...Pertemuan...
Aku pernah tercerai-berai ketika kasih ku tak sampai, aku pernah tertusuk pecahan hatiku sendiri ketika sedang menyusun, lalu kau datang lagi. Aku pernah terjatuh dua kali karena ceroboh memberikan kesempatan, aku pernah di tinggalkan karena aku menunggu.
Hal yang selalu membuat hati bimbang adalah ketika kamu memilih mencintai seseorang, tetapi tidak pernah memiliki keberanian lebih untuk mengungkapkannya. Perasaan itu seperti rasa sakit yang bertahun-tahun tidak menemukan obatnya, jika saja kamu berani mengatakannya mungkin kamu tidak terbunuh mati oleh perasaan mu sendiri. Memang, sebagai seseorang yang pertama kali jatuh cinta, perasaan takut itu selalu ada. Membuat hati mu bimbang tidak siang tidak malam selalu terbayang-bayang, bagi ku aku lebih suka mencintai dalam diam, sebab tak akan ku temukan kata katakutan dalam mencinta.
ooOoo
Detik-detik yang selalu berjalan adalah parade dalam mensyukuri anugerah Tuhan. Karena pada hakikatnya, telah menempuh kehidupan saja adalah anugerah terbesar yang sudah juta terima. Keadaan juga memiliki pasang surutnya, kebahagiaan dan kesedihan akan berputar pada porosnya.
Aku pernah menjadi tempat selepas bahagia mu habis, yang kau bagi dari deras air mata, yang menampung luka dari buah hasil perbuatan orang lain.
Ada yang sempat menutup rapat hatinya dan tidak lagi berniat untuk membuka. Namun, penyusup yang baik akan hadir untuk membenahi setiap luka yang tercipta di masa silam.
Rasaku sempat terdiam beberapa tahun lamanya, sedikitpun aku tidak ingin ada pergerakan yang begitu dominan di dalam hatiku. Aku sempat menutup mati pintu hati ku begitu rapat, apapun perihal cinta tidak akan pernah ku biarkan bisa masuk. Toh banyak kebaikan yang aku rasakan, kehidupan ku menjadi teratur. Hari-hari ku berjalan lancar tanpa ada satupun keadaan yang begitu membebani perasaan, aku tidak begitu khawatir dengan sepi dan kesunyian yang ku rasa. Bagi ku kesunyian adalah hal yang sangat menyenangkan untuk ku kawani, hari-hari ku di isi oleh pertemanan dengan buku dan suara lantunan kicauan burung camar yang merdu.
Menjadi apa adanya tanpa topeng dan basa basi tidak selalu membuat kita banyak teman. Tapi sekali kita mendapatkannya, maka itu kabar gembira. Hanya sahabat sejati yang selalu memahami kita apa adanya. Mereka berbicara kurang berkali-kali, protes sana sini. Benahi yang bukan urusannya, lupa tugas yang utama yaitu urus urusan mu sendiri.
Aku pernah hancur karena terlalu percaya, pernah juga patah karena memilih orang yang salah. Aku pernah terkubur dalam-dalam di dalam hati seseorang yang ku selami dengan niat untuk bisa aku mengerti. Aku pernah memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain.
Aku pernah tercerai-berai ketika kasih ku tak sampai, aku pernah tertusuk pecahan hatiku sendiri ketika sedang menyusun, lalu kau datang lagi. Aku pernah terjatuh dua kali karena ceroboh memberikan kesempatan, aku pernah di tinggalkan karena aku menunggu.
Hal yang selalu membuat hati bimbang adalah ketika kamu memilih mencintai seseorang, tetapi tidak pernah memiliki keberanian lebih untuk mengungkapkannya. Perasaan itu seperti rasa sakit yang bertahun-tahun tidak menemukan obatnya, jika saja kamu berani mengatakannya mungkin kamu tidak terbunuh mati oleh perasaan mu sendiri. Memang, sebagai seseorang yang pertama kali jatuh cinta, perasaan takut itu selalu ada. Membuat hati mu bimbang tidak siang tidak malam selalu terbayang-bayang, bagi ku aku lebih suka mencintai dalam diam, sebab tak akan ku temukan kata katakutan dalam mencinta.
Saat itu di dekat gang...
"Riana, apa kau sengaja membiarkan orang-orang melihat wajah cantik mu?" Tanya sang ibu
"Ah, sudahlah ibu tak mengerti!!" Jawabnya
"Riana lebih baik kau kenakan jilbab mu!" Seru ibu Riana.
Sudah sejak lama saat ia kenal dengan lelaki yang bernama Gusti, kini Riana sering jalan keluar dan selalu pulang larut malam bahkan dia tak mengindahkan ucapan ibunya.
Sementara itu,
"Astaghfirullahaladzim!!" Seru Iz
"Hei kalau jalan pake mata dong!!" Seru Riana yang mengendarai motor sangat kencang.
"Iz, ada apa?" Tanya Ustadz Fadlan
"Ini Ustadz tadi ana sedang jalan di dekat gang tiba-tiba ada cewek naik motor tapi dia ngebut, alhasil ana jadi jatu tersungkur. Tapi bukan dia nolong malah balik marahin ana dan kemudian dia pergi begitu saja." Ungkap Iz sembari menceritakan peristiwa yang ia alami.
Kemudian tiba-tiba Ustadz Fadlan dan Iz bertemu seorang wanita paruh baya...
"Ah!!" Ujarnya saat terjatuh
"Ibu tak apa-apa? Mari saya bantu!!" Serunya
"Te... terimakasih!!" Jawabnya
"Nampaknya ibu orang baru?" Tanya Fadlan
"I..ia saya baru pindah dan ngontrak di kontrakan Pak Haji Komar!" Jawabnya
"Owh, " Ujar Iz
Sehancur itu aku pernah
Aku pernah hancur karena terlalu percaya, pernah juga patah karena memilih orang yang salah. Aku pernah terkubur dalam-dalam di dalam hati seseorang yang ku selami dengan niat untuk bisa aku mengerti. Aku pernah memutuskan berjuang untuk hati yang memperjuangkan orang lain.
Aku pernah tercerai-berai ketika kasih ku tak sampai, aku pernah tertusuk pecahan hatiku sendiri ketika sedang menyusun, lalu kau datang lagi. Aku pernah terjatuh dua kali karena ceroboh memberikan kesempatan, aku pernah di tinggalkan karena menunggu, aku juga pernah di hakimi karena melindungi.
Mencintailah seperti saat pertama kali kau mencintai pasangan mu, saat jantung mu berdebar waktu ingin bertemu dengannya. Saat kau begitu baghagia memegang tangannya, saat matamu tak berkedip memandangi wajahnya. Hari keseribu atau kesejutamu harus menjadi hari pertama saat kau jatuh cinta.
Bukan karena aku gak good looking, aku pantas di perlakukan seperti sampah, aku pantas kau sia-siakan, aku pantas untuk disakiti berkali-kali, aku tidak pernah dapat kesempatan, aku pantas untuk di tinggalkan, aku hanya manusia biasa, Ini sungguh sakit dan melelahkan.
Dua pasang mata yang saling memperhatikan, dua bibir yang saling melempar senyuman. Dua hati yang selalu bersebrangan, dua tabuh yang meminta berdekatan. Dua hati yang berteriak karena dipaksa pisah oleh keadaan ya itu kita.
Munafik apa arti diketuk palu, terjatuh bukan karena malu. Biarkan ditendang, bila bisa terbang. Tak usah peduli walaupun lubang sebesar bumi, tapi munafik ya munafik, sudah biasa terlahir begitu.
Aku tak pandai bercerita dan aku tak mampu menjelaskan, aku hanya mampu mendengarkan kosong! Kemudian aku lepaskan.
"Apa ini rumah ibu?" Tanya Fadlan
"Ah iya benar ini!!" Serunya
"Kenapa ibu jualan sendirian apa anak ibu gak ada?" Tanya Iz
"Hust!!" Ujar Fadlan
"Ah, maaf ustadz!!" Serunya
"Ah, anak saya sebenarnya se umuran dengan kalian tapi dia sedang pergi!!" Ujarnya
ooOoo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments