Siang ini aku menangis dalam diam. Tanpa ada suara dan air mata, aku terdiam mengingat perilaku Fandi kepadaku. Tega dia melakukan itu kepadaku. Aku berusaha membangkitkan moodku agar tidak mengacaukan pikiranku saat itu. Ini salahku, kenapa aku begitu cepat menerima Fandi sebagai pacarku waktu itu. Aku patah hati bukan karna aku masih mencintainya, aku patah hati karna aku pernah menjadi kekasihnya.
"Ri.. Kenapa Lo?" Tanya Mily yang sepertinya mengerti diriku sedang galau.
"Gue putus Mil." Jawabku sambil berbisik.
"Aduh aduhhh anak muda hahahaha... Sabar yaa sabar..." Ledek Mily.
Aku terdiam dan masih memainkan handphone.
"Putus kenapa? Cerita sini sama Mami Mily." Tanya Mily sambil merangkul dan menepuk - nepuk pundakku.
"Aduuh sakit Milll.... Ah gila dia parah banget Mil." Jawabku kesal.
"Iyaa dia kenapa? Siapa nama pacar lo? Gue lupa."
"Mantann!!!"
"Iyaaa iyaa mantan YaAllah galak hahahaha.."
"Fandi Mil.."
"Oh si Fandi namanya. Yaudah kenapa dia?"
"Banyak bohongnya, suka gombal, genit lagi."
"Aduh aduhhh... untung udah putus yahhh.. Yaudah habis ini temenin gue jalan yaa biar gak sedih."
"Kemana?"
"Ya nanti habis kuliah kita langsung cawww..."
"Yaudah gue ngikut ajadeh."
"Okeeee."
Mily memang paling mengerti perasaanku saat itu, aku tumpahkan perasaanku semua di twitter. Benar - benar cewek labil, semua curhatan di tumpahkan ke twitter. Rasanya lega sih, tapi berkali - kali Fandi tersindir olehku. Ah sudah lah. Aku Riri Saputri sedang patah hati karna seorang laki - laki pembual dan menyebalkan.
"Lo mau makan apa?" Tanya Mily saat kami sudah sampai di Mall.
"Gue mau es krim Mil."
"Es krim doang kenyang?"
"Kenyanglah kalo makan es krimnya 10."
"Gila lo ya? Ini udah waktunya makan siang. Kita makan dulu Ririiiii...."
"Ri, Mil, kita makan di situ ajaa.. Kayaknya enak deh." Sahut Sera yang daritadi sibuk melihat kanan kiri mencari makanan.
Aku, Mily dan Sera jalan - jalan ke Mall setelah pulang dari kampus, seperti janjinya Mily tadi. Dia mau mengajakku pergi agar aku tidak galau. Dan ternyata Sera juga ikut karna memang Sera anaknya suka jalan, gak betah di rumah.
"Yaudahlah disitu aja." Jawab Mily menarik tanganku.
"Ih ada es krim gak?" Tanyaku masih ingin makan es krimm.
"Adaaaa nanti kita tanya mbaknya hahahaha...." Jawab Sera.
Yaa Aku sedikit terhibur karna Mily dan Sera mengajakku jalan dan makan ke Mall, walaupun hanya sekedar melihat - lihat tapi setidaknya hati ini mulai lebih tenang dan tidak kesal lagi.
"Gimana? Masih galau?" Tanya Mily sambil menatapku.
"Ih serem banget muka lo Mil." Jawabku meledek.
"Yehhh... Ditanya malah ngeledekkin gue. Galaunya masih ada gak? Atau udah hilang?" Tanya Mily lagi sambil tersenyum.
"Udahhh.. Aman... Bye Fandi..."
"Asiikk, cari pacar lagii!" Sahut Sera dengan nada bernyanyi lagi ST12.
"Dihh hahahaha... Yakali gue cari pacar lagi.. Nyari dimana? Di Mall?" Tanyaku meledek.
"Di kampus kita aja Ri." Sahuut Mily sambil tatapan meledek.
"Yeeeee.. yang kemarin aja dari kampus kita walaupun beda jurusan. Ini disuruh cari disitu lagi, cari penyakit namanya Milyyyyyy.."
"Yaudah cari di sini niiihhh..." Ledek Sera sambil menunjuk hidungnya.
"Yeee apasih kalian hahahhaha..."
Aku sangat berterima kasih dengan Sera dan Mily yang sudah menghiburku disaat aku sedang sedih dan kesal. Mereka benar - benar terbaik.
***
Kali ini aku ingin bercerita tentang seorang laki - laki bernama Dhito, lelaki yang sejak lama sudah aku kenal tapi kami belum pernah bertemu sebelumnya. Dhito Pratama, dia adalah seorang cowok yang jago futsal, dia sahabat dari sahabatku yaitu Mytha. Sejak SMA kami sering berbalas pesan di Facebook maupun Twitter, karna ulang tahun kami yang hanya beda sehari. Dhito adalah kakak kelas Wina sepupuku saat SMA. Saat aku sedang patah hati, dia masuk di kehidupanku. Berusaha untuk dekat denganku. Bagaimana cerita Dhito dan Aku bisa pacaran? Bagaimana secepat itu Riri menjalin hubungan lagi dengan orang lain? Apakah hubungan Dhito dan Riri akan bertahan lama? Bagaimana kisah cinta mereka? Begini ceritanya:
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments