kepergiannya

"Paappaaaaa" Teriak kyra, air matanya langsung tumpah tanpa permisi, kakinya langsung lemas tak bertega, dunianya terasa hancur seketika, separuh nafasnya terasa hilang bersama kepergian sang ayah.

"Papa bangun hiks papa cuma tidur aja kan?, bangun pa hiks bangun" Kyra menangis sambil berusaha membangunkan sang ayah, kyra tidak bisa mengontrol dirinya, kesadarannya telah hilang, dia berusaha menolak kenyataan sekeras yang dia bisa.

"Papa jangan tinggalin kyra" Lirih nya yang masih terisak, sesak dadanya sesak, tenaganya menjadi lemah.

"Kyra sabar ya sayang, masih ada mama, papa sama alby suami kamu yang akan menemani kamu" Ucap adira yang ikut menangis saat melihat kyra menangis, Adira mencoba menenangkan kyra dengan memeluknya dan mengusap punggungnya secara halus.

"Aryo, kenapa harus secepat ini" Ucap Bima di samping Aryo yang sudah terbaring tak bernyawa, air mata yang tidak tahu kapan keluarnya sudah membasahi pipinya hingga tangannya ikut basah karena tetesan air mata.

Dengan raut wajah yang di penuhi kesedihan dan hati yang sakit karena kehilangan sahabatnya untuk selamanya bima melangkahkan kakinya dan meraih telpon yang berada di meja tak jauh dari tempatnya berdiri.

Setelah Bima menelpon perawatan dan dokter langsung berdatangan, sang dokter langsung dengan cepat mengecek keadaan pasiennya untuk memastikan dan benar saja sesuai laporan dari telpon, pasiennya sudah meninggal.

kyra melihat dengan seksama saat dokter mengecek ayahnya, dengan matanya yang tak berhenti mengeluarkan butiran bening dia berdoa agar di berikan keajaiban, namun lagi-lagi harapan kyra kembali runtuh saat melihat dokternya menggelengkan kepala dan meminta maaf.

"Papa hiks papa" Tiada hentinya kyra memanggil sang ayah, hingga akhirnya kyra ambruk tak sadarkan diri.

Akhirnya Bima dan adira mengurus setiap keperluan yang di perlukan, walaupun hatinya masih sakit Bima masih harus tetap kuat dan tegar untuk sahabatnya dan juga kyra, walaupun panik dan tidak bisa berpikir dengan sepenuhnya sadar Bima tetap bisa mengontrolnya dan membantu sang istri.

Alby?, dia tidak bisa di hubungi karena sedang berada di dalam pesawat, kalaupun nanti dia tau pasti dia sudah berada di luar negeri, dan dia juga tidak akan bisa berbuat apa-apa karena ada pekerjaan di sana.

...****************...

"kyra bangun sayang" Adira mencoba membangunkan kyra yang masih tidak sadarkan diri.

Sekarang kyra sudah berada di rumahnya, perlahan kyra membuka matanya yang terasa bengkak akibat menangis.

"Mama" Ucap kyra lalu mendudukkan dirinya.

"Jangan sedih lagi ya, ada mama di sini, kita harus relakan papa kamu biar dia tenang di sisi Tuhan" Ucap adira sambil memeluk kyra.

Mengingat itu kembali membuat kyra menangis, bahkan air mata saja masih tidak cukup untuk menggambarkan rasa sakit di hati kyra.

"Kamu ganti baju dulu ya, habis ini kita mau ke pemakaman" Ucap adira sambil mengelus belakang kepala kyra.

Dengan berat hati kyra berjalan dan mengganti pakaiannya, sesakit apapun dia harus berusaha ikhlas atas kepergian ayahnya.

"Papa kyra sayang papa, papa yang tenang ya di sana, bilang sama mama kyra juga sayang dan rindu mama, maafin kyra kalo banyak salah sama papa, kyra janji akan bahagia dan ingat semua pesan papa" Ucap kyra sambil memeluk sang ayah untuk terakhir kalinya, air mata kyra membasahi kain yang membungkus tubuh kaku sang ayah.

"kyra" Panggil adira dengan nada yang sangat lembut sambil memegang pundak kyra.

kyra yang di panggil pun langsung melihat kearahnya, dia mengerti jika sang ayah harus segera di makamkan dan kyra pun berdiri, kyra masih tak kuasa menahan tangis, beruntunglah dia karena di sampingnya ada ibu mertua yang merentangkan tangannya untuk memberikan pelukan.

...****************...

malam pun tiba mereka bertiga sekarang berada di rumah kyra, menemani gadis yang sedari tadi tidak berhenti menangis,dan tidak mau makan sedikitpun.

"Kasihan kyra" Ucap adira sambil mengelus rambut kyra yang sekarang tertidur di atas pahanya karena kelelahan menangis.

"Iya, papa tidak bisa membayangkan jika dia sendirian, untung sekarang ada kita yang bisa menjaga dan menemaninya" Ucap Bima sambil menatap kyra sari samping istrinya.

hari demi hari berganti kyra sekarang tinggal bersama mertuanya, dimanapun tempatnya dia tidak bisa untuk tidak bersedih dan lupa akan apa yang terjadi, tapi setidaknya di sana ada mama mertuanya yang selalu siap kapanpun memeluk dan memenangkan kyra.

sudah enam hari semenjak kepergian sang ayah, selama itu juga kyra tinggal di rumah mertuanya, dan saat ini kyra sedang berada di makam sang ayah, sendirian karena dia menolak ketika mertuanya ingin ikut menemani.

"papa, kyra datang" ucap kyra sambil tersenyum walaupun matanya sudah memerah menahan tangis.

kyra menaruh bunga yang ada di genggamannya di atas makan sang ayah, tangannya perlahan mengelus papan yang bertuliskan nama sang ayah di sana.

"papa apa kabar?, kyra kangen papa, rasanya gak ada lagi alasan buat kyra hidup dan tetap berjuang di dunia ini" ucap kyra yang sedang merasakan kesepian karena di tinggalkan ayahnya.

"kyra mau ikut papa aja, tapi kyra takut nanti kalau ketemu papa tapi papa marah sama kyra, kenapa harus secepat ini papa tinggalin kyra" air mata kyra perlahan mulai turun membasahi pipinya.

"tau gak pa, orang yang papa harap bisa menjaga kyra ternyata dia bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya sampai sekarang" ucap kyra yang mana alby sampai saat ini belum pulang dari luar negri.

"mungkin papa menitipkan kyra kepada orang yang salah, tapi gak papa kyra akan berusaha menjadi kuat tanpa siapapun" ucapnya lagi, bukankah hal yang paling percuma di dunia ini adalah bergantung kepada orang lain?, maka dari itu jika bisa lebih baik berusaha sendiri.

matahari mulai turun yang menandakan hari akan berganti menjadi malam, kyra pun memutuskan untuk pulang, takut jika kedua mertuanya khawatir jika dia pulang terlalu malam.

"papa, kyra pulang dulu ya, kyra bakalan sering dateng kesini, maaf ya kalo kyra terlalu banyak bercerita, maaf juga kalo kyra masih sangat merindukan papa, kyra sayang papa" ucap kyra sambil memeluk papan nama sang ayah dan menciumnya.

setelah menempuh beberapa menit perjalanan akhirnya kyra sampai di rumah mertuanya, saat membuka pintu rumah mertuanya kyra di kejutkan dengan sosok pria yang sekarang sudah menjadi suaminya.

"ah sayang kamu sudah pulang?" sapa adira yang tersenyum lega setelah melihat kyra pulang, tadinya dia khawatir jika kyra akan histeris lagi.

"iya ma" jawab kyra lalu mendekati mama mertuanya.

kyra merasa sangat canggung, haruskah dia menyapa suaminya itu?, tapi harus menyapa seperti apa?, atau haruskah dia diam saja?, kyra sibuk bertanya kepada dirinya sendiri.

"kyra kamu mau istirahat dulu?, kamu pasti cape" tanya adira yang membuat kyra menghembuskan nafas lega karena bisa pergi dari sana.

"kalo gitu kyra ke atas dulu ya" pamit kyra lalu beranjak pergi ke kamar nya.

Terpopuler

Comments

Cokies🐇

Cokies🐇

kenapa harus hiks hiks sih 😭😭

2023-09-01

0

raazhr_

raazhr_

aduh, dia lgi kerja kyra. perjalanan balik dari luar negeri itu jauh loh🤧

2023-08-24

1

raazhr_

raazhr_

sabar ya kyra😭🤧

2023-08-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!