Ratu senang bukan kepalang, usahanya tidak sia-sia karena dia diterima menjadi waiters di Capitano Club. Dia sedikit tertegun saat melihat suasana klub mewah itu, biasanya dia datang ke sini untuk menjadi pelanggan dan dilayani, tapi sekarang justru dia yang harus melayani pelanggan. Dunia memang sering terbalik, benar-benar sulit ditebak.
Ratu bersiap untuk memulai pekerjaannya dengan gugup dan canggung, tapi dia harus bisa bekerja dengan baik, walaupun dia tahu mungkin gajinya tak akan bisa menutupi hutang sang ayah sekaligus, tapi setidaknya dia bisa mendapatkan tips yang banyak dari pelanggan VVIP, jika dia melayani mereka dengan baik. Lalu jika pemilik klub malam ini puas dengan kerjanya, mungkin dia bisa meminjam uang. Semoga saja.
“Ratu, tolong antar liquor ke ruang VVIP 02! Layani mereka dengan baik!” pinta seorang pria yang tak lain adalah manajer Capitano Club.
“Siap, Pak.” Ratu bergegas melaksanakan tugas pertamanya.
Kaisar berjalan masuk ke Capitano Club, seperti biasa, dia ada janji dengan Justin, tapi sahabat durhakanya itu belum kelihatan batang hidungnya.
“Dasar jam karet,” keluh Kaisar dan memilih duduk di meja bar lalu memesan cocktail.
Seorang wanita ikut duduk di samping Kaisar dan memesan Brandy, sadar jika ada seseorang di sampingnya, Kaisar pun menoleh, begitu juga dengan sang wanita.
“Kau?”
“Kau?”
Keduanya terkejut saat saling tatap, kemudian tertawa.
“Dunia ini sempit sekali, ya? Kita bertemu lagi. Benar-benar jodoh,” ujar wanita itu sambil terkekeh.
“Ini hanya kebetulan saja.”
“Oh iya, kita belum berkenalan. Nama aku Zivanna, kau bisa memanggilku Ziva,” ucap wanita bernama Zivanna itu sambil mengulurkan tangannya ke hadapan Kaisar.
“Kaisar.” Kaisar menjabat tangannya.
“Nama yang bagus, pasti orang tuamu berharap kau bisa jadi pemimpin. Hem, seperti Kaisar Romawi mungkin.”
Kaisar tertawa mendengar tebakan Ziva yang sepertinya benar itu.
“Kau ke sini dengan siapa? Sendirian saja? Aku tidak mengganggumu, kan?” cecar Ziva.
Kaisar menggeleng, “Tidak, kau tidak mengganggu sama sekali. Aku sedang menunggu temanku, tapi dia belum datang.”
“Oh, aku kira menunggu kekasihmu,” seloroh Ziva, membuat Kaisar tergelak.
“Kau sendiri?” Kaisar balik bertanya.
“Aku sedang menunggu kekasihku. Tapi katanya dia telat, karena ada urusan mendadak,” jawab Ziva kecewa.
“Oh. Kau sudah mempunyai kekasih?” gumam Kaisar pelan.
“Kenapa? Kau kecewa?” ledek Ziva.
“Eh, tidak. Kau ini bicara apa?”
Ziva tertawa, “Aku hanya bercanda, jangan serius gitu, dong!”
Kaisar pun ikut tertawa dan sedikit malu karena sempat menanggapi serius candaan Ziva tadi.
Karakter Ziva yang sanguinis ditambah lagi Kaisar yang ceria dan ramah, menjadikan mereka cepat akrab.
Keduanya pun mengobrol dan bercanda tawa seolah sudah kenal lama, padahal mereka baru bertemu dua kali. Pertama saat kecelakaan dan sekarang di meja bar.
Sebuah pesan masuk dari Justin dan mengatakan dia tidak jadi datang karena ada urusan mendadak. Kaisar tak membalas pesan itu, dia merasa tak masalah, karena sudah ada Ziva yang menemaninya.
Tapi keceriaan mereka tampaknya tak berlangsung lama, karena tiba-tiba sekelompok pria berpakaian serba hitam masuk ke dalam bar dengan wajah sangar bak kawanan serigala yang kelaparan.
Seketika suasana temaram di dalam bar mendadak horor, pria-pria tadi langsung menuju meja bar tempat Kaisar dan Ziva berada.
Kaisar sontak tersungkur ke meja bar saat salah satu dari pria itu memukul kuat wajahnya, membuat matanya seketika berkunang-kunang karena pusing. Suara teriakkan dari beberapa pelanggan bar malam itu juga terdengar jelas di telinga.
“Hei, apa-apaan ini?” Kaisar yang bingung mencoba mencari jawaban.
“Apa yang kalian lakukan?” sergah Ziva tak terima.
Tapi pria-pria berperawakan menyeramkan itu tak menggubris mereka dan kembali menghajar Kaisar tanpa ampun, tak memberi lelaki itu kesempatan untuk melawan.
Ziva berteriak histeris dan berusaha menarik pria-pria itu agar berhenti memukuli Kaisar, beberapa pelanggan dan pegawai bar juga hendak membantunya, tapi salah seorang dari pria sangar itu melepaskan tembakan ke atas.
Doooorrr ....
Semua orang beringsut dan merunduk menyelamatkan diri, termasuk Ziva. Bahkan pria itu mengacungkan pistolnya ke semua orang, membuat nyali mereka menciut untuk membantu Kaisar.
Sementara itu, Ratu yang keluar dari ruang VVIP langsung terkejut melihat adegan di hadapannya tanpa tahu jika korbannya adalah Kaisar, dia juga tak bernyali untuk melihat lebih dekat.
“Ini akibatnya jika kau berani selingkuh dengan istri bos kami,” bentak salah seorang dari mereka sembari menendang perut Kaisar yang sudah tergeletak tak berdaya.
“Kalian salah paham!” teriak Ziva.
Tapi lagi-lagi mereka tak menggubris, dan langsung menyeret Ziva dari tempat itu.
“Lepaskan aku! Berengsek!” Ziva memberontak, tapi tenaganya kalau kuat.
Pria-pria sangar nan brutal itu akhirnya meninggalkan Capitano Club setelah puas menghajar Kaisar hingga babak belur dan nyaris tak sadarkan diri.
Semua orang langsung mengerumuni Kaisar dan mencoba membantunya, begitu pun dengan Ratu. Kali ini jiwa kepo nya dalam mode on, dia bergegas mendekati dan menyibak kerumunan orang. Matanya nyaris keluar saat melihat Kaisar yang terkapar.
“Ya ampun! Dia?” pekik Ratu.
“Cepat bawa dia ke rumah sakit! Cepat!” Ratu berteriak heboh.
“Iya, ini juga mau dibawa ke rumah sakit,” sahut seorang bar tender.
Beberapa karyawan klub mengangkat Kaisar dan membawanya ke rumah sakit, Ratu pun ikut bersama mereka, dia panik dan cemas minta ampun, sampai dia melupakan pekerjaannya.
Kaisar sempat melihat wajah panik Ratu meski samar-samar karena pandangannya mulai mengabur dan akhirnya tak sadarkan diri.
💘💘💘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments