bab 12

Athar mengantar melati langsung ke tempat kerjanya atas permintaan melati sendiri apalagi motor nya masih disana, melati minta turun di jalan lumayan dekat dengan pabrik, ia akan berjalan kaki agar teman-teman nya tidak curiga. Setelah sampai melati bertingkah seperti biasa yang memang banyak diamnya.

Sudah tiga bulan hubungan nya dengan Athar berjalan, tiga bulan itu pula Arif hanya pulang seminggu sekali karena katanya rute perjalannya di ganti jadi lebih jauh sehingga tidak memungkinkan untuk nya pulang seminggu dua kali.

Dan sudah dua bulan ini Arif menafkahinya separuh dari biasa nya, saat melati bertanya jawaban Arif dirinya butuh uang karena takut sewaktu-waktu ia membutuhkan uang di jalan untuk kebutuhan perjalanannya.

melati tidak keberatan asalkan Arif memang mengatakan yang sesungguhnya, apalagi Athar juga beberapa kali mentransfer nya uang katanya buat melati jajan,

"kalo orang kaya jajannya paling murah 10 juta, apalah aku ini 100 rb aja udah banyak banget kalo buat pergi hari Minggu mah" batin melati saat pertama kali Athar memberinya uang jajan.

Athar dan melati sama-sama sangat menikmati kebersamaan mereka, melati bahkan sangat sering menginap di apartemen Athar, kalau tidak Athar yang akan datang ke tempat kos melati melalui jendela belakang kos nya tapi itu sudah sangat jarang ia lakukan, lebih enak melati yang ia bawa ke apartemen nya, mengingat lebih nyaman dan lebih leluasa untuk keduanya.

Seminggu sekali Athar mengajak melati berbelanja, melati selalu menolak dengan alasan tidak butuh apa-apa, tapi Athar selalu memaksanya, bahkan setiap ke mall Athar selalu membelikannya perhiasan yang bernilai fantastis.

Saat mereka sedang menikmati makan malamnya telpon Athar berdering, Athar melihat nama papa tertera di layar ponselnya.

"Bentar ya aku terima telpon dulu" ujar Athar melati mengangguk lalu melanjutkan makannya.

"Halo Kenapa pa?"

"Athar, urusan kamu di Surabaya udah beres kan??" Tanya papa Athar di sebrang telpon.

"Ee .. udah beres sih produksi nya pa" jawab Athar ragu, perasaannya mulai tidak enak.

"Kamu balik Jakarta ya besok, papa mau ke Jepang, perjalanan bisnis, kamu handle kantor pusat selama papa nggak ada" perasaan Athar yang tidak enak pun terjadi, papa nya menyuruhnya pulang sebenarnya hati Athar tidak mau, bagaimana bisa dia jauh dengan melati, tapi mau bagaimana lagi, ini menyangkut kepentingan perusahaan papanya.

"Oke, besok Athar pulang" jawab Athar, mereka berbincang sejenak menanyakan kabar satu sama lain lalu menutup telponnya. Athar kemudian menuju meja nya menghampiri melati yang sedang asyik makan steak yang sudah Athar potong-potong di piring melati.

"Udah mas??" Tanya melati melihat Athar akan duduk di depannya Athar mengangguk mengiyakan.

" melati" panggil Athar, melati menoleh menatap wajah Athar.

"Ee .. kayak nya besok mas harus pulang ke Jakarta, papa nyuruh mas pulang" ujar Athar ragu, melati diam sejenak hati dan otak nya seperti sedang bimbang antara merelakan dan tidak, pasalnya melati sudah terbiasa dengan Athar, mendengar nya akan kembali ke Jakarta hati melati seperti ada suatu ketidakrelaan. Tapi bagaimanapun juga dia harus merelakan, Athar punya pacar dan keluarga disana, ia sama sekali tak berhak memiliki Athar sepenuhnya, apalagi jika mengingat status nya sendiri.

"Oke, jadi ini pertemuan terakhir kita??" Tanya melati mencoba tenang, ia berusaha sekeras mungkin menahan tangisnya. Athar mengangguk tanpa berkata, raut wajahnya pun terlihat sedih, tidak rela harus meninggalkan melati.

"Baiklah mas, semoga setelah ini kita bisa saling melupakan, terimakasih ya mas sudah pernah hadir dalam hidup melati, terimakasih sebanyak-banyaknya udah selalu bikin melati ketawa, bahagia, selalu mau jadi pendengar yang baik saat aku perlu teman cerita, semoga setelah ini hidup kamu lebih bahagia, aku pasti selalu mendoakan mas" melati tersenyum setelah mengatakan isi hatinya, matanya berkaca-kaca, senyumannya hanya ia gunakan untuk menahan air matanya.

"melati, saya sayang banget sama kamu, terimakasih juga untuk kebahagiaan yang kamu berikan selama ini, terimakasih sudah menerima pemaksaan saya di awal-awal, sa... Saya ... Cinta kamu mel" sekarang malah Athar yang mengeluarkan air matanya tanpa malu di hadapan melati, entahlah kenapa dia bisa sesayang ini dengan melati, padahal dengan marissa pacarnya sendiri ia biasa saja.

Melihat Athar menangis melati tidak bisa menahan air matanya lagi, melati menelungkupkan wajahnya di samping piringnya. melati menangis tanpa suara.

"Kita pulang sekarang melati" Athar mengajak melati pulang, menuntun melati menuju mobilnya, lalu melajukan mobilnya menuju apartemen Athar.

Setelah sampai Athar dan melati berbaring di ranjang kamar Athar dengan saling berpelukan erat.

"Kamu baik-baik disini ya sayang, jaga diri, jangan lupa makan, terus kalau capek istirahat yang cukup" Athar berpesan pada melati, melati hanya bisa mengangguk sambil ini mengusap air mata yang terus mengalir tanpa permisi itu.

"Udah dong jangan nangis terus, mas jadi takut ninggalin kamu" melati mendongak menatap wajah Athar dan tersenyum.

"Mas jaga diri juga ya disana" hanya itu yang bisa melati ucapkan, Athar mengangguk lalu dengan lembut ia mencium bibir melati, lama-kelamaan ciuman mereka penuh nafsu seakan ini adalah ciuman terakhir yang harus berkesan.

Mereka melakukan perset*buhan nya dengan sangat liar dan panas apalagi melati sangat agresif malam ini, ia ingin menjadi kenangan Athar yang paling indah. Jam 12 malam mereka selesai dan tertidur dalam satu selimut saling berpelukan tanpa sehelai benang pun.

Jam 2 pagi, Athar terbangun merasa lapar karena tadi ia tidak menghabiskan makan malamnya dan malah menghujam melati dengan penuh tenaga.

Athar mencoba melepas pelukannya agar tidak menggangu tidur melati. Setelah terlepas Athar mamakai celana boxernya dan menuju dapur untuk melihat apa ada yang bisa ia makan, biasanya ia punya persediaan roti atau yang lain.

Saat Athar keluar melati terbangun karena tidak melihat Athar di sampingnya melati panik.

"Massss... Mas Athar .." panggil melati, Athar yang mendengar melati seperti panik menjawab dari dapur.

"Kenapa sayang, mas di dapur " jawab Athar melati segera menghampiri Athar dan memeluk nya erat.

"Kamu kenapa??" Tanya Athar bingung.

"Nggak apa-apa, kirain kamu kemana " lirih melati di pelukan Athar dalam keadaan telanjang.

"Sayang, pake baju dulu gih, ntar masuk angin" ujar Athar, melati baru sadar dia tidak memakai apapun di badannya segera berlari menuju kamar memakai nigh robe dress-nya yang di tersedia di lemari Athar memang disiapkan untuk melati.

Setelah memakai pakaian melati menghampiri Athar kembali karena penasaran apa yang dilakukan Athar di dapur malam-malam begini.

"Kamu ngapain disini mas?" Tanya melati menghampiri Athar yang melihat-lihat isi kulkasnya.

"Aku laper banget yang, cari roti di kulkas nggak ada" jawab Athar lalu duduk di bangku depan kitchen set nya dan akan meneguk air dingin yang di ambil nya dari kulkas.

melati segera mengambil botol air mineral dari tangan Athar, Athar tau kesalahan nya, melati selalu saja marah kalau tau Athar minum air dingin di tengah malam jika selesai bercint*.