Kediaman Jelita
"Ya taulah mbak muka mbak sudah masuk jadi pembicaraan di medsos sekarang ama doi?"
"Hah?! bentar-bentar gue markirin mobil gue dulu, gue harus mastiin info apa yang lo kasih ke gue barusan."
"Oke mbak Can gue tunggu."
Call Ended..
"Ya ayo kita turun Austin, ini juga kali ke dua aku berkunjung kemari waktu itu 25 tahun yang lalu saat Florence anakku ibu Jelita mengandung Jelita."
...DEG...
Jantung Austin seakan berhenti berdetak kala teringat memori 25 tahun yang lalu.
"Ohh Hmm jadi usia Jelita 25 tahun ya Nek?"
"Kenapa apa kamu mengira Jelita lebih muda dari itu? ahahahaha maafkan kelakuannya yang sedikit bar bar karena meskipun penampilannya sangat feminim sebenarnya Jelita sangat tomboy, maklumi dia Austin, aku harap kamu tidak mengambil hati akan perlakuannya tadi."
"Oh tidak apa apa Nek aku maklum saja, karena mobil yang ku tumpangi sudah membuat keadaan Jelita jadi tidak berbentuk, aku maklumi kalau dia ingin melampiasakannya padaku, aku tidak masalah selama bisa membuatnya terpuaskan dan tidak marah lagi padaku."
Sementara Sofia dan Austin masih mengobrol di ruang tamu. Jelita dengan cekatan membuatkan Austin americano coffee minuman favoritnya untuk menghangatkan tubuh Austin yang tadi basah akibat siraman soda darinya dan dessert cake yang menjadi salah satu dessert paling di cari di Nirwana hotel tak lain tak bukan adalah buatan tangan Jelita. Chef kepala Nirwana hotel yang cantik dan muda yang patut untuk di perhitungkan kualitasnya. Jelita pun peka dan mencarikan kemeja nyaman milik almarhum ayahnya yang bentuk tubuhnya hampir menyerupai Austin.
15 menit kemudian..
"Silahkan, sebaiknya lo ganti baju lo yang basah itu."
Austin pun kemudian meminum kopi buatan gadis cantik itu dan menikmatinya sejenak serta sedikit mencicipi dessert cantik secantik wajah jelita dan secantik rasanya pula.
Cukup se sendok saja sudah membuatnya menaikan alisnya sebelah.
"Apa ini dessert buatanmu? atau kamu membelinya?"
"Iya Austin cucuku Jelita adalah seorang Chef di salah satu hotel ternama di kota ini."
"Hmmm i see, kalau boleh tau kamu bekerja di hotel mana? aku janji aku nggak akan mengganggumu setelah ini kalau kamu keberatan memberitahuku dimana kamu bekerja?"
"Nirwana, aku bekerja di Nirwana hotel."
...DEG...
Berkali kali jantung Austin di buat berdetak kencang kala memori kelam masa lalunya yang tiba-tiba menyeruak ke permukaan.
"Hmm ini baju ganti sebaiknya lo ganti baju dulu!"
"Ooh nggak apa-apa Im okay with this." Setelah melihat sendiri keadaan jas mahalnya yang basah ya berbentuk dan belepotan warna hitam kecoklatan minuman berkarbonasi yang sudah sukses membuat jass mahalnya tak layak untuk dipakai lagi.
"Gue akan cuci baju lo jangan kuatir, ini pakai baju ini dulu ayo gue antar ke kamar tamu untuk Lo ganti baju."
"Tidak-tidak aku bisa ke kamar tamu sendiri, baiklah nek aku ganti baju dulu."
Jelita pun memandang saja cara jalan Austin yang menunduk sambil melihat keadaan jas mahalnya yang bentuknya mengkhawatirkan.
"Kenapa kamu merasa bersalah kan?"
Tanya Sofia yang sedari tadi melihat tingkah konyol cucu cantiknya dengan cara uniknya membalas perlakuan Austin yang sebenarnya bukanlah kesalahannya.
"Nggak! Oma tuh yang salah sangka."
"Hmmm oma jadi gemes pengen cubit pipi kamu yang menggemaskan ini gadis cantik, oma heran ya sifat kamu yang egois itu menurun dari siapa coba?!"
Lalu Jelita pun terlupa akan suatu hal. "Ya tuhan Oma aku belum memberinya handuk!"
"Ya sudah sana antar ke kamarnya pasti dia kesulitan nanti."
"Ugh Oma!"
Jelita pun berjalan dengan malas ke arah ruang tamu dan membuka saja kamar itu tanpa mengetuknya terlebih dahulu
...Cek.. klek.....
Austin dengan bertelan jang dada pun melihat ke arahnya, yang tak menyangka Jelita dengan tak sopan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu tiba-tiba masuk seenak jidatnya. Austin pun menghunuskan tatapan menusuknya pada gadis cantik itu.
"Omo, ups gue nganterin handuk lo aja kok!"
...BLAMM...
...DEG...
"Duhh bodoh bodoh bodoh, bodoh banget sihh gue! Isshh, gue nggak kepikiran sampe sana!" Jelita pun merutuki tingkahnya sendiri.
"Isshh kenapa sih dari tadi gue salah tingkah nggak karuan!"
Jelita pun memukul-mukul jidatnya sendiri karena dari tadi selalu melakukan kesalahan yang konyol.
"Sayang kemarilah?! apa menurutmu Austin itu tampan?"
"Ehh nggak siapa bilang! Lebih tampan juga pria Indonesia!"
"Oh iya apa tunanganmu yang kamu maksud pria Indonesia itu?"
Jelita pun menundukkan kepalanya seraya malu mengakui bahwa Austin masih lebih tampan dari pada Cornel tunangannya apalagi Austin terlihat lebih matang hal itu semakin membuatnya mempesona.
"Baiklah jangan lupa segera kenalkan Oma dengan tunanganmu itu sayang?"
"Heh malas lah Oma kita tu sama-sama sibuk, lagi pula lama-lama juga ketemu."
10 menit kemudian Austin pun kembali dengan baju santai milik Bagas Suroso nama almarhum ayah Jelita.
"Nah begini kan fresh Austin, tinggalkan saja jass dan celana kamu disini biar gadis nakal ini yang membawanya ke dry cleaning, nenek tahu jas mahal harus di perlakukan eksklusif."
"Ah tidak usah repot-repot nek, nanti biar supirku yang mengurusnya karena dia, kita jadi terlibat percek cokan yang panjang."
"Sudah, Jelita ambil dan bawa ke dry cleaning nanti."
"Ugh Omaa, ck ck udah bagus kita ajak dia kemari pake ngelunjak sih!"
"Jelita! sudah turuti perintah Oma!"
Jelita pun segera merapikan kamar tamu itu sambil mengambil jas dan kemeja mahal milik Austin lalu menghentak hentakkan kakinya karena malas dengan perintah Oma yang terlalu memihak pada Austin. Austin pun melihat saja tingkah laku gadis cantik itu dengan tersenyum tipis lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Baiklah nek aku harus segera kembali ke rumahku karena sepertinya semua orang sedang menungguku."
"Oh ya apa kamu sudah menikah Austin?"
"Hmm belum Oma."
"Oww kekasihkah?"
"Ahahaha tidak-tidak aku tidak ada waktu untuk memikirkan pasangan dalam waktu dekat Nek, aku lebih suka sendiri."
"Ohh jangan seperti itu Austin segera carilah pasangan, hidupmu akan lebih berwarna jika suatu saat nanti ada seseorang yang selalu mengganggu hari-hari kamu, suka mengganggu siang malam kamu memenuhi pikiran kamu, niscaya hidupmu akan lebih berarti Austin! Camkan kata-kata nenek ini."
"Oke oke je considérerai grand-mère, envoyer mes salutations à Jelita."
(Akan aku pertimbangkan nek, sampaikan salamku untuk Jelita.)
OK, je vais te dire bonjour, soyez prudent en chemin."
(Oke akan aku sampaikan salam kamu hati-hati di jalan.)
Sofia pun mengantar kepergian Austin yang sudah di tunggu oleh sang supir pribadi yang bernama Rama tadi dan bergegas pergi dari halaman rumah Jelita.
...Outgoing Call...
Dona Junior Chef
"Halo mbak lama banget sih telponnya, doi udah balik emangnya?"
"Apaan sih Don?! Kok kayanya elo tahu banget dengan siapa gue pulang tadi?!"
"Ya emang iya mbak, mbak emang nggak tahu siapa cowok yang mbak bawa pulang tadi?!"
"Ya tahulah namanya Austin."
"Ya tuhan mbak, mbak tahu nggak sih dia Austin siapa?!"
"Eh dia malah balik nanya, ribet amat si Don, bodo ah ngantuk gue, gue tutup nih!"
"Ya elah dia masih nggak sadar, beneran mbak nggak tahu dia Austin siapa?"
"Elo ihh becanda terus dari tadi?!"
"Mbak tu tadi padahal udah lihat fotonya nyebar di media online mbak, yang lagi kunjungan ke Indonesia itu lo?!"
"Elo becanda kan? gimana bisa Austin Lambert lo samain ama cowok yang gue bawa ke rumah gue yang namanya sama-sama Austin?!"
"Heh hahaha ha ha ha."
Lalu Jelita pun menyadari sesuatu mengapa rasanya dirinya pernah melihat wajah tampan pria itu tapi dimana?
"Tidaaaaak, tunggu tunggu ya tuhaaaaan, Don elo serius itu Austin pemilik Bougenville Hotel?"
"Ya iya mbak, terus emang ada Austin lain yang setampan itu?!"
...DEG...
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Setiani
mulai dech, ada pengagum rahasia. 😆
2023-01-16
1