Want You

Want You

Bab 1

catatan penulis :

Sudahi membacamu kawan.

-----

“Pagi bu!” seru anak satu kelas kepada gurunya.

“pagi” jawab Bu Welda “Hari ini kelas kita kedatangan murid baru, silahkan masuk” ucap Bu Welda mempersilahkan seseorang di luar untuk memasuki kelas.

Janis melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas dia berdiri di depan teman-temannya “Kenalin nama gue Janis Fernando, asal sekolah gue lebih milih no comment alasan pindah sekolah karna gue gak betah di sekolah gue yang lama, ada pertanyaan?”

Semuanya hanya diam

“baiklah ku anggap tidak ada” lanjut Janis.

“Janis kamu duduk di samping~”

“Luisa pramedita bu, boleh ya” sahut Janis.

Bu Welda mengangguk “Luisa sekarang Janis duduk di samping kamu ya” ucap bu welda, Luisa mengangguk “Oke anak-anak sekarang buka halaman 25 dan perhatikan contoh soal di sana ibu akan menjelaskannya sedikit”

“Jangan sedikit bu yang banyak aja sekalian” seru lelaki yang duduk di barisan paling belakang, teriakannya mampu membuat seisi kelas menoleh ke arahnya.

“Diam kamu dan perhatikan ibu menjelaskan” tegas bu welda.

“Bu kata mama saya kalo belajar jangan setengah-setengah harus di banyakin biar cepat pintar” seru lelaki itu lagi, bu welda mengurut keningnya.

“Justin sekarang kamu~”

“keluar dari kelas sekarang juga” sahut justin “dengan senang hati bu, terima kasih akhirnya gue bebas” imbuhnya. Bu welda menghela nafas sembari mengelengkan kepalanya melihat tingkah justin.

“dia siapa?” Tanya Janis pada luisa..

“Dia justin, anaknya emang gitu gak pernah nurut apa yang di omongin guru bisanya cuman ya kaya yang elo lihat barusan” jawab luisa. Janis mengangguk anggukkan kepalanya tanda dia mengerti.

“Anak-anak kita kembali pada contoh soal sebelumnya”

**

“Lo bolos lagi” Tanya Evan. Justin mematikkan korek menyalakan sebatang benda beracun di bibirnya kemudian menghembuskan asapnya lewat hidung.

“Nggak. Guru gue tadi yang nyuruh keluar jadi gue turutin deh, baik kan guenya” balas  justin menghisap kembali benda beracun itu.

Bahu justin sedikit terdorong kedepan saat temannya yang lain datang “Bagi bagi rokoknya bro” seru Dava, tanpa menunggu justin mengijinkan dia sudah mengambil nya langsung di saku seragam lelaki itu.

“lo bolos juga”

“yoi. Gue tadi liat justin lewatin kelas gue jadi gue ijin ke guru mau ke toilet terus bablas ke sini”

“lo  udah pastiin gak ada yang ikuti lo ke tempat ini kan awas aja kalo guru BK tau bisa mampus kita” kata Evan sembari mengupas kulit kuaci.

“udah makanan kita sehari hari kali” Dava menoyor kepala Evan.

“Sakit nyet, lo kira pala gue batok kelapa”

“justin lo dari tadi diem aja biasanya paling rame”

“Kelas gue kedatengan murid baru” ucap justin.

“dia cantik gak”

“Cantik, pake banget banget malah kalo kepalanya di kasih wig terus bibirnya di polesin lipstick di tambah seragam celananya diganti jadi rok pasti cantik banget perempuan manapun pasti kalah sama dia” Cerocos justin membuat Evan tertawa tebahak bahak.

Dava memanyunkan bibirnya.

“ngomong dong kalo murid baru itu cowok” kata dia.

“Lo gak nanya” ucap evan dan justin bersamaan, mereka tertawa.

“jadi apa hubungannya elo diem dengan murid baru itu, jangan jangan” Evan membuka mulutnya seakan terkejut dengan kepribadian justin.

Justin menoyor kepala evan “Bocah sableng lo kira gue mengalami gangguan jiwa bisa suka laki-laki sama laki-laki”

Evan mengelus kepalanya “Perasaan kepala gue deh yang dari tadi kena getokan”

“Nasib lo hari ini kurang beruntung Van jadi kena getokan mulu dari tadi”

“mau gue tambahin kali ini rasa cabe rawit campur saus tomat lo mau nyoba nggak” ucap justin sudah menghabiskan satu batang rokok lalu merebut bungkusan kuaci dari tangan evan.

“Ogah. Kalian kira pala gue ini makanan pake di kasih saus segala”

“justin. elo mau kemana?” seru Dava.

“gue mau ke kantor umum kalian mau ikut ntar gue kasih sisanya”

Dengan serempak dava dan evan menjawab

“Kampreet”

**

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dua menit yang lalu luisa membereskan bukunya memasukkan kembali ke dalam tas.

“pulang bareng gue yok” seru Janis.

“Gue gak ngerepotin?”

“Ya nggak lah sekalian gue juga pengen ketemu sama kak satria”

Luisa selesai memasukkan bukunya “Kalo gitu ayok deh tapi gratis kan”

“Gak elo nanti bayar gue”

“etdah kalo gitu mending gue naik bus aja deh atau angkot”

“Gue bercanda kok yuk” Janis menarik tangan luisa pelan meninggalkan kelas.

Sampai di depan koridor Luisa menahan tangan Janis “Nis bentar ada buku yang mau gue ambil di perpustakaan elo tunggu bentar di sini ya”

“oke, mau gue temenin”

“gak usah gue cuman bentar doang kok” Luisa langsung berlari kearah perpustakaan dia mencari buku di deretan rak akhirnya dia mendapatkan buku yang dia cari namun tangannya tak mampu menggapai.

Luisa celingukan mencari bantuan dan matanya melihat kursi, dia menarik kursi itu lalu menaikinya untuk dapat menggapai buku yang dia cari dan luisa berhasil tapi sialnya kursi yang dia naiki tadi mungkin sudah tua hingga sebelah kaki kursi tersebut patah.

Perempuan itu kehilangan keseimbangan pada akhirnya dia terjatuh beberapa detik berlalu luisa tidak merasakan sakit pada punggungnya dia mencoba mengintip ternyata seseorang sedang menolongnya.

“Elo tuh berat tau” kata orang itu, luisa buru-buru berdiri.

“e.elo kok bisa”

“Sama-sama” lelaki itu meninggalkan luisa. Luisa terbengong.

“eh?”

******

Vote and Comment

Cerita pertama di akun baru. dari wattpad dan Dreame dengan nama akun yang sama (SILAN)

Terpopuler

Comments

Besti

Besti

aku lanjut membacaya

2023-07-09

0

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

ceriyanya kayaknya lucu ringan

2023-05-01

0

Meili Mekel

Meili Mekel

baca dulu

2022-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!