Sejak makan siang itu, Maysa mencoba menghindari Ilyas maupun Kavin. Ia sudah tidak ngekost lagi, ia memilih kembali ke rumahnya berharap Ilyas tidak akan menemukannya. Beberapa kali Kavin mencarinya ke sekolah namun ia tidak mau menemuinya. Bahkan ia bersembunyi atau lari melalui gerbang belakang. Hal ini membuat Kavin merengek ingin bertemu Maysa.
Seperti malam ini, Kavin mendesak Ilyas untuk mencari Maysa.
" Daddy cepat cari dimana Mommy! Kavin mau sama Mommy, pokoknya sama Mommy." Ucap Kavin sedikit berteriak.
" Bersabarlah sebentar Boy! Daddy juga sedang berusaha mencari mommy kamu." Sahut Ilyas fokus pada laptopnya.
" Tapi mau sampai kapan Dad? Sudah satu minggu Daddy nggak nemuin Mommy. Apa Daddy memang tidak berniat mencari mommy? Daddy hanya memberi Kavin alasan saja kan." Ujar Kavin.
" Tidak sayang. Memang bukan Daddy yang mencarinya, tapi Daddy meminta om Bara untuk mencari mommy kamu. Daddy sudah tanyakan alamat lain kepada pihak sekolah, tapi mommymu hanya memberi alamat kostan itu. Ibu kost juga tidak tahu alamat mommy kamu yang sebenarnya. Jadi kau harus bersabar sebentar ya karena tidak mudah menemukan mommy kamu." Ujar Ilyas menatap putra tercintanya.
" Jangan lama lama ya Dad! Kavin sangat merindukan Mommy." Ujar Kavin.
" Iya sayang, Daddy pasti akan segera menemukan mommy kamu. Kamu bantu doa ya." Ujar Ilyas di balas anggukkan kepala oleh Kavin.
" Sekarang tidurlah sayang! Daddy segera menyusul." Sambung Ilyas.
" Oke Dad." Sahut Kavin masuk ke dalam selimut. Tak lama ia pun terlelap.
Ilyas segera menelepon Bara di balkon kamarnya.
" Gimana Bar? Apa kau sudah mendapatkan informasi tentang Maysa?" Tanya Ilyas to the point setelah Bara mengangkat teleponnya.
" Belum Yas, sepertinya dia sengaja menyembunyikan identitas aslinya. Mending lo temui dia di sekolah aja, besok kan lo nggak ada meeting ataupun pekerjaan penting." Ujar Bara.
" Saran lo benar juga, thanks ya udah nemuin solusi buat gue." Ucap Ilyas.
" Yoi." Sahut Bara.
" Yas kalau boleh gue tahu, apa lo suka sama Maysa? Kenapa sepertinya lo antusias banget mencari dia." Ujar Bara.
" Gue juga tidak tahu Bar, gue udah janji pada diri gue sendiri untuk tidak jatuh cinta lagi. Tapi melihat sikap Maysa membuat hati gue terhibur." Sahut Ilyas.
" Iya gue bisa ngelihat, lo yang nggak pernah mau senyum aja sekarang suka senyum senyum sendiri seperti orang tidak waras, gue yakin saat itu lo sedang membayangkan Maysa. Itu namanya jatuh cinta Bro. Lo sedang merasakan masa puber kedua. Hati hati kalau benar lo bisa di anggap pedofil." Canda Bara.
" Sialan lo." Umpat Ilyas mematikan sambungan teleponnya.
Ia tersenyum simpul membayangkan pertemuannya dengan Maysa.
" Apa benar kata Bara ya? Masa' iya gue jatuh cinta sama anak SMA. Usia kami saja pasti berjarak puluhan tahun." Gumam Ilyas menerawang perasaannya.
" Tapi gue ngerasa nyaman saat berada di dekatnya waktu itu, gue juga bahagia melihat Kavin bahagia bersamanya walaupun kadang sikapnya kekanak kanakan tapi dia bisa membuat orang lain nyaman berada di sekitarnya. Sungguh ajaib!" Monolog Ilyas menatap langit malam.
" Kau mencoba menghindari kami gadis cilik, akan aku siapkan kejutan untukmu besok pagi." Ucap Ilyas terkekeh.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Maysa keluar dari kamarnya dengan seragam lengkapnya. Ia menuju meja makan dimana mama dan papanya sidah menunggunya di sana.
" Pagi Ma, Pa." Sapa Maysa mencium pipi papa dan mamanya bergantian.
" Pagi sayang." Sahut Melodi, mamanya Maysa.
" Pagi sayangnya Papa. Papa seneng banget akhirnya kamu mau kembali ke rumah ini sayang. Kita bisa berkumpul seperti dulu lagi." Sahut David, papanya Maysa.
" May bosan aja tinggal di kostan sendiri Pa. Kalau May sudah bosan di rumah, May akan kembali ke sana lagi." Sahut Maysa duduk di samping mamanya.
" Baiklah sekarang makanlah yang banyak biar sehat, saat di kostan pasti pola makanmu tidak teratur dan tidak sehat." Ujar Melodi.
" Iya Ma." Sahut Maysa.
Melodi mengambil makanan ke dalam piring putrinya, lalu ia memberikannya pada Maysa.
" Mau Papa suapi?" Tawar David.
" Tidak usah Pa terima kasih." Sahut Maysa.
Mereka makan dengan khidmat. Setelah selesai makan, Maysa pamit berangkat ke sekolah.
Maysa melajukan mobilnya menuju sekolahnya dengan kecepatan sedikit kencang. Dua puluh menit ia sampai di depan sekolah. Maysa mengerutkan keningnya saat banyak siswa berkerumun di depan gerbang sekolah.
Tin tin..
Maysa memencet klakson berharap mereka bubar namun mereka tidak berpinsah sedikitpun membuat ia kesal.
" Ada apa sih sebenarnya? Apa ada yang berantem ya?" Ujar Maysa.
Maysa turun dari mobil mendekati kerumunan itu.
" Minggir minggir! Gue mau lewat juga kenapa pada menghalangi semua hah?" Ucap Maysa.
Tiba tiba kerumunan itu bubar dan menyisakan satu orang di sana.
" Pak Ilyas." Ucap Maysa tercengang.
" Pagi Mommy." Sapa Ilyas tersenyum simpul.
Maysa memutar bola matanya malas.
" Drama apa lagi yang akan kau mainkan di sini Pak? Jangan melibatkan aku dalam peranmu kali ini." Ucap Maysa.
Maysa kembali ke mobilnya.
" Kavin sakit."
Deg...
Maysa menghentikan langkahnya. Ia berbalik badan menatap Ilyas.
" Dia pasti akan panik dan mengajakku ke rumah untuk menjenguk Kavin. Untung aku udah minta Kavin untuk stand by di atas ranjang." Batin Ilyas.
" Lalu apa peduliku?" Pertanyaan Maysa membuat Ilyas melongo. Sungguh di luar dugaan.
" Dia sakit karena merindukanmu, dia terus saja memanggil namamu dan ingin bertemu denganmu." Ucap Ilyas mendekat.
" Kenapa aku? Seharusnya bapak memanggil mommynya untuk merawat anaknya, bukan aku. Anda salah alamat tuan Ilyas yang terhormat." Ucap Maysa tersenyum remeh.
" Mommynya telah meninggalkannya sejak ia masih bayi."
" Hah???" Maysa melongo mendengarnya.
" Dia lebih memilih kariernya dan lari bersama pria lain di banding hidup denganku dan Kavin. Sejak lahir Kavin selalu kesepian. Dia selalu merindukan kasih sayang seorang mommy. Walaupun aku sudah berusaha menjadi Daddy sekaligus mommy untuknya, tapi pada kenyataannya aku tidak bisa. Kasih sayang seorang Daddy dan Mommy berbeda." Terang Ilyas menatap Maysa.
" Kenapa kau tidak menikah lagi untuk memberikan mommy kepada Kavin? Kenapa sampai sekarang kau masih tetap sendiri?" Tanya Maysa ingin tahu.
" Aku akan segera menikah dan memberikan mommy untuk Kavin." Sahut Ilyas.
" Bagus donk! Suruh saja calon mommynya menjaganya. Siapa tahu Kavin akan sembuh." Ujar Maysa.
" Aku sedang membujuknya, tapi sepertinya dia tidak peka dengan bujukanku." Sahut Ilyas.
" Menurutmu aku harus apa? Apakah aku harus diam saja atau melakukan sesuatu kepadanya?" Tanya Ilyas.
" Kalau dia tidak mau culik saja!" Sahut Maysa membuat Ilyas tersenyum.
" Memangnya tidak apa apa kalau aku menculiknya?" Ilyas bertanya lagi.
" Tidak apa apa lah, semua adil dalam cinta dan perang." Sahut Maysa.
" Baiklah aku akan menculiknya sekarang juga, kau jangan lapor polisi! Oke?" Ucap Ilyas.
" Oke, aku akan diam saja. Goodluck." Ucap Maysa membuka pintu mobilnya.
Tiba tiba....
Tiba tiba apa hayooo...
Di tunggu like koment vote dan hadiahnya ya
Terima kasih
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Lina Syah
idenya Masya ada² aja kan jadinya dia yang diculik 😆😆😆
2024-09-09
1
Xiena Arabella
wkwkwkwk kavin ada ada ae
2023-12-26
2
Dyah Rahmawati
🤣🤣🤣
2023-09-21
1