Di dalam ruangan yang hanya berisikan kasur dan 2 lemari, terlihat seorang pemuda sedang duduk termenung diatas ranjang sambil menatap tembok rata yang berwarna putih cerah.
Pemuda itu bernama Simon Sinaga, dia adalah pemuda yang merantau keluar kota untuk bekerja sebagai kuli.
Simon
Huh...
Simon
Rasanya semua badanku terasa begitu sakit...
Gumam Simon sambil menghela nafas kasar.
Setelah mengatakan itu, Simon melemaskan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke ranjang empuk yang berada di bawahnya.
Simon
Apa besok aku masih kuat untuk bekerja besok?
Ucap Simon mengeluh, lalu mengangkat salah satu tangannya dan menyimpannya tepat menutupi kedua mata yang sudah terpejam sedari tadi.
Sesekali dia merintih kesakitan, dan tersedu-sedu dengan air mata yang mengalir dari pelipis matanya.
Dia menangis dengan suara kecil meskipun sebenarnya dia telah mencoba untuk menahan semua itu.
Namun, kesedihan yang selama ini ia simpan ternyata akan meluap pada hari ini.
Dibawah sinar lampu, Simon masih bersedih dengan posisi yang tidak berubah.
Wajar bagi dirinya untuk menangis seperti ini, jika kenyataan yang harus dia hadapi sangat berat untuk ditanggung olehnya.
Pada saat berusia 9 tahun, Simon kehilangan ayahnya yang telah wafat karena penyakit yang selama ini ia derita.
Lalu, 2 bulan kemudian ibunya menikah lagi dengan pria yang selama ini menjadi selingkuhannya.
Semenjak hari itu, kehidupan Simon yang sebelumnya penuh dengan warna berubah menjadi hitam putih.
Pada saat berusia 17 tahun, Simon memutuskan untuk mencari pekerjaan diluar kota. Dan sekarang, dia telah memiliki pekerjaan sebagai kuli.
Meskipun berat, namun Simon selalu menyemangati dirinya sendiri tanpa sedikitpun keluhan.
Simon
Eh..? Apa yang sedang terjadi?
Simon
Kenapa semuanya terasa bergetar?
Simon yang sedang bersedih tiba-tiba melompat dari atas ranjangnya kemudian berlari keluar setelah melamun tanpa sebab.
Pada saat ini, terjadi getaran hebat yang membuat kedua lemari miliknya jatuh dan hampir menimpa Simon.
Simon
G-gempa?
Simon merasakan kepanikan hebat di dalam dirinya, yang membuat otaknya berhenti bekerja.
Karena panik, Simon berlari kesana-kemari tanpa alasan.
Lalu pada saat berlari seperti itu, Simon yang belum sempat beraksi telah tertimpa oleh puing-puing bangunan yang terbang kearahnya.
Dengan keadaan setengah sadar, Simon hanya bisa menangis lagi, namun sekarang air matanya berganti menjadi tangisan darah.
Tanpa ada satupun orang yang menolongnya, Simon tewas dalam keadaan setengah dari tubuhnya tertimpa oleh puing-puing bangunan.
***
Sistem
[Drrtzzzz... Mengumpulkan informasi... 0...1...2...3...
Pengumpulan informasi telah selesai...
Nama: Simon Sinaga.
Usia: 19.
Status: Perjaka, Tidak pernah memiliki seorang kekasih.
Nasib: Buruk.
Keberuntungan yang dimiliki: 0]
Simon
(Hah..? Suara apa itu?)
Sistem
[Sistem 001, akan siap melayani Simon Sinaga sebagai tuanku...]
Simon
(Berisik!! Kenapa suara itu berisik sekali di dalam kepalaku!!)
....
.....
Simon
Huh tenang juga.
Sistem
[Tuan...]
Simon
(GWAAAAA!!)
Simon
(S-siapa kau!?)
Simon
(Kenapa kau menggangguku?)
Simon
(Dan mohon jawab! Aku sedang berada dimana!?)
Sistem
[Brzzztt... Sistem 001 akan siap menjawab pertanyaan tuan....]
Simon yang sebelumnya telah tewas tertimpa puing-puing bangunan, tiba-tiba tersadar sedang berada di dalam ruangan gelap yang tidak berujung, dengan suara aneh yang selalu muncul di kepalanya membuat dia sedikitpun tidak nyaman.
Suara aneh itu menjelas kalau dia itu merupakan 'Sebuah Sistem' yang terlahir oleh keinginan terdalam dari Simon.
Awalnya Simon sangat kebingungan dengan penjelasan itu, namun dengan cepat dia menepis pikirannya kemudian menanyakan kembali semua informasi yang ingin dia ketahui.
Tentu saja sistem itu menerima permintaan tuan nya, dan menjawab pertanyaan Simon dengan rinci.
Simon
(Jadi? Aku telah tewas tertimpa puing-puing bangunan?)
Sistem
[Tepat...]
Simon
(Dan sekarang aku sedang berada di alam bawah sadar milikku?)
Sistem
[Tepat...]
Simon
(Hmmm~)
Simon
(Kurang lebih aku paham dengan situasi ini, tetapi tidak sepenuhnya bisa ku cerna dengan baik.)
Sistem
[....]
Simon
(Oh iya!)
Simon
(Kenapa kamu berada di sini?)
Simon
(Bukankah percuma saja memiliki tuan yang sudah tidak bernyawa.)
Sistem
[Sebenarnya... Saat tuan sedang dalam keadaan sekarat, saya sebagai sistem dan budaknya tuan sudah memindahkan jiwa tuan ke dunia salinan...]
Simon
(Dunia salinan?)
Sistem
[Ya, Dunia Salinan adalah dunia yang sama seperti dunia tuan sebelumnya. Namun, ada beberapa yang berbeda...]
Simon
(Owh... Sama halnya seperti Dunia Paralel?)
Sistem
[Tepat.]
Sistem itu menjelaskan lagi kepada Simon tentang apa itu "Sistem", dan berbagai fungsi apa yang tersedia di "Sistem" itu.
Simon terkagum mendengar penjelasan sistem. Tidak bisa terpikirkan ada kekuatan seperti itu di dunia ini.
Namun, Simon menyimpan dulu keterkejutannya kemudian meminta Sistem untuk membawanya pergi ke dunia baru yang sebelumnya dibahas.
Dengan cepat Sistem melakukan tugasnya dan Simon tiba-tiba tersadar dalam ruangan yang tidak asing baginya.
Comments
Ra dhiraemon
izin mampir
2022-12-05
0