Episode 3.

Ratu dan Kaisar sudah duduk berhadapan dengan Rossana serta Laura, kedua wanita itu tak bisa percaya begitu saja dengan pernyataan yang mereka dengar, kini keduanya sedang menunggu penjelasan dari Kaisar.

“Ayo jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar kau melakukannya?” cecar Rossana dengan tatapan selidik.

“Iya, Ma, iya. Dari tadi juga mau aku jelaskan, tapi banteng betina ini tak mau mendengarkannya,” sungut Kaisar dengan wajah yang kesal dan langsung mendapat tatapan tajam dari Ratu.

“Semalam saat keluar dari Capitano Club, aku melihat dia dijambret dan terjatuh. Aku tolongin, eh, dia malah muntah di bajuku lalu tidak sadarkan diri. Aku bingung mau bawa dia ke mana? Ya sudah, aku pesankan kamar hotel saja,” ungkap Kaisar apa adanya.

“Lalu apa yang terjadi selanjutnya di kamar hotel?” tanya Laura tak sabar.

Kaisar kembali melanjutkan ceritanya, dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi di hotel semalam.

**

Setelah membaringkan Ratu di atas ranjang, Kaisar buru-buru membuka bajunya sebab sudah tak bisa menahan rasa jijik karena terkena muntahan Ratu, dia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci bekas muntahan itu.

Namun saat di kamar mandi, Kaisar mendengar Ratu muntah-muntah lagi, dia yang tak tega pun menghampiri wanita itu. Kaisar terkesiap melihat cairan berbau itu sudah berserakan di lantai, bahkan sampai mengenai baju Ratu.

“Ish, kau ini jorok sekali! Menyusahkan saja!” gerutu Kaisar jengkel.

“Aku mau minum,” rengek Ratu.

Kaisar bergegas ke mini kulkas di dalam kamar, dan mengambil sebotol air mineral lalu memberikannya kepada Ratu.

“Nih, minum!”

Ratu yang haus dan kepanasan langsung menenggaknya.

Tapi entah apa yang ada di pikiran Ratu, dia tiba-tiba mengguyur tubuhnya dengan air mineral itu, sehingga membuat bajunya dan juga tempat tidur basah.

“Hei, apa yang kau lakukan? Lihat! Semuanya jadi basah!” bentak Kaisar marah.

“Rasanya panas sekali, apa AC nya tidak menyala?” Ratu berbicara sambil menatap Kaisar dengan mata yang sayu.

Kaisar yang bertelanjang dada hanya berdiri di hadapan Ratu sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah wanita itu, memang tak ada gunanya bicara dengan orang mabuk. Dan itulah yang diingat Ratu, Kaisar yang tidak memakai baju berdiri di hadapannya.

“Aku mau muntah! Hooeeeekk ....”

“Muntah lagi?”

Kaisar terperangah melihat Ratu kembali muntah, dia sungguh jijik melihatnya.

“Cckk, kau benar-benar menyusahkan! Harusnya aku membiarkanmu di jalanan! Dasar pemabuk!” Kaisar mengomel sendiri.

Kaisar pun segera memakai bajunya yang lembab lalu keluar dari kamar.

Tak lama kemudian, Kaisar kembali dengan sebuah paper bag gold. Ternyata dia pergi ke toko baju yang kebetulan berada tak jauh dari hotel dan membelikan sebuah dress navy untuk Ratu, untung saja toko baju itu masih buka.

Kaisar pun memanggil housekeeping hotel yang wanita dan memintanya membersihkan kamar serta membuka semua pakaian Ratu, dia takut Ratu masuk angin kalau tidur dengan baju yang basah, apalagi baju itu sudah terkena muntahan.

Dia juga meninggalkan uang seratus ribu dan catatan kecil di dalam paper bag, dia tahu wanita itu sudah tak punya uang karena dijambret.

Entah mengapa hari ini jadi sangat peduli dengan orang yang bahkan tidak dia kenal sama sekali.

“Bagaimana? Sudah selesai semua?” tanya Kaisar saat housekeeping itu menghampirinya di luar kamar.

“Sudah, Mas. Tapi saya tidak bisa memakai kan baju yang baru, Mbak itu sepertinya tertidur sangat lelap, jadi saya kesulitan.”

“Tidak apa, yang penting kau sudah menyelimutinya, kan?”

“Sudah, Mas.”

“Baiklah. Ini tip untukmu, terima kasih, ya.” Kaisar memberikan bayaran atas jasa housekeeping itu.

“Sama-sama, Mas.”

“Setelah housekeeping itu berlalu, Kaisar pun pergi meninggalkan Ratu yang kini tertidur nyenyak tanpa memakai baju.

**

Ratu tertunduk malu saat mendengar penjelasan dari Kaisar itu, ternyata dia sudah salah sangka.

“Jadi ini cuma salah paham?” Rossana merasa lega.

“Aku kan sudah katakan dari tadi, tapi banteng betina ini tak mau mendengarkan ku,” gerutu Kaisar.

“Hem, berarti sudah tidak ada masalah lagi, kalau begitu saya permisi dulu. Mari Tante, Oma.” Ratu beranjak dan hendak kabur, tapi suara Kaisar menahannya.

“Kau mau pergi begitu saja? Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?” sindir Kaisar.

Ratu mengerutkan keningnya. “Mengatakan apa?”

“Maaf,” ucap Kaisar mengingatkan.

“Oh, tidak masalah. Aku sudah memaafkan mu,” sahut Ratu seenaknya.

Kaisar tercengang, dia tak habis pikir, bagaimana ada orang yang tak merasa bersalah seperti ini?

Rossana dan Laura hanya menahan tawa melihat tingkah Ratu dan wajah kesal Kaisar, mereka seperti sedang menonton drama komedi.

“Aku bukan minta maaf, tapi menyuruhmu meminta maaf padaku! Kau sudah memfitnah dan memukuliku, bahkan kau menyakiti Oscar,” kecam Kaisar gemas.

“Oscar?” Ratu bingung.

“Siapa itu Oscar?” tanya Laura penasaran.

Wajah Kaisar mendadak tegang, terlalu malu rasanya jika harus memperkenalkan Oscar kepada sang Oma.

“Hem, bukan siapa-siapa, Oma. Sudah lupakan saja!” ujar Kaisar.

“Baiklah, aku minta maaf. Apa aku boleh pergi sekarang? Kan aku sudah minta maaf.”

“Sudah sana pergi! Jangan pernah perlihatkan batang hidungmu lagi!” bentak Kaisar.

“Aku juga tak sudi memperlihatkannya padamu,” balas Ratu, “kalau begitu saya pamit, maaf sudah membuat keributan.”

“Iya, tidak apa-apa,” sahut Rossana ramah.

Sementara Laura hanya tersenyum.

“Dia cantik, pemberani dan juga lucu. Oma menyukainya,” celetuk Laura.

“Siapa?” tanya Kaisar.

“Gadis itu, siapa tadi namanya?” tanya Laura.

“Ratu,” jawab Kaisar singkat.

“Nama yang bagus. Ratu dan Kaisar? Sepertinya cocok, ya?” goda Laura.

“Oma apa-apaan, sih? Kenapa nama aku di sandingkan dengan dia?” kesal Kaisar.

“Oma hanya bercanda. Serius banget, sih!”

Wajah Kaisar semakin masam mendengar candaan sang Oma. Sedangkan Rossana hanya tertawa.

Ratu pun meninggalkan kediaman Frans dengan perasaan lega, ternyata dia hanya salah paham saja dan sekarang dia akan ke kantor polisi untuk melapor penjambretan semalam. Saat melewati pos jaga, si pengawal tadi langsung pura-pura tidak melihat Ratu.

“Permisi, Mas. Maaf untuk yang tadi, ya?” ucap Ratu sambil berlalu pergi.

Si pengawal tak menjawab, dia hanya mengembuskan napas lega karena Ratu sudah pergi.

“Dasar wanita gila!”

💘💘💘

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!