Part_03

Suasana menjadi begitu tegang dan hening saat Nyonya Lusy datang dan duduk di samping Tuan Abraham sembari menuangkan jus yang telah di siap kan oleh para pelayan. "Jadi kapan kamu akan menemui putra ku" tanyak Tuan Abraham memecahkan keheningan.

"Tidak perlu Tuan, aku sudah melihat nya saat masuk kedalam mansion tadi" Araya berkata sembari tersenyum mengingat sosok Varrel yang sangah gagah.

Seketika raut wajah Tuan Abraham berubah, mengernyitkan dahi nya dan menatap Araya dengan bingung.

"Hahaa... Aku tau kau pasti sudah melihat putra ku yang tampan itu kan" Nyonya Lusy tertawa meledek namun Araya hanya tersenyum dan menggangguk pelan.

"Jangan bermimpi terlalu tinggi, dia adalah pewaris kekayaan keluarga Abraham tidak akan perna sepadan dengan mu, Paham" Nyonya Lusi berbisik dan menekan kata² ini hingga Araya hanya bisa diam mematung.

"Seperti nya ada kesalah fahaman di sini, Mungkin saja kamu baru bertemu dengan putra bungsu ku Varrel Abraham" Jelas Tuan Abraham membuat Araya melongo.

Entah bagaikan di sambar petir di pagi hari, Seketika senyuman Araya luntur dan hanya bisa diam membisu dan menatap Tuan Abraham tanpa berkedip dengan mulut yang sedikit menganga.

Ibarat perjanjian Araya telah meletakkan stempel persetujuan di atas materai dengan tanda tangan. Araya tidak mungkin bisa menolak atau membatalkan perjanjian.

"Tadi Araya sudah menyetujui nya Tuan, berarti pernikahan akan segera di lakukan" Eddy dengan cepat mengakatan ini, takut Araya akan membatalkan atau memberotak lagi.

"Bagus lah, kami kesulitan mencarikan pasangan buat putra ku yang satu itu. Aku mempercayai kalian menjaga rahasia ini karena aku tidak bisa mempercayakan putra ku dengan orang lain" Setelah mengatakan ini Tuan Abraham menuangkan teh ke dalam cangkir porselin yang mewah.

"Aku sudah menjaga nama baik keluarga ini sejak lama, aku tidak ingin ada orang yang tahu tentang putra ku yang buta tapi percaya lah putra ku itu sangat baik dan pernikahan ini akan dilakukan tertutup, hanya kerabat dekat yang di undang" Lanjut Tuan Abraham

Seberapa keras pun Tuan Abraham memuji Evan Abraham, Araya tetap tidak akan mempercayai nya karena gosip dan rumor tentang nya yang begitu dingin dan Arrogant tersebar luas.

.

.

Pertemuan itu berjalan dengan baik hanya saja tatapan penuh kehinaan dan keangkuhan  Nyonya Lusi yang menakutkan dan licik seperti nenek sihir.

Di dalam mobil Araya hanya diam membisu, entah apa yang sedang Araya pikir kan yang jelas tatapan Araya begitu kosong dan air mata yang berjatuhan di pelupuk mata.

Kini mobil yang di tumpangi Araya telah sampai di mansion mewah. Setelah mobil itu berhenti Araya segera berlari keluar melewati semua orang dan berlari menuju kamar.

Melihat Araya yang begitu terpuruk, Asma hanya bisa mengelus dada, sedang kan Eddy hanya bisa menggelengkan kepala dan merasa bersalah pada gadis kecil itu, biar bagaimana pun Araya juga anak nya yang sangat dia sayang sama seperti Aisya.

🍃🍃🍃

Hari demi hari berlalu namun Araya masih seperti sebelum nya duduk merenung dan tidak banyak bicara di dalam kamar padahal hari ini adalah pelaksanaan pernikahan.

Dengan gaun pengantin yang begitu indah dan mewah, Araya duduk menghadap cermin dengan wajah suram. menatap bayangan nya yang seperti gadis bodoh di sana.

"Kalian semua jahat!!" teriak Araya melempar sebuah botol parfum tepat ke cermin saat melihat diri nya yang begitu menyedihkan.

Dari balik kamar Aisya mendengar suara Araya yang berteriak histeris. Ingin rasa nya Aisya masuk ke dalam menenangkan sang adik namun Aisya mengurungkan niat nya takut Araya akan semakin mengamuk.

Setelah menunggu hampir satu jam akhir nya pengawal Tuan Abraham datang menjemput calon pengantin Tuan Muda.

Araya berjalan nampak begitu cantik dan anggun walaupun tidak ada senyuman di wajah Araya sedikit pun, hanya mata yang sembab namun tidak memudarkan kecantikan yang Araya miliki.

Araya berjalan sembari melihat ke kiri dan kanan berharap ada celah sedikit pun untuk Araya bisa kabur dari pernikahan buruk ini. Namun pengawal Tuan Abraham yang begitu banyak dan Keluarga Araya yang terus memperhatikan gerak gerik Araya membuat Araya tidak bisa kabur dan hanya pasrah saja.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Setelah cukup lama akhirnya mobil itu berhenti di sebuah mansion mewah mirip istana tak jauh dari pusat kota.

Sebelum keluar dari mobil Araya menatap keluar jendela, ada begitu banyak orang yang menunggu kehadiran nya.

"Bukan kah pernikahan ini di lakukan tertutup" Tanyak Aisya yang juga memperhatikan mansion mewah itu, namun Araya tidak menjawab pertanyaan itu.

"Ayo kakak bantu kamu turun, kamu jangan gugup dan jangan lupa untuk tersenyum" Ucap Aisya sembari mengulurkan tangan dengan senyuman indah terukir di wajah nya.

Araya pun menerima uluran tangan Aisya lalu berjalan di red karpet dan melewati begitu banyak orang dengan pandangan yang berbeda beda.

Di depan pintu mansion Nyonya Lusi telah menunggu Araya dan melebarkan tangan buat Araya untuk memeluk nya.

"Perkenalkan menantu ku yang sangat cantik dan manis. Dia memang cocok bersanding dengan putra ku yang tidak berguna itu"  Nyonya Lusy berkata dengan keangkuhan nya.

"Cih!! ibu nya saja tidak suka dengan pria itu, bagaimana aku akan betah atau bahagia dengan nya" batin Araya merasa takut.

Araya kembali berjalan menuju Altar pernikahan dan tempat janji suci akan di lakukan. Dengan kepala yang di hiasi selendang putih Araya berjalan menjauh dari keramaian.

Di sana hanya ada beberapa orang saja dan wartawan, serta fotografer untuk mengambil gambar mereka.

Setalah beberapa menit Akhir nya mempelai pria datang menggunakan kursi roda yang di dorong oleh Varrel dan di dampingi oleh pengawal. Pertemuan untuk ketiga kali nya Araya melihat Varrel dan tetap saja terpesona akan ketampanan Varrel. Sampai-sampai Evan yang sudah berada di samping nya pun  di hiraukan begitu saja.

Samar samar Araya melihat Evan Abraham duduk tepat di samping nya. Evan menggunakan stelan jas yang begitu keren dan senada dengan gaun yang Araya kenakan.

Mata Araya membola lebar saat melihat dengan jelas wajah sang suami walaupun Evan menggunakan kacamata hitam namun  Evan tetap terlihat gagah dan berkarisma.

Deg.. Deg.. Deg

Jantung Araya seakan ingin berhenti karena terus berdebar debar melihat ketampanan Evan.

Araya fikir di dunia ini hanya Varrel yang memiliki wajah tampan. Ternyata Araya salah besar, Evan bukan hanya tampan tapi Evan begitu sempurna walaupun memiliki kekurangan fisik.

Araya terus melirik Evan dari balik selendang yang Araya kenakan tanpa sadar Evan telah mengucap kan janji suci di depan penghulu.

Saat semua orang bergemuruh dan bertepuk tangan, Araya terhentak dan dengan cepat memalingkan wajah nya.

Setelah mengucapkan janji suci, Evan memasangkan cincin permata di jari manis Araya begitu pun sebalik nya, Araya juga memasangkan cincin untuk Evan walaupun tangan Araya sangat gemetar dan gugup.

Setelah prosesi bertukar cincin, Kini masuk ke prosesi di mana Evan akan mencium kening Araya.

Semua tamu, wartawan dan fotografer bersiap mengambil foto mereka dan semua orang pun bertepuk tangan.

Cup.. Cup..

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀𝐒𝐇𝐀ᶠᴬ🤎🔵

☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀𝐒𝐇𝐀ᶠᴬ🤎🔵

Kasian nya kamu Araya di jual sama paman sendiri, semoga saja kamu akan bahagia nanti

2023-02-25

0

❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸

❤️⃟WᵃfAlena ⍣⃝కꫝ🎸

memutar otak untuk bisa lolos dari perjodohan tapi tetap saja kamu masuk lagi ke dalam mension

2023-02-25

0

🗿

🗿

gk enak loh asal main jodoh²in apa lagi gk kenal🗿🗿

hmm ngomong² tuh ank deg deg kn knp lg

2023-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!