Bab 4. Ancaman

Jam istirahat telah tiba, Ciara pergi ke toilet sebentar karena ia sudah menahan rasa ingin buang air sedari tadi. Ciara memasuki toilet seorang diri, tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi dan membuat Ciara harus mengeceknya. Gadis itu terbelalak melihat Davin yang mengirim pesan ke nomornya, karena penasaran ia pun membacanya.

Om Davin

Ciara, nanti pulang sekolah om jemput lagi ya? Om mau bawa kamu ke apartemen om lagi.

Ciara terkejut bukan main, bisa-bisanya Davin kembali mengajaknya ke apartemen setelah kejadian semalam. Tentu saja Ciara menolak ajakan pamannya itu sebab ia tidak mau menjadi pemuas hasrat pamannya, ia pun segera membalas pesan Davin dengan wajah jengkel.

^^^Ciara^^^

^^^Maaf om, aku gak bisa. Aku ada urusan lain, jadi om gak perlu jemput aku.^^^

Setelahnya, gadis itu kini menaruh ponselnya dan menyelesaikan kegiatannya di toilet. Barulah sesudah selesai, ia keluar dan berdiri tepat di depan wastafel. Ia mencuci tangannya disana sembari menatap ke cermin, ada banyak tanda merah di leher yang berhasil ia temukan saat ini. Tentu itu sangat berbahaya apabila dilihat oleh orang lain selain Cleo.

Ya Ciara memang sudah mengatakan jika merah-merah di lehernya terjadi akibat alergi, ia juga telah meminta Cleo merahasiakan itu dari Anin ataupun yang lainnya. Meski begitu, ia tetap was-was sebab Cleo dikenal sebagai anak yang suka keceplosan saat berbicara.

Tling

Ponselnya kembali berbunyi saat ia hendak pergi, Ciara pun membukanya dan melihat Davin mengiriminya sebuah video. Karena penasaran, Ciara langsung menonton video tersebut di dalam toilet. Betapa kagetnya Ciara saat melihat dirinya berada di video tersebut, ya video itu memperlihatkan aktivitas panasnya bersama Davin semalam tanpa ada yang terlewati.

"Apa-apaan ini? Om Davin dapat darimana rekaman ini? Apa dia semalam rekam semuanya? Ah sial, berarti dia jebak aku dong!" gumam Ciara merasa panik.

Lalu, muncul kembali sebuah pesan yang dikirimkan Davin padanya. Ciara membaca isi pesan yang berisi ancaman itu, sontak Ciara jadi semakin bingung dan tak tahu harus bagaimana menghadapi kelicikan pamannya. Ia benar-benar tak menyangka sosok Davin yang ia banggakan selama ini ternyata memiliki sikap buruk.

Om Davin

Kamu sudah lihat videonya kan? Kalau kamu gak mau itu tersebar, lebih baik kamu menurut sama om, Ciara!

Ciara memilih mengabaikan pesan itu, menurutnya tak mungkin Davin akan tega menyebarkan video tadi ke sosial media atau teman-temannya. Sebab ia yakin jika Davin sayang padanya dan tidak akan melakukan hal itu, namun tiba-tiba pesan Davin kembali datang dan membuat Ciara melotot lebar.

Om Davin

Jangan anggap ini hanya main-main Ciara! Kalau kamu gak nurut, om akan sebarkan video ini ke sosial media sehingga semua orang bisa tau apa yang kamu lakukan sayang!

Ciara jadi semakin panik, mau tidak mau ia pun menuruti kemauan pamannya. Sekarang ia memang tidak memiliki pilihan lain, hanya menurut lah yang bisa ia lakukan agar Davin tidak semakin menjadi-jadi mengancamnya. Ciara juga tak mau jika keluarga atau temannya sampai tahu mengenai apa yang ia lakukan semalam bersama Davin di apartemen pria itu.

^^^Ciara^^^

^^^Iya om, aku mau ikut sama om. Nanti om jemput aku aja ya di sekolah?^^^

Setelah mengetik pesan tersebut, Ciara pun bergegas keluar dari toilet dan menaruh ponselnya di saku baju. Namun, pikiran Ciara masih tak bisa tenang memikirkan ancaman pamannya. Ia khawatir sewaktu-waktu Davin akan menyebarkan video itu sesuai dengan yang dia katakan.

Di kantin, Ciara pun masih belum melupakan apa yang Davin katakan di pesannya tadi. Ciara juga tak percaya hidupnya akan menjadi seperti ini, mengapa pamannya sampai tega melakukan ini padanya dan membuat hidupnya tak tenang. Ciara sungguh bersedih, ia tidak mau tentu terus-terusan seperti ini karena ia tahu semua itu salah.

Kedua sahabatnya merasa heran melihat ekspresi wajah Ciara saat ini, tidak biasanya memang Ciara bersedih karena gadis itu selalu ceria saat di sekolah. Karena penasaran, Cleo berinisiatif untuk bertanya pada Ciara mengenai apa yang terjadi padanya hingga terlihat bersedih.

"Ciara, lu kenapa sih sedih kayak gitu? Lu lagi mikirin apa emangnya?" tanya Cleo keheranan.

"Hah? Perasaan gue gak sedih deh, gue biasa aja kok. Lo salah paham Cleo, udah ah makan dulu baru kita ngobrol nanti!" elak Ciara.

"Makan gimana? Daritadi aja lu cuma bengong, makanya gue sama Anin bingung lihatnya. Cerita aja kali kalo ada masalah!" ucap Cleo.

"Iya ci, kali ini gue setuju sama Cleo. Walaupun dia suka ngeselin, tapi sekarang dia bener banget tuh. Kita ini kan sahabat, jadi kalo lu butuh tempat buat curhat yaudah cerita aja sama kita!" sahut Anin.

"Gak bisa guys, karena ya emang gue gak punya masalah apa-apa. Gue melamun itu bukan berarti gue ada masalah dong?" ucap Ciara.

"Terus kenapa lu ngelamun?" tanya Anin.

Ciara terdiam, wajahnya berpaling dari kedua sahabatnya yang kini masih menatapnya dengan wajah penasaran. Ciara tidak mau menceritakan semua yang ia alami pada Cleo ataupun Anin, ia khawatir keduanya akan terkena dampak jika tahu semua itu.

"Ish, ditanya malah diem aja. Jawab dong Ciara, kita penasaran tau!" kesal Anin.

"Iya Ciara, lu jangan sembunyiin sesuatu dong dari kita! Kita ini kan sahabat, jadi kita harus saling membantu satu sama lain," sahut Cleo.

"Apa sih kalian? Gue udah bilang gue gak ada apa-apa, kenapa pada gak percaya sih?" ujar Ciara.

"Bohong, buktinya lu aja ngelamun terus. Udah sih Ciara ngaku aja sama kita!" ucap Anin.

Tiba-tiba saja, Marvin alias teman kelas mereka muncul dan mengagetkan ketiganya. Pria itu mendekat, lalu merangkul Ciara serta Cleo sembari tersenyum lebar. Mendapat perlakuan seperti itu, sontak Ciara emosi dan langsung mendorong tubuh Marvin menjauh darinya.

"Lo apa-apaan sih? Gue gak suka ya ada cowok gatel yang gampang banget sentuh cewek, lu pikir gue cewek apaan?" sentak Ciara.

"Yah elah, galak amat sih lu ci. Gue ada salah apa sama lu? Perasaan biasanya lu nyaman-nyaman aja gue rangkul kayak tadi," heran Marvin.

"Sekarang gue udah sadar, gue bukan cewek murahan yang bisa gampang disentuh sama cowok kayak lu!" ucap Ciara.

Setelah mengatakan itu, Ciara langsung pergi begitu saja dari sana meninggalkan teman-temannya, termasuk juga Marvin. Sontak hal itu membuat Marvin merasa bingung, tak biasanya Ciara bersikap begitu padanya. Ia pun yakin ada sesuatu yang terjadi pada gadis itu hari ini.

"Eh guys, kalian tahu si Ciara kenapa?" tanya Marvin pada dua gadis disana.

Mereka kompak menggeleng.

...~Bersambung~...

...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!