Gadis yang sedang memegang lipatan mukena ini, kini tengah menatap dongkol beberapa siswa lelaki yang sedang nongkrong disekitar pintu mushola layaknya preman pasar yang sedang menunggu setoran.
Bahkan salah satu dari mereka duduk di pintu. Memang ia memberikan jalan, tapi tetap saja mempersempit jalan sehingga siapapun yang lewat bisa saja tidak sengaja menyentuhnya atau bahkan menabraknya.
Gadis kelas 10 IPS 1 ini akhirnya memutuskan menunggu sampai mereka pergi.
Seorang kawan yang bernama kinara mendekatinya hendak meminjam mukenanya.
Dengan kedongkolan hatinya, kumara beralih dari tempat sholatnya menuju pojokan ruangan.
Sambil menunggu kawannya selesai sholat dan para cowok didepan pintu itu pergi, kumara memilih berkomat-kamit membaca bacaan dzikir daripada menganggurkan mulutnya.
Sesekali ia mengamati seluruh ruangan, melihat sesuatu yang menarik untuk ditonton layaknya menonton tv
Tidak! ini bahkan lebih seru.
Karena tingkah laku teman-temannya maupun kakak kelasnya terkadang kocak sekali.
Anggap saja matanya ini adalah kamera yang sedang merekam suasana di mushola untuk kenang-kenangan ketika lulus nanti.
Selesai sholat kinara mendekati kumara, mengembalikan mukena yang telah dipinjamnya.
kinara
Balik yuk!
kinara
Atau ke kantin?
kumara
Ntar lah kalau mau balik, nunggu mereka pergi tuh.
Kumara mengarahkan jempolnya kesamping, yaitu mengarah ke satu-satunya pintu keluar masuk.
kinara
Memangnya kenapa si kalau ada mereka?
kumara
Alergi cowok gue!
kumara menjawab dengan jengkel.
Kinara yang menganggap perkataannya sebagai candaan pun tertawa.
kinara
Woi kalian para preman! Minggir sono! Ngapain nongkrong di depan mushola?
Mendengar kinara yang tiba-tiba berbicara lantang, membuat kumara tersentak kaget.
Bahkan beberapa siswa-siswi yang masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing pun masih sempat menoleh mencari sumber suara.
kinara
Mushola bukan tempat nongkrong!
???
lu ngomong sama siapa?
kinara
lo budek apa gimana? Gue bilang "KALIAN"!
???
Oh!
Jawaban singkat mereka membuat kinara semakin gatal. Ingin sekali ia menggunakan ilmu silatnya.
baru saja kinara berjalan beberapa langkah dengan niat mendupak mereka, kumara sudah mencekal tangannya.
kumara
Udah-udah!
kumara
Ga usah nyari gara-gara, bentar lagi juga bell. Pasti mereka bakalan pergi.
kinara
kalau nunggu bell kapan kita istirahatnya?
kumara
kamu ga laper kan? istirahat aja di sini lebih adem.
kinara
Ah ya udah deh, terserah kamu.
10 menit mereka menunggu, akhirnya bell masuk berbunyi. Masih banyak siswa-siswi yang berdiam di tempat masing-masing. Seolah bell yang berbunyi tadi tidak pernah berbunyi sama sekali.
Guru BK yang baru saja naik untuk mentertipkan murid-muridnya menggelengkan kepala.
pak raden
Masuk ke kelas masing-masing cefat! Bell udah bunyi kog masih santai-santai di sini.
???
Eh, pak raden. Mau sholat pak?
pak raden
Iya, mau sholatin kamu saya. Kenapa?
???
Loh pak saya kan masih hidup.
pak raden
Masuk kelas atau saya buat semua orang nyolatin kamu!
Anak itu akhirnya lari terbirit-birit setelah menyadari bahwa ia juga telah ditinggalkan kawan-kawannya.
Pak raden juga memarahi siswi yang masih bersolek didepan cermin.
Setelah pak raden meninggalkan mushola, mereka semua bergegas ke kelas masing-masing.
Tidak terkecuali dengan kumara dan kinara. Mereka langsung turun ke kelasnya yang berada di lantai satu.
Comments