Permintaan Terakhir
Gadis cantik bernama kyra queensha saat ini berusia 20 tahun, dia hanya tinggal bersama ayahnya karena sang ibu sudah meninggal sejak kyra masih sekolah menengah pertama, kakek dan neneknya semua sudah meninggal sejak kyra masih kecil, kyra juga tidak memiliki bibi ataupun paman karena kedua orang tuanya adalah anak tunggal.
Tapi walaupun kyra hanya punya sang ayah dia tetap bahagia karena kasih sayang ayahnya yang begitu besar, selain ayahnya kyra juga memiliki dua teman yang juga mewarnai hari harinya, mereka bernama fara dan lily.
Namun sayangnya suatu hari kyra mengetahui jika ayahnya sakit dan umurnya sudah tidak lama lagi, dia juga harus menikah dengan seseorang yang tidak dia kenal sama sekali, kenyataan itu menghancurkan hatinya, tidak dia sangka satu-satunya orang dia sayangi akan meninggalkan dia selamanya, tapi yang bisa dia lakukan hanya menuruti sang ayah agar ayahnya bahagia.
...****************...
Di sebuah rumah sakit besar ada seorang pria paruh baya yang bernama Aryo, sedang gelisah menunggu hasil pemeriksaan kesehatannya, setelah menunggu beberapa saat akhirnya sang dokter datang dan memberikan kertas yang berisi hasil pemeriksaan dirinya.
"Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa penyakit bapak semakin parah, saya sarankan untuk segera di rawat di rumah sakit dan menjalani pengobatan lebih lanjut, jika tidak maka kemungkinan besar bapak tidak memiliki banyak waktu lagi" Ucap seorang dokter sambil memberikan kertas yang ada di tangganya.
"Saya mengerti, terimakasih untuk saran dan bantuannya selama ini, tapi saya tetap memilih untuk tidak di rawat" Ucap aryo yang tak lain adalah ayah kyra, dia bersikeras untuk tidak di rawat dan menjalani pengobatan lebih lanjut.
"Baiklah jika itu keputusan bapak, saya tidak bisa memaksa" Ucap sang dokter tersenyum dan memberikan resep obat kepada pasiennya itu.
...****************...
tok tok tok
Suara ketika pintu mengalihkan fokus kyra yang sedang mengerjakan tugas, kyra segera berdiri dari duduknya dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya.
"Papa" Ucap kyra dengan senyum indah yang terukir di wajahnya.
"Boleh papa masuk?" Tanya sang ayah meminta ijin.
"Boleh dong" Ucap kyra mempersilahkan dan ayahnya pun masuk ke dalam.
"Papa duduk dulu ya, kyra mau beresin meja dulu" Ucap kyra menyuruh sang ayah untuk duduk di sofa dekat kasurnya.
"Kamu lagi ngerjain tugas ya, papa ganggu gak?" Tanya ayahnya takut jika kehadirannya mengganggu putrinya.
"Ngga ko pa, kyra masih bisa kerjain lagi besok" Jawab kyra, setelah selesai merapikan mejanya kyra menyusul ayahnya untuk duduk di sofa.
"Papa mau bilang sesuatu sama kamu" Ucap sang ayah memandang kyra selembut mungkin.
"papa mau bilang apa? " tanya kyra penasaran.
"sebelumnya papa mau minta maaf, papa mengambil keputusan tanpa bertanya kepada kamu, tapi percayalah ini yang terbaik yang bisa papa lakukan untuk kamu" ucap ayahnya yang mulai gugup untuk memberitahu yang sebenarnya.
"papa mau kamu menikah, papa sudah siapkan calonnya" ucap ayahnya yang terdengar santai namun bagi kyra kalimat itu bagaikan petir yang menyambar.
"me-menikah? " tanya kyra yang sangat terkejut, tanpa ada angin tanpa ada hujan tiba-tiba harus menikah jujur saja kyra tidak siap untuk itu.
"Pa, papa becanda ya, kyra bahkan masih semester 4, kyra belum siap, kyra gak mau menikah jangankan menikah pacaran aja kyra belum mau" Ucap kyra mencoba memberikan alasan agar tidak jadi di nikahkan.
"Tapi papa serius, papa sudah pilih calon suami yang baik dan bisa menjaga kamu" Ucap sang ayah yang mulai khawatir jika kyra benar benar tidak mau menikah.
kyra menolak percaya jika ayah yang sangat menyayanginya, yang penuh perhatian, yang selalu menuruti keinginannya kini memaksanya untuk menikah, kenapa?, apa alasannya?.. Pikiran kyra sekarang sudah di penuhi pertanyaan.
"Papa kan tau kalo kyra cuma mau menjalin hubungan dan menikah jika orangnya seperti papa" Ucap kyra.
"Kenapa?, kenapa papa mau jodohin kyra?" Tanya kyra kini matanya berkaca-kaca karena dia berpikir mungkin ayahnya sudah tidak menyayanginya makanya mau kyra segera menikah.
"Karena papa mau ada yang bisa gantiin papa buat jagain kamu, dan juga laki laki pilihan papa ini pasti bisa menyayangi kamu seperti papa, papa yakin, hanya saja mungkin perlu waktu" Jawab ayahnya sambil memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk memberitahu putrinya.
"Kan masih ada papa, kenapa harus buru buru, biarin kyra selesai kuliah dulu baru habis itu kyra coba untuk cari orang yang bisa menjadi pendamping kyra, ya pa?" kyra mencoba bernegosiasi dengan ayahnya, namun jika menunggu sampai selesai kuliah itu terlalu lama.
"Maafin papa tapi menikah secepatnya adalah satu-satunya yang terbaik untuk di lakukan, kamu percaya aja ya sama papa, lagipula calon suami kamu baik ko, dan lagi keluarganya masih lengkap jadi kamu nanti tidak akan kesepian, mereka semua juga orang-orang baik" Ucap ayahnya.
"Tapi kenapa?, kenapa papa maksa kyra?, apa kyra ada salah?, kalo iya papa marah aja, kasih tau biar kyra bisa memperbaiki kesalahan tapi jangan nikahin kyra dan buat kyra jauh dari papa" Ucap kyra dengan wajahnya yang sedih dan hampir menangis.
"Bukan begitu, kamu sama sekali tidak melakukan kesalahan, ini hanyalah permintaan papa untuk kebaikan kamu juga" Ucap sang ayah lalu mengelus rambut putrinya mencoba untuk menenangkan.
"Papa udah gak sayang lagi ya sama kyra makanya mau nikahin kyra" Buliran air matapun lolos membasahi pipinya.
"Ngga sayang, justru karena papa sangat menyayangi kamu makanya papa melakukan ini" Ucap sang ayah lalu mengusap air mata kyra.
Tapi hal itu tidak berhasil membuat kyra berhenti menangis, sang ayahpun tidak tau lagi harus berbuat apa, dan pada akhirnya dia memutuskan untuk memberitahu putrinya alasan mengapa ia ingin menjodohkannya.
Mungkin pada akhirnya kyra harus mengetahuinya. Pikir sang ayah lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan mengambil sebuah kertas yang sudah terlipat rapi.
"Ini, papa minta maaf karena baru memberitahu kamu sekarang, ini adalah alasan sebenarnya kenapa papa mau kamu segera menikah" Ucap sang ayah sambil memberikan kertas yang berisi tentang penyakitnya.
"Beberapa tahun terakhir papa sering cape, gak enak badan, ini dan itu awalnya papa pikir mungkin karena usia papa yang sudah tua tapi semakin hari semakin terasa sakit dan ternyata sakitnya bukan karena usia papa yang sudah tua" Ucap sang ayah membuat kyra buru buru untuk melihat kertas yang di berikan oleh ayahnya.
"Papa jangan becanda pa, ini semua bohong ya?, papa gak mungkin punya penyakit ini, ini bohong kan? " Tanya kyra dengan air mata yang menetes tak tertahan, catatan medis yang sangat jelas dan detail membuatnya tak kuasa menahan tangis namun dirinya masih berharap bahwa itu semua adalah kebohongan.
"maafin papa, selama ini papa gak pernah jujur sama kamu, dan baru memberitahu kamu sekarang, tapi apa yang papa bilang benar adanya, papa melawan semua rasa sakit itu agar kamu tidak khawatir" jawab ayahnya yang membuat kyra menangis lebih kencang.
"kenapa papa gak cerita dari dulu, kenapa papa baru bilang sekarang" ucap kyra sambil memeluk sang ayah.
"Awalnya dokter bilang papa masih memiliki beberapa tahun lagi untuk bertahan hidup makanya papa tidak langsung memberitahu kamu, tapi ternyata sekarang penyakitnya menjadi lebih parah dan papa bisa meninggal kapan saja" ucap ayahnya yang juga berkaca kaca karena putri tersayangnya menangis.
"kyra gak mau papa pergi, kyra sayang papa, kyra masih mau papa disini, sama kyra, kalo papa pergi kyra sama siapa, kyra gak mau sendirian" ucap kyra sambil menangis di pelukan sang ayah.
"maafin papa ya, ini semua sudah menjadi takdir, makanya papa ingin kamu segera menikah agar kamu tidak sendirian saat papa pergi" ucap sang ayah sambil mengelus kepala putrinya mencoba untuk menenangkan.
"kenapa papa gak bilang dari awal, kalo papa bilang dari awal mungkin kyra bisa memiliki waktu lebih lama sama papa, kyra belum siap hidup sendirian, kenapa semuanya ninggalin kyra" ucap kyra yang masih menangis, rasa sakit yang menusuk di hatinya membuat air matanya tak bisa berhenti mengalir.
"maafin papa, papa gak mau kamu khawatir, dan tidak fokus, papa gak mau kamu di hantui rasa takut kehilangan setiap hari, dan juga papa tidak menyangka akan secepat ini" ucap ayahnya yang juga ikut berkaca kaca.
kyra tak lagi mampu menjawab, isak tangis membuatnya susah untuk berbicara dan juga pikirannya yang sedang kacau di terpa banyaknya pertanyaan yang dia timbulkan sendiri, sampai akhirnya dia tertidur.
sang ayah membaringkan putrinya dan meluruskan kakinya tepat di sofa tempat mereka tadi duduk, lalu ayahnya pergi mengambil selimut yang ada di kasur dan menyelimuti putrinya.
"maafin papa udah buat kamu sedih, ini lah mengapa papa tidak mau memberitahu kamu, mungkin seharusnya papa tidak memberitahu kamu sampai papa tiada" ucap sang ayah yang sedang menatap wajah sedih putrinya.
"bahkan sekarang papa tidak bisa memindahkan kamu ke tempat tidur, papa sudah terlalu lemah, semoga saat papa tiada nanti, seseorang yang ada di samping kamu menyayangi kamu lebih dari papa sayang sama kamu" ucapnya sambil tersenyum tipis dan mengelus kepala putrinya.
...****************...
matahari pagi menyapa kamar kyra yang baru saja terbangun dari tidurnya, dengan mata yang terlihat bengkak dia mengumpulkan nyawanya sambil duduk, setelah dia mengingat tentang semalam tanpa pikir panjang dia langsung berlari keluar kamar.
setelah menuruni tangga dia mencari keberadaan sang ayah, dan dia melihat sang ayah yang sedang duduk sambil membaca buku.
"papa" panggilnya lalu berlari dan memeluk sang ayah.
"pa, kita ke dokter ya, biar papa di rawat, biar papa bisa sembuh, nanti kyra cariin dokter yang paling ahli" ucapnya sambil memeluk sang ayah.
"kyra, walaupun papa di rawat tetap saja umur papa gak akan lama lagi" ucap sang ayah dengan sangat lembut.
" tapi pa, setidaknya kita coba dulu, kyra gk mau di tinggal papa " ucap kyra.
" kyra, kalau papa ke rumah sakit, papa harus di rawat, papa harus operasi, papa gak mau, papa gak mau jadi membuat kamu semakin gelisah dan khawatir, papa mau seperti sekarang aja, di rumah, minum obat teratur, sama kamu, temenin kamu membuat kenangan indah di sisa waktu papa" ucap sang ayah yang membuat putrinya kembali menitikan air mata.
"Tapi pa, kyra bakalan merasa bersalah nanti, karena kyra gak berbuat apa apa walaupun tau papa lagi sakit" Ucap kyra masih tetap menangis.
"Ada ko yang bisa kamu lakukan agar membuat papa bahagia dan tenang" Ucap sang ayah tersenyum lembut kepada putrinya.
"Apa?" Tanya kyra berusaha menghentikan air matanya.
"Menikah, itu adalah permintaan terakhir papa" Jawab sang ayah yang membuat kyra seketika diam.
kyra diam memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan kepada sang ayah, di satu sisi dia belum siap menikah, di sisi lain menikah adalah permainan terakhir ayahnya yang bisa membuat sang ayah bahagia.
"Oke kyra mau menikah" Ucap kyra dengan berat hati, namun jika demi sang ayah apapun akan dia lakukan.
"Beneran?" Tanya ayahnya memastikan dengan wajah yang berubah menjadi berseri.
"Iya tapi ada syaratnya, syaratnya adalah papa harus mau di rawat, papa gak usah mikirin kyra, kyra janji kyra gak bakal khawatir yang penting papa di tangani oleh dokter profesional, tapi kalo papa gak mau kyra juga gak mau menikah" Ancam kyra agar sang ayah mau di rawat, meskipun hasilnya tidak sesuai keinginan tapi setidaknya sudah berusaha itulah yang kyra pikirkan.
"Baiklah, tapi papa di rawat nya nanti ya setelah kamu menikah, toh pernikahannya juga tidak lama lagi" Ucap sang ayah menyetujui permintaan putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Hi_Kiraa
Jodoh jodoh
2023-08-24
1
vall_ceunah
mamoir kak 🙏🙏
2023-08-24
1
raazhr_
panjang umur ya om, biar bisa liat anakmu akad🤧
2023-08-24
1