Terlebih lagi gadis itu memakai dress yang ketat sehingga menampilkan lekuk tubuhnya, dengan tali spageti yang sudah copot. Sehingga tak sengaja menampilkan salah satu benda kenyal yang berbentuk seperti buah melon, terekspos dengan sempurna.
Nares pun keluar dari mobilnya, dan betapa terkejutnya ia melihat seorang gadis belia yang mungkin umurnya masih tujuh belas tahun, walaupun postur tubuhnya seperti gadis yang sudah remaja. Yang berpenampilan berantakan.
"Tuan tolong saya, saya ingin di jual oleh paman saya kepada seorang mucikari, dan saya tidak mau menjadi wanita malam tuan," ucap gadis itu dengan suara gemetar, bahkan air matanya sedari tadi lolos tidak mau berhenti.
Namun Nares hanya dia dalam lamunannya, tak lama kemudian ia pun tersadar dari lamunannya, setelah mendengar suara dari beberapa orang yang tengah memanggil nama orang.
"Tuan mereka datang! Tolong bantu saya pergi dari sini tuan. Saya mohon," lirih gadis itu. Dan hal itu pun berhasil membuat Nares merasa iba dan kasihan, ia pun menyuruh wanita itu masuk ke dalam mobilnya.
"Masuklah," hanya itulah yang diucapkan oleh Nares, kepada gadis itu dengan wajah datarnya.
Tak banyak tanya gadis itu pun masuk kedalam mobil Nares, di susul oleh sang pemilik mobil.
Setelah itu Nares pun langsung menjalankan mobilnya, setelah melihat empat orang, dengan tiga orang berbadan tegap dan tinggi, dan satu orang pria paruh baya, yang ia duga adalah paman dari gadis yang ada di samping dirinya.
Jika tau akan begini, mungkin tadi ia akan menghentikan bodyguard nya untuk pulang lebih dulu.
Mengendarai cukup jauh, dan memastikan tidak ada yang mengikuti dirinya. Ia pun menghentikan mobilnya di tempat yang lumayan agak sepi.
Bukan ingin berbuat macam-macam, ia hanya ingin mengambil jasnya. Karena jujur saja ia risih melihat penampilan gadis yang tengah duduk di bangku mobil di samping nya, terlebih lagi dress yang ia gunakan, cukup membuat Nares risih sekaligus menelan salivanya berkali-kali.
Ia pun laki-laki normal, hanya saja ia bisa mengendalikan dirinya dan bisa mengontrol hawa nafsunya.
Namun sebelum mengambil jas miliknya di bangku belakang, Nares pun mulai bertanya nama gadis itu.
"Siapa namamu?" Tanya Nares, tanpa menoleh ka arah gadis itu, ia hanya menatap lurus ke depan.
"Z-zoya," jawab gadis itu singkat, sesekali ia melirik ke arah Nares.
"Berapa usiamu?" Tanyanya lagi.
"Tujuh belas tahun."
"Hah. Apa kau tidak sekolah?" Sudah Nares duga usia gadis ini memang masih belia.
"Aku baru lulus bulan lalu," jawab Zoya, dan Nares pun hanya mengangguk.
"Lalu kenapa kamu tidak melanjutkan pendidikan mu?" Tanya Nares lagi, dan masih menatap lurus ke depan tanpa melihat ke arah Zoya.
"Aku tak punya uang, kedua orang tua ku sudah tiada. Dan semua harta Daddy sudah diambil oleh paman ku tadi," lirih Zoya. Dan hal itu berhasil membuat Nares terkejut, ia pun sempat melihat ke arah Zoya namun tak lama ia kembali melihat ke arah depan.
"Tapi kamu bisa kan, mengikuti jalur beasiswa?" Tanyanya lagi.
"Iya. Tapi sebelum hal itu terjadi, paman lebih dulu membawa ku ke rumahnya. Kau pikir dia sudah baik kepada ku dan mau mengurus ku, tapi ternyata aku salah, ternyata dia membawa ku ke rumahnya hanya untuk dijual ke mucikari, untuk membayar semua hutangnya," jawabnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments