanya mencebikkan bibirnya merasa kesal karena kedua temannya yang terus saja meledek dirinya. Namun, Anin tetap tak berhenti menatap tubuh Davin di depan sana yang benar-benar sangat menggoda baginya.
"Ih gapapa, berarti tandanya Ciara izinin gue buat godain om nya. Ya kan Ciara?" ucap Anin.
"Yeh dasar kepedean lu Anin! Siapa juga yang kasih izin lu? Lagian nih ya, belum tentu om gue suka sama lu Anin. Selera dia itu pasti tinggi, buktinya dia sampai sekarang masih jomblo," ucap Ciara.
"Itu karena dia lagi nungguin gue ci, dia sadar kalau jodohnya itu gue. Jadi, dia tolak dah tuh cewek yang lain dan cuma mau terima gue," ucap Anin pede.
Ciara hanya menggeleng, lalu ia pun melangkah lebih dulu menghampiri pamannya disana. Sedangkan Anin serta Cleo menyusul dari belakang, mereka tentu tak mau ketinggalan untuk berhadapan langsung dengan Davin.
"Huft, semoga om Davin gak macam-macam di depan Cleo sama Anin!" batin Ciara.
•
•
"Om!" Ciara menyapa Davin, seketika pria itu menoleh dan tersenyum ke arahnya.
Davin yang belum melihat keberadaan Cleo ataupun Anin, reflek mengecup kening serta kedua pipi Ciara disana. Sontak Ciara terkejut, ia langsung menjauh dan memegangi pipinya yang baru dicium oleh sang paman. Sedangkan Cleo serta Anin juga ikut kaget melihatnya.
Saat Ciara hendak protes, Davin langsung menaruh telunjuknya di bibir gadis itu sehingga Ciara tidak bisa apa-apa. Cleo dan Anin kini sampai di dekat mereka, kedua gadis itu turut menyapa Davin sambil tersenyum menggoda. Namun, tentu Davin tidak akan tergoda dengan siapapun kecuali Ciara.
"Halo om! Kita teman-temannya Ciara loh om, salam kenal ya!" ucap Anin dengan genit.
"Iya om, aku Cleo dan ini Anin. Nama om sendiri siapa?" sahut Cleo.
Davin tersenyum dan beralih menatap dua gadis itu, "Ya ya ya, saya Davin pamannya Ciara. Salam kenal juga buat kalian berdua!" ucapnya.
"Eee kalian kenapa masih disini? Udah sana gih pulang aja!" tegur Ciara.
"Ish, lu kok ngusir kita sih Ciara? Kita masih mau ngobrol sama paman lu tau," ujar Anin.
"Om Davin gak suka kalo ada cewek-cewek yang genit sama dia, jadi mending kalian pulang aja sebelum om Davin ngomel!" ucap Ciara.
"Apa salahnya sih Ciara? Kita juga gak godain paman lu kok, kita cuma pengen ajak kenalan dan ngobrol-ngobrol aja gitu," ucap Anin membela diri.
"Iya gapapa, udah lah Ciara biarin aja teman-teman kamu disini dulu sama om!" ucap Davin menyela.
"Tapi om, aku kan mau pulang sekarang. Kalau mereka tetap disini, kapan kita bisa pulangnya om?" ucap Ciara.
Davin berpikir sejenak sembari mengetuk dagunya dengan jari telunjuk.
"Yaudah, kalo gitu maaf ya Cleo dan Anin? Saya gak bisa ngobrol banyak dulu sama kalian, saya harus antar Ciara pulang nih," ucap Davin.
"Ya deh om, tapi kapan-kapan kita ngobrol lagi ya?" ucap Anin.
"Pasti." Davin mengangguk disertai senyum tipisnya, membuat Cleo dan Anin terpesona.
Setelahnya, Davin pun membawa Ciara masuk ke mobilnya. Mereka bergegas pergi dari sana meninggalkan kedua gadis yang masih terdiam memandang mobil pria itu, sepertinya Cleo maupun Anin belum bisa terima dengan kepergian Davin dari hadapan mereka.
"Om, maafin tingkah teman-teman aku ya? Mereka emang suka begitu kalau lihat cowok ganteng sedikit," ucap Ciara pada pamannya.
"Gapapa Ciara, saya udah biasa kok digituin. Kamu sendiri juga pernah kan godain saya?" ujar Davin.
"Ih apaan? Kapan aku pernah godain om? Gausah ngarang deh," elak Ciara.
"Itu semalam, kamu de-sah sewaktu saya nen di kamu. Itu sama aja kamu godain saya Ciara," ucap Davin sambil tersenyum.
Ciara langsung memalingkan wajahnya, ia paling malas saat pamannya sudah membahas soal semalam. Jujur saja Ciara juga sangat jijik ketika mengingat kelakuannya semalam yang malah menikmati permainan Davin, padahal ia tidak ingin melakukan itu dengan pamannya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
anfi rucs
awas gak bisa balik lagi🙈🙈🙈🙈
2024-03-08
3
Wiek Soen
jauh sdh engkau melangkah 😁🤭🙈
2023-04-03
4