Mendengar cerita dari gadis itu, membuat Nares iba dan juga kasihan, Nares pun menghela nafasnya, sebelum ia kembali bertanya.
"Lalu sekarang aku harus mengantarkan kamu kemana?" Tanya Nares lagi, masih dengan muka datar nan dinginnya.
"A-aku tidak tau," lirih Zoya, seraya menundukkan kepalanya, karena ia tak berani menatap Nares.
"Apa?" Pekik Nares, karena ia tak habis pikir dengan gadis itu, masa ia tidak tau alamat rumahnya, pikirnya. Nares pun lagi-lagi menghela nafasnya dengan kasar.
Hening, tak ada lagi yang bersuara.
Setelah cukup lama dalam keheningan, Nares pun membuka seat belt nya, untuk mengambil jas nya yang ada di bangku belakang.
Karena ia malas jika harus turun dari mobil, kemudian ia mengarahkan tubuhnya kebelakang dan hendak mengambil jas nya di belakang, karena kebetulan letaknya tak jauh dari tempat duduknya.
Namun yang dilakukan olehnya, justru telah menjadi Boomerang bagi dirinya sendiri.
Bagaimana tidak, apa yang dilakukannya membuat mobilnya bergoyang, sehingga menciptakan ke salah pahaman orang-orang yang kebetulan tengah melakukan ronda malam.
Terlebih lagi, daerah yang sekarang ia kunjungi adalah sebuah kampung yang padat penduduk, yang letaknya di pinggir kota.
Kembali ke Nares dan Zoya.
Setelah digiring oleh bapak-bapak yang melakukan ronda malam tadi, ke rumah pak RT untuk di adili.
Dan disini lah mereka berdua, yang kini tengah duduk berdua bersebelahan. Dan di depan mereka adalah seorang pria paruh baya yang memakai kopiah.
"Apa kalian berdua sudah siap untuk menikah?" Tanya pria paruh baya itu kepada Nares dan juga Zoya.
Ya benar, Nares dan Zoya harus menikah untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka, padahal Nares sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya, dan tidak melakukan perbuatan keji, seperti yang bapak-bapak tadi lihat.
Termasuk Zoya pun membantu Nares menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, termasuk menjelaskan kepada semua orang yang ada di rumah pak RT itu, bahwasanya Nares sudah menikah dan memiliki seorang anak.
Zoya pun menjelaskan kepada semua orang yang kini tengah berkumpul melihat mereka, bahwa Nares hanya membantu nya untuk lari dari sang paman yang akan menjual dirinya ke seorang mucikari.
Namun sekuat apapun mereka menjelaskan, semua orang yang ada di sana tetap memaksa mereka untuk menikah, dengan alasan demi kebaikan kampung mereka.
Jika mereka berdua menolak untuk menikah, terpaksa warga akan mengarak mereka berdua keliling kampung itu tanpa memakai sehelai benang pun, alias dalam keadaan polos tanpa busana.
Mau tak mau, Nares pun menerima pernikahan siri ini, daripada ia harus di arak mengelilingi kampung tanpa busana.
Lebih baik ia memilih untuk menikah saja, karena ia tak ingin membuat Zoya dan dirinya malu.
Terlebih lagi, Nares tak ingin berita ini tersebar, sehingga keluarga dan juga istrinya tau, jika mereka tau pasti mereka akan sedih, walaupun yang dilakukan nya saat ini akan menyakiti hati istrinya, karena ia menikah lagi secara diam-diam.
Terlebih lagi ia menikah tanpa izin dari istrinya itu, walaupun pernikahan yang dilakukannya hanya siri, dengan beralaskan tanggung jawab atas apa yang tidak mereka perbuat.
Dan kini mereka tengah berhadapan dengan pria paruh baya tadi, dengan Nares yang hanya memakai kemeja putih dipadukan dengan jas yang tadi sempat Zoya pakai.
Sementara Zoya, kini sudah berganti pakaian yang tadinya hanya memakai dress yang sudah tak layak pakai, dengan sekarang memakai baju gamis panjang berwarna putih milik anak dari pak RT tersebut, yang kebetulan baju nya sudah tidak dipakai, lantaran sudah kekecilan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments