16

Bella tertidur nyenyak semalam hingga baru terbangun di pagi hari. Bella berusaha turun dari ranjangnya karena hasrat ingin segera mengeluarkan air yang tersimpan di dalam kantung kemihnya sudah mendesak. Bella melirik ke sofa karena mendengar dengkuran halus dari sana. Bella tak menghiraukan pria berwajah tampan itu, tangannya meraih botol infus lalu berjalan pelan ke kamar mandi.

Ketika Bella keluar dari kamar mandi dirinya sudah di awasi mata tajam yang tadi masih terpejam. Bella tetap tak menghiraukan dan kembali ke ranjangnya. Tapi sial bagi Bella karena dia sulit memasang botol infusnya tak semudah saat melepasnya tadi.

"Kalau nggak bisa itu minta tolong!! Nggak usah gengsi!!" Elang menyerobot botol infus dari tangan Bella lalu memasangnya dengan mudah karena badan tingginya. Sementara Bella melirik sinis kepada Elang.

"Kenapa?? Malu meminta tolong karena sifat angkuh mu itu?" Kesal Elang karena melihat tatapan tidak suka dari Bella.

Bella tetap mengacuhkan Elang dan memilih menaiki ranjangnya lagi. Elang yang mudah emosi dengan tanggapan Bella acuh tak acuh itu mengepalkan tangannya dan membuat gerakan seperti ingin memukul Bella.

"Elang!!" Nadia memanggil Elang dari pintu. Sepertinya Nadia melihat apa yang Elang lakukan barusan.

"Bunda udah bawain sarapan sama baju ganti buat kamu Lang, kamu hari ini ke kantor kan?" Nadia meletakkan paper bag di atas meja.

"Iya Bunda, nanti siang Elang ke sini lagi. Kata dokter dia udah bisa pulang" Elang menyebut dia dengan melihat ke arah Bella.

"Ya sudah, sekarang mandi dulu habis itu kita sarapan!!" Nadia menyerahkan paper bag berisi baju kepada Elang. Sementara Nadia menyiapkan sarapan yang tadi di bawanya.

"Kamu udah baikan sayang?" Nadia mendekati Bella.

"Udah Bunda" Bella tersenyum kepada wanita yang rambutnya sedikit beruban itu.

Elang keluar dari kamar mandi sudah rapi dengan setelan kantorannya. Seperti baisa, Elang selalu menawan dengan balutan pakaian apapun.

"Ayo sarapan dulu, kamu mau Bunda suapi nak?" Tanya Nadia kepada Bella.

"Tidak Bunda, Bella bisa sendiri" Elang tersenyum sinis mendengar suara Bella yang lembut kepada Nadia.

Mereka bertiga makan dengan hening, rasa masakan Nadia memang tidak pernah gagal di lidah siapapun. Diam-diam Nadia melirik ke dua anaknya yang masih saling diam. Seperti tak ada kemajuan di hubungan mereka meski sudah sebulan berlalu.

"Elang sudah selesai Bun, Elang berangkat dulu" Elang mencium tangan Nadia lalu beranjak pergi.

"Elang!!" Cegah Nadia. Elang berbalik dengan malas menatap Nadia. Elang sudah mengerti maksud Nadia menghentikan ya saat Nadia menunjuk Bella hanya dengan matanya.

Dengan kesal Elang mendekati Bella lalu mengulurkan tangannya. Bella yang sejak tadi hanya fokus pada makanannya mengerutkan keningnya kala melihat tangan berotot itu terulur di depannya. Namun Bella langsung paham apa yang harus ia lakukan ketika menyadari Nadia terus menatapnya.

"Aku berangkat dulu!!" Ucap Elang bersamaan dengan tangan kananya yang di cium Bella.

"Iya, hati-hati" Balas Bella pelan. Seakan puas dengan kedua anaknya Nadia pun tersenyum simpul.

***

Elang tiba di kantornya sudah hampir jam 10 pagi. Di depan ruangannya sudah di sambut Marisa dengan senyuman hangatnya. Tak ayal membuat wajah Elang yang dari tadi terlihat suram menjadi cerah seketika.

"Elang, aku bawain kamu sarapan. Kamu belum sarapan kan? Kita sarapan bareng ya? Yah walaupun udah agak siang sih" Marisa membawa kotak makannya ke dalam mengikuti Elang.

"Kamu masak sendiri?" Tanya Elang

"Iya dong, spesial buat kamu" Marisa mengeluarkan senyuman mautnya.

"Ya sudah, tapi sedikit saja ya? Perutku sedang tidak enak" Alasan Elang karena tidak ingin membuat Marisa kecewa.

"Iya nggak papa, daripada kamu nggak sarapan sama sekali nanti kamu sakit" Marisa membuka kotak makannya dan membawanya mendekat kepada Elang.

"Mau aku suapi?" Imbuh Marisa.

"Tidak, aku makan sendiri saja" Elang mulai menyuapkan makanan buatan Marisa ke dalam mulutnya.

"Nanti siang kosongkan jadwalku Ca"

"Memangnya ada apa Lang? Sampai harus mengosongkan jadwal mu?" Marisa menatap Elang yang tampak menikmati sarapan ke duanya.

"Bella sudah boleh pulang, aku akan menjemputnya"

"Emm apa boleh aku ikut Lang?" Tanya Marisa hati-hati.

"Boleh, ikut saja kalau kau mau" Elang memberikan senyum tipisnya kepada Marisa.

***

"Bella, Apa nggak sebaiknya kita pulang dulu aja. Elang lama banget nih!!" Mita sudah tidak sabar menunggu kedatangan Elang yang katanya ingin menjemput Bella. Tapi sudah satu jam berlalu Elang tidak nampak juga batang hidungnya.

"Hai Bella?" Rayan muncul di balik pintu yang tadinya Mita kira itu adalah Elang.

"Hai Yan"

"Loh, kamu sudah boleh pulang?" Rayan melihat tas pakaian Bella yang sudah siap.

"Sudah" Jawab Bella singkat.

"Kalau gitu aku antar aja ya?" Tawar Rayan dengan semangat.

"Iya Bell, mending sana Rayan aja. Nunggu Elang kelamaan" Sambar Mita begitu saja. Gadis itu sudah sangat bosan harus menunggu Elang yang tak tau dimana.

"Ya sudah ayo kita pulang" Putus Bella akhirnya. Rayan langsung sigap membawa tas milik Bella keluar dari ruangan itu.

***

Elang memasuki rumahnya dengan wajah yang sudah tidak bersahabat lagi. Ia kesal karena saat ia datang ke rumah sakit ternyata Bella sudah pulang lebih dulu dan yang membuatnya lebih kesal adalah, Elang melihat mobil Rayan sudah terparkir si depan rumahnya.

"Kalau lebih milih di jemput pacar kamu ini bilang!! Jadi aku ngga perlu repot-repot datang ke rumah sakit!!" Elang langsung marah di depan Bella.

Bella hanya memutar bola matanya saja karena sudah biasa dengan sikap Elang yang seperti itu. Suka marah-marah tanpa tau kebenarannya dulu. Apa lagi melihat Marisa dengan wajah sok cantiknya di belakang Elang, itu membuat Bella jengah.

"Apaan sih Lang?" Rayan tak suka dengan tindakan Elang barusan.

"Kalau kalian mau pacaran ngapain nggak kasih kabar? Buang-buang waktu gue aja!!" Elang menatap Rayan sengit.

"Eh kalian udah datang. Loh Mita mana? Kok udah nggak ada?" Bunda datang dari dapur membawa tiga gelas air minum.

"Sudah pergi Bun, ada kerjaan di butik. Nih udah di ganti dua orang menyebalkan!!" Cibir Bella menatap Elang dan Marisa bergantian.

"Sorry Lang, tadi gue yang nawarin buat antar Bella pulang, tapi ada Mita juga kok. Tadi gue juga udah coba hubungi lo tapi ngga bisa" Jelas Rayan. Elang seketika tersadar kalau tadi ponselnya mati, dan yang membuat Elang telat menjemput Bella yaitu karena Marisa mengeluh sakit perut.

"Hemm, gue masuk dulu. Ca, aku ngga balik lagi ke kantor, kalau kerjaan kamu udah selesai nggak usah ke kantor lagi. Aku mau istirahat, capek!!" Elang meninggalkan mereka semua di ruang tamu, termasuk Nadia yang menatap Elang dengan aneh.

"Kalau gitu aku juga pergi dulu, permisi Bunda" Ucap Marisa.

***

Dreett dreettt..

Getaran ponsel milik Bella mengusik tidur nyenyak Elang di sofa yang tidak nyaman itu. Elang sengaja tak membuka matanya karena ingin tau siapa yang menghubungi Bella malam-malam begini.

"Halo?" Jawab Bella.

"....."

"Baik aku keluar sekarang!!" Ucap Bella dengan pelan, takut mengusik Elang.

Bella mengendap-endap keluar dari kamar. Sementara dari tadi Elang memperhatikan gerak gerik Bella yang mencurigakan.

"Mau kemana dia malam-malam begini!" Elang menuju balkon rumahnya. Menunggu tebakannya benar jika Bella akan menemui seseorang.

Dan benar saja Bella terlihat pandangan Elang, Bella sedikit menjauh dari rumah namun masih terlihat jelas oleh Elang. Dari jauh Elang bisa melihat Bella mendekati seseorang berpakaian dan bertopi hitam. Sayang sekali Elang tidak bisa melihat wajah pria itu karena terlalu jauh dan tertutup topi.

Tak lama kemudian Bella terlihat kembali dengan sebuah amplop yang di sembunyikan dibalik piyamanya. Elang buru-buru masuk kembali ke dalam kamar dan berpura-pura masih tertidur seperti semula.

Bella masuk ke dalam kamar dan melihat Elang masih tertidur bernapas lega Bella memasukkan amplop yang di bawanya tadi ke dalam tasnya. Lalu perempuan mencurigakan itu kembali tidur tanpa curiga jika daro tadi Elang mengawasinya dengan mata yang sedikit terbuka.

-

-

-

-

Happy reading🥰

Terpopuler

Comments

Siti Halimatun

Siti Halimatun

iasi info apa tuh amplop...mg tentang Marisa n maknya

2023-09-29

3

Sandisalbiah

Sandisalbiah

tunggu² di part sebelumnya Dokter bilang kalau Bella cuma punya satu ginjal krn udah mendonorkannya, jd bilang kalau salah satu ginjal Bella di donorkan utk keluarga Elang atau bahkan utk Elang sendiri krn itu yg membuat bunda Nadia begitu sayang pada Bella?.. 🤔🤔🤔

2023-09-17

1

Miss Typo

Miss Typo

ayolah gk sabar banget aku dag gedek bgt sama Elang

2023-03-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!