" Mom Kavin lapar." Teriak Kavin dari ruang tamu.
Maysa yang baru saja selesai mandi berjalan menghampirinya.
" Lhah kamu udah makan biskuit gitu masa' masih lapar." Ujar Maysa menatap Kavin yang sedang makan biskuit sambil nonton televisi.
Anggap saja tadi pakai baju itu ya..
" Tapi Kavin belum makan dari pagi Mom, dan ini udah siang. Tadi pagi Daddy buru buru ke kantor jadi Kavin nggak sempat sarapan." Sahut Kavin.
Maysa menatap jam dinding yang menunjukkan pukul dua belas siang.
" Ya sudah mau makan apa? Kakak beliin."
" Big No!! Tidak baik membeli makanan di luar Mom, itu tidak sehat. Kavin maunya masakan Mommy, selama ini Mommy tidak pernah memasak buat Kavin kan." Ujar Kavin membuat Maysa menghela nafasnya.
" Nih bocil nyusahin aja, mana sampai sekarang nggak ada yang nyari lagi. Gimana kalau beneran nih anak nggak ada orang tuanya. Alamat bakal di sini selamanya nih. Ya Tuhan... Jangan biarkan itu sampai terjadi." Gumam Maysa.
" Mom." Panggil Kavin.
" Apa? Asal kamu tahu ya Kavin, Kakak tidak bisa memasak. Nanti kalau kamu makan masakan Kakak terus kamu keracunan gimana? Auto bingung harus bawa kamu ke rumah sakit. Mau di suntik pakai jarum gajah?" Ujar Maysa menatap Kavin.
" Don't worry Mom! Asalkan Mommy tidak menaruh racun di dalamnya, Kavin pasti baik baik saja." Sahut Kavin.
" Astaga nih bocil... Genius banget, di kasih aman apa sih? Bikin gedheg aja deh." Gerutu Maysa.
" Buruan Mom! Kavin sudah sangat lapar." Ucap Kavin.
" Ah baiklah, Kakak buatkan omlete mau ya." Ujar Maysa.
" Oke." Sahut Kavin.
Maysa menuju dapur menyiapkan bahan bahannya. Kavin menyusulnya lalu duduk di meja makan.
" Mom rumah ini sempit sekali, bahkan garasi mobil Daddy jauh lebih besar dari ini." Ucap Kavin membuat Maysa melongo.
Ya, Maysa tinggal di kostan. Jarak rumah dan sekolahnya sangat jauh. Jadi ia dan kedua temannya memilih untuk tinggal di tempat kost.
Maysa Anggara adalah putri satu satunya dari seorang pengusaha terkenal bernama David Anggara. Ia sangat di manjakan oleh kedua orang tuanya jika di rumah, itu sebabnya ia tidak bisa melakukan pekerjaan rumah. Termasuk memasak, selama ini ia selalu membeli makanan di luar.
" Kalau begitu pulanglah ke rumah Daddymu! Katakan dimana alamatnya, nanti Kakak akan mengantarmu." Ujar Maysa.
'" Ayo katakan anak kecil, aku akan mengantarmu pulang supaya aku bisa terbebas dari malaikat menjengkelkan seperti kamu." Batin Maysa penuh harap.
" Kavin lupa di mana alamatnya Mom." Sahut Kavin.
Maysa menghela nafasnya.
Setelah matang Maysa menyajikan omelete dan nasi putih ke hadapan Kavin. Kavin segera memakannya.
" No bad Mom. Ini enak kok, nggak jauh dari masakan Daddy." Ucap Kavin.
" Makanlah sampai habis! Setelah itu kau bisa tidur di kamarku." Ucap Maysa.
" Kavin mau tidur di peluk sama Mommy."
" Hah???" Maysa melongo menatap Kavin.
Maysa tidak bisa membayangkan tidur sambil memeluk si bocil ini. Biasanya anak kecil kalau tidur pasti nyungsep di dada emaknya. Betapa gelinya jika Kavin juga seperti itu.
" Don't worry Mom, Mommy memeluk Kavin dari belakang bukan Kavin yang memeluk Mommy." Ucap Kavin seolah tahu kegundahan Maysa.
" Oke oke." Sahut Maysa tak mau tambah pusing.
Selesai makan Kavin beranjak ke kamar Maysa. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar.
" Kamar Mommy lebih kecil dari kamar bibi di rumah Daddy, kenapa Mommy lebih betah tinggal di sini? Mending kita pulang aja Mom, kita tidur di ranjang Daddy yang super big." Ujar Kavin.
Maysa memutar bola matanya malas.
" Mau tidur atau tidak? Kalau tidak mau tidur di sini kamu tidur di kamar Daddy kamu aja. Ayo Kakak antar pulang!" Ucap Maysa kesal.
" No... Kavin mau sama Mommy." Sahut Kavin naik ke atas ranjang. Dengan malas Maysa memeluknya dari belakang.
" Mom puk puk gini!" Ucap Kavin menepuk b@k@ngnya.
Maysa pun menuruti apa kemauan Kavin. Tanpa terasa ia ikut terlelap di sana. Kavin membuka matanya, dengan pelan ia turun ke ranjang. Ia mengambil ponsel Maysa di atas nakas, lalu membukanya dengan menempelkan jari Maysa. Ia kembali berbaring di samping Maysa lalu mengambil satu gambar. Setelah itu ia kirimkan kepada Daddynya.
Di tempat lain tepatnya di pos keamanan mall, Ilyas sedang memarahi Bagas.
" Bagaimana kamu bisa membiarkan anak saya di bawa orang yang tidak di kenalnya hah!" Bentak Ilyas menarik kasar rambutnya.
" Maaf Tuan, anak anda bilang kalau dia Mommynya, jadi saya membiarkan gadis itu membawanya." Sahut Bagas.
" Siapa gadis itu?" Tanya Ilyas menatap tajam ke arah Bagas.
" Saya tidak tahu namanya Tuan, tapi di salah satu murid SMA Bakti Purnama." Ucap Bagas.
" Murid di sana lebih dari ratusan orang, apa saya harus mencarinya satu satu?"
" Ma.. Maaf Tuan." Sahut Bagas.
Tiba tiba...
Ting.
Ponsel Ilyas berdering tanda pesan masuk, Ia segera membukanya. Ilyas mengerutkan keningnya mendapat pesan berupa foto dari nomer yang tidak di kenal. Betapa terkejutnya ia setelah membuka foto itu.
Dad Kavin aman bersama Mommy, jangan ganggu Kavin! Kavin mau tidur dulu.
Ilyas tersenyum simpul.
" Bara, segera lacak lokasi Kavin." Titah Ilyas memberikan ponselnya pada asistentnya.
Bara mengotak atik ponsel Ilyas.
" Jalan xx nomer lima belas." Ucap Bara memberikan kembali ponsel Ilyas.
" Apa kita akan ke sana sekarang Bos?" Tanya Bara memastikan.
" Nanti malam saja, biarkan Kavin istirahat." Sahut Ilyas.
" Baik Tuan." Sahut Bara.
Ilyas dan Bara kembali ke kantor mereka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Saat makan malam Kavin terus mengomel karena setelah mandi ia tidak mengganti bajunya.
" Mom, Kavin tidak nyaman pakai baju ini lagi. Apa Mommy tidak menyimpan bajuku sama sekali?" Tanya Kavin kesal.
" Bagaimana Kakak menyimpan baju anak kecil, orang Kakak nggak punya saudara seumuran denganmu." Sahut Maysa.
" Mommy ibu yang buruk. Baju anak sendiri saja tidak punya." Kesal Kavin.
" Oh astaga.... Datanglah kemari bawa anakmu Tuan, Nyonya! Kalau tidak gue bisa mati berdiri karena sikap anak ini. Ya Tuhan... Apa dosaku sehingga Kau menyulitkan hidupku seperti ini? Hiks... Mama, Papa.... Tolong anakmu." Gerutu Maysa ikut kesal.
" Mommy pokoknya Kavin tidak mau tahu, belikan Kavin baju sekarang juga. Kalau ketemu Daddy, Kavin akan meminta ganti uangnya." Ucap Kavin cemberut.
" Lama lama gue taruh nih bocil ke panti asuhan. Untuk masih kecil, kalau udah gedhe gue ajak berantem." Gumam Maysa.
Maysa menghembuskan nafasnya kasar.
" Sabar May... Sabar.... " Ucap Maysa mencoba mengontrol emosinya.
" Momy buruan!!!" Teriak Kavin.
" Stttt Diam!!" Ucap Maysa membuat Kavin langsung diam.
" Mommy akan membelikannya, Mommy pesan dulu." Ucap Maysa tanpa sadar. Ia mengambil ponselnya.
" No! Mommy harus membelinya di super market sekarang juga. Kavin sudah tidak betah kalau menunggu lama kurir datang." Ucap Kavin.
Lagi lagi Maysa hanya bisa menghela nafasnya pelan.
" Baiklah, kamu tunggu di sini! Jangan kemana mana! Tutup pintunya! Kalau ada yang ketuk pintu jangan di bukakan! Oke?" Maysa menatap Kavin.
" Oke Mommy." Sahut Kavin.
Maysa segera keluar rumahnya menuju outfit pakaian terdekat. Setelah mendapatkan apa yang ia butuhkan, Maysa kembali ke rumahnya.
" Kenapa pintunya terbuka? Apa bocil itu pergi?" Gumam Maysa saat melihat pintu rumahnya terbuka.
" Hah syukurlah kalau dia sudah pergi." Ucap Maysa.
" Eh tapi kalau dia hilang, gue bakal masuk penjara donk! Si Bagas penjaga keamanan mall itu pasti akan menangkapku. Apa lagi sekarang lagi marak berita penculikan kan? Gawat!!!"
Maysa segera berlari masuk ke dalam rumahnya. Ia melihat dua orang pria dan Kavin duduk bersama di ruang tamu.
" Eh kalian mau menculik anakku ya?" Tanya Maysa tanpa pikir panjang.
" Kavin sini!" Maysa menarik Kavin lalu menyembunyikan Kavin di belakang tubuhnya.
" Dia putramu?" Tanya pria tampan berbaju hitam menatap Maysa.
" Eh.. E.. E.. Iya. Dia putraku." Sahut Maysa cepat.
" Mau apa kalian ke sini? Jangan berani berani menculik putraku! Atau aku akan mematahkan tulang leher kalian." Ancam Maysa menatap tajam ke arah keduanya.
" Mommy dia Daddyku." Ucap Kavin.
" Apa???"
Maysa melongo menatap pria yang sekarang berdiri di depannya. Ia menelan kasar salivanya sendiri.
" Yakin dia putramu?" Tanyanya...
" E... e... " Lidah Maysa kelu tidak bisa di gerakkan.
" Kalau begitu pulanglah bersama kami, MOMMY." Ucap Ilyas penuh penekanan.
Maysa kembali melongo membulatkan matanya sambil sedikit membuka mulutnya.
Nah loh harus tanggung jawab...
Di tunggu like, koment, vote dan hadiahnya ya
Terima kasih.
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Lina Syah
jeglek Marsya ngak bisa ngomong lagi 😬😬😬
2024-09-09
1
Jatmiko Ipunk
hhhhh
2023-02-06
0