How To Be

Hari ini adalah hari pertama seleksi OSIS, dan tentunya seleksi ini berlaku hanya untuk anak-anak yang lulus tes wawancara kemaren.

Tampak Sania dengan penampilan naturalnya memasuki ruang OSIS yang dijadikan tempat berkumpulnya anak-anak calon OSIS

Sania mengambil tempat duduk di depan karena dia datang agak terlambat jadi tak banyak tempat yang terisisa, disusul Arneo yang mengambil tempat disebelahnya

"Gue Arneo anak kelas 2" ucap Arneo ke Sania tapi pandangannya kedepan karena kakak OSIS sedang menjelaskan sesuatu didepan

"Gue Sania kelas1" saut Sania sambil tersenyum

Arneo bisa merasakan kalau gadis disampingnya adalah seseorang yang hangat.

"Oke gue ucapin lagi selamat buat kalian yang lulus tes wawancara, sebenernya wawancara kemaren itu tes mental juga buat kalian, ada beberapa dari kalian yang sesuai banget sama kriteria OSIS, tapi kalian juga harus ttp lulus seleksi selanjutnya" ucap Ratur ketua OSIS kaltter

"Kaya yang tadi dijelasin, kalian bakal diseleksi secara fisik juga anak OSIS harus bisa PBB dan fisik kalian harus kuat karena bakal banyak kegiatan nanti, dan kita juga ada seleksi sikap juga kalian yang biang masalah gabisa masuk OSIS, OSIS bukan tempat buat maen-maen atau cari popularitas, kalo Lo mau populer Lo bisa ikut extrakurikuler. OSIS disini tugasnya bantuin guru, sekolah, ngubah anak-anak bandel pokoknya banyak yang bakal jadi tanggung jawab kalian!. Disini gue Ratur ketua OSIS Kaltter gada kasih kalian paksaan buat ikut ini seleksi, jadi kalau saat ini kalian ngrasa ngga nyaman dan merasa kaya ini bukan lingkungan kalian, tolong keluar dari ruangan ini, belum terlambat kalau mau mundur, karna gue ga terima alasan kalau pas seleksi nanti ada yang berat hati dan ninggalin organisasi seenaknya!. So gue kasih waktu kalian buat berpikir apa kalian mau lanjut dan apa kalian bakal cocok buat disini, gue sama kakak yang lain ga akan ganggu kita bakal pergi jadi kalian gausah takut buat berdiiri dan keluar, kita kasih waktu 15 menit, gunain waktu buat mikir sebaik-baiknya. Kita-kita bakal naik keatas dulu sekalian nyusun kegiatan kalian nanti" ucap Ratur sang ketua OSIS dan melenggang keluar ruangan

Yang kemudian disusul keluarnya kakak kakak OSIS yang lain

Banyak keributan berbisik dibelakang, tampaknya mereka sedikit goyah dengan bang Ratur, melihat bang Ratur yang sangat dingin saat berbicara sepertinya seleksi OSIS akan sangat berat. Tampak beberapa siswa siswi keluar dari ruangan

Berbeda dengan Sania, dia seperti sedang berpikir tentang suatu hal

"Serem banget yaa berasa di angkatan darat gue" ucap Arneo

"Hah kaya udah pernah pelatian tentara ajasilo" saut Sania

"Lo gimana?" Tanya Arneo

"Apanya?"

"Lanjut ngga? Kayanya serem deh" saut Arneo

"Ini impian gue dari gue SMP, lagian kalau seleksi nya berat wajarlah, OSIS kan emang tugasnya berat. Kalau seleksi aja udah gamampu gimana ntar pas udah jadi" saut Sania

"Yaa kayya tebakan guesih" saut Arneo

"Tebakan apaan?" Tanya Sania

"Loo gabakal mundur"

Sania pun mengernyit kan dahinya, kenapa juga dia harus mundur

"Haii gue Stella" ucap gadis dibelakang Sania

"Gue Sania" saut Sania sambil mengulurkan tangannya

"Banyak juga yang keluar ruangan, kayanya disini cuma 30 anak doangg" ucap Stella memulai percakapan

"Udah santai menurut gue ini tes mental tahap 2 ajasih" saut Arneo

"Bener, kaya tes lo yakin ga sama kemampuan lo sendiri, kalau lo ragu sama diri sendiri, gimana mau mbimbing orang lain" saut Sania

Arneo hanya tersenyum, kayanya Altar bakal berubah kalau pacaran sama Sania, sikap mereka sangat berbeda

Tak berselang lama kakak kakak OSIS yang lain pun datang, mereka sedikit terkejut karena lumayan juga yang meninggalkan ruangan

"Oke jadi cuma ini yang bertahan, kalau gitu kenapa lo bertahan dan ga keluar dari ruangan?" Ucap salah satu kakak OSIS yang tiba tiba menunjukan pertanyaannya ke Sania

"Kenapa saya harus keluar?" Jawab Sania

Yang disanapun tegang

Sania diberi pertanyaan tapi dia juga menjawab dengan pertanyaan

"Yaa kenapa kamu bertahan di ruangan ini?" Ucap gadis yang bernametag Dinda

"Kenapa nggak? Saya ngga nganggep ini sebuah seleksi, tapi ini pilihan. Dan saya mau bertahan karena saya mau bertahan" ucap Sania

Yang diruangan itupun bingung, Sania menjawab dengan sangat tenang dan santai. Padahal banyak anak-anak disana takut melihat mata kak Dinda

"Hahaha oke oke jadi tegang gini santai dong, kita ga makan orang kalik" saut Ratur

"Nama Lo siapa?"

"Sania"

"Oke itu jawaban dari Sania, yang lain?"

"Gue kak" ucap Arneo

"Oke"

"Ini tu tes Lo yakin ga sama kemampuan Lo sendiri, kalau Lo ragu sama diri sendiri, gimana mau mbimbing orang lain" jawab arneo

Sania pun hanya melihat Arneo dan tertawa karena dia menirukan jawaban Sania tadi bahkan nadanya sama

"Wuh bagus, kata-kata Lo sendiri?" Tanya Ratur

"Bukan bang dari Sania" ucap Arneo cengengesan

Dibelakang sana kakak kakak OSIS yang lain memandang kagum Sania, dia sangat cantik berani dan pandai berbicara.

"Oke, mungkin hari ini cukup yaa, besok kalian pakai kaos olahraga kalian, udah dapet kan semua? Kita bakal latihan fisik besok, jadi kalian sarapan dari rumah kalau bisa bawa bekel, dan tidur yang cukup. Nanti gue bakal buat grup seleksi OSIS, kalau udah selesai seleksi grup itu akan jadi grup anak anak OSIS yang baru, dan kita kakak kakak cuma join aja dan bantu bantu doang" ucap Ratur lagi

"Yauda kalian boleh balik ke kelas kalian" ucap Dinda

Sania dan Arneo pun meninggalkan ruangan itu, dan kembali ke kelas mereka masing masing

"Berani banget lu San hebat hebat" ucap Stella setelah keluar ruangan

"Apanya" jawab Sania cuek

"Tadi Lo bisa bilang gitu sama kak Dinda sama bang Ratur" saut Stella lagi

"Dan kenapa gue ga berani, Lo dengarkan mereka ga makan orang" jawab Sania

"Gue minta id line lu dong" ucap Arneo ke Sania

"Nih," ucap Sania sambil menunjukan barcode line nya

"Gue juga" ucap Stella

Dan disusul Arneo dan Stella yang bertukar id line juga.

Sania pun kembali ke kelasnya dia tidak melihat ada orang dikelasnya, dimana semua orang?

'drak'

Pintu kelas dibuka dan menampilkan sosok anak laki laki tinggi yang termasuk jajaran orang tampan disekolah ini

"Lo ngga ke lab?" Tanyanya

"Oh iya lupa gue kita ke lab yaa, gue habis kumpul seleksi soalnya" jawab Sania yang hanya dianggukin oleh Altar

"Ada yang ketinggalan?" Tanya Sania yang melihat Altar membongkar isi tasnya

"Flashdisk, tugas gue disana yuk ke lab"ajak altar

Sania pun cuma menaikan alis kirinya, biasanya cowo didepan nya ini kan selalu ngajak dia ribut

"Pintu lab ada bel nya kalo lo lupa, dan belnya tinggi" jawab Altar

Sania tau kemana arah pembicaraan Altar, dia pasti membicarakan tinggi badannya. Kurang ajar emang si Altar ini

"Sialan Lo"

Meskipun menggerutu Sania tetep ngikutin Altar dari belakang, benar saja bel nya cukup tinggi, sebenarnya bel ini di buat karna anak anak Kaltter yang dulu suka rese masuk ke lab saat bukan jamnya. Masuk ke lab ini harus pakai kartu, yang biasanya anak OSIS sama guru guru yang punya. Pintunya juga otomatis jadi cuma bisa dibuka dari dalem kecuali pakai kartu itu.

Altar pun menengok kebelakang tempat Sania dan ketawa, dia suka banget ngeledekin Sania, Sania yang kesel pun menatap sinis Altar

'Creeck'

Pintu lab pun dibuka, Sania melangkahkan kakinya dan meninggalkan Altar yang masih meledeknya

"Minggir Lo, awas ih" ucapnya lalu melenggang masuk kedalam

Altar pun bak memenangkan lotre, gangguin Sania emang seru.

Terpopuler

Comments

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿

Hadir kka

2023-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!