15. Party (2)

Hening sesaat. "Mhmm.. Maaf, boleh saya mengatakan sesuatu? " Seorang wanita duduk disisi Dante berbicara.

"Panggil saja aku Cecil. Aku hanya ingin ucapkan selamat atas gelar yang kau punya, Nyonya Afrizal. Well, ku akui pertemuan kalian sangat unik. Seperti kisah novel dan drama CEO, sungguh ini luar biasa." Kalimat perkenalan dari Cecil hanya ditanggapi dengan anggukan kepala Andita.

"Halo namaku Amber. " Wanita cantik yang duduk di sebelahnya Thomas. Andita memindai semuanya, khususnya para wanita cantik itu. Amber bergaun merah jenis wrap dress dengan kalung berlian nampak kerlip diantara dua benda itu seolah-olah dijepit. Dari sudut pandangan Andita sepintas lalu dia orang yang humble.

Lalu Cecil sebelah Dante dengan gaun one shoulder berwarna hitam, terakhir duduk di sebelahnya Hisyam lagi wanita berpakaian tanpa lengan yakni strapless dress duduk dengan angkuh.

Ada yang ketinggalan, wanita dengan gaun ketat sebelah Adam berwarna peach dengan satu anting panjang dan satu anting hope. Alina tersenyum menanggapinya lalu dengan santai ia mengambil daging panggang yang diletakkan oleh pelayan beberapa saat lalu.

Padahal tuan rumah belum mempersilahkan untuk makan. Dengan cueknya ia mengisi piring nya dengan makanan yang di sukai nya.

"Doyan ya mbak? Atau mungkin enggak pernah makan jadi malu-maluin?" Sindir wanita berambut cokelat di sebelah Adam.

"Paling tidak aku enggak munafik berlagak manis namun nusuk dari belakang? Lagi dia tahu jika aku bad mood aku doyan makan lihatlah body ku bukan hasil oplas ini murni, apalagi ada tukang pijit aku, jago banget ."

Andita berkata sedikit genit sambil menyuap Afrizal dengan sepotong daging. "Bahkan ia tahu mana aja yang harus disentuh, Benar kan baby." Andita menabahkan dengan kedipan mata ke arah lawan bicara yang menyindirnya.

Afrizal terkekeh kecil dan menciumi pelipis maupun pipinya sedangkan tangannya merangkul si pundaknya.

"Keterlaluan, bisanya dia bicara sevulgar itu !" Umpat nya.

Para lelaki terdiam hanya menikmati tontonan juga minuman nya. Afrizal menambah kan wine ke gelasnya. Setelah beberapa saat dibiarkan kosong.

"Bagaimana dengan proyek barumu", Thomas memulai percakapannya dengan Afrizal. "Begitulah, semua aman. Ku dengar kau buka resort baru, kau tak berniat ngundang aku di peresmiannya?" Sindir Afrizal sambil menyesap wine.

"Ck. Sedang finishing. Aku akan laporkan kalau sudah clear semua." Sahut Thomas menatapnya.

Alina masih asyik mengunyah makanan sesekali ia menyuapi Afrizal. Lelaki itu santai menerima suapan demi suapannya. Sementara piring nya utuh bersih tak tersentuh, lelaki itu menikmatinya diperlakukan seperti itu.

Sesekali ia menjilati bibirnya Andita yang berlepotan saus barbeque, sedangkan yang lain makan dengan diam. Sementara Thomas dan Afrizal asyik berdiskusi tentang bisnis, Dante mencuri-curi pandang ke Andita.

"Ck. Liat gimana bucin nya tuh bocah." Dante memberi isyarat kepada Hisyam dengan matanya.

Hisyam yang tak sengaja bertatapan langsung memegang ponselnya. Melihat pesan singkat dari Dante.

Hisyam. "Maklumlah namanya juga kali pertama enak-enak mana dapat virgin. Hal langka kali jaman sekarang."

Dante. " Bangsat satu ini emang sering beruntung, selalu saja dapat apa yang dia mau."

Adam. " Ck. itu hanya kebetulan saja, sisanya dia tahu nya cuma bisnis, mana mungkin dia ngertiin soal wanita. Lihatlah bagaimana perlakuan terhadap Evelyn?"

Dante. " Bagaimanapun juga si bangsat emang beruntung banget "

Hisyam. "Lo iri ? Bilang aja bos ! Kalem aja."

"Ladies jika boring boleh kok renang, ada bikini yang sudah di sediakan. Nanti kita nyusul ya?" Seru Thomas dengan kerlingan nakal.

"Ini malam, kau menawarkan untuk berenang? Kau gila, dingin tahu!" Umpat Andita. "Jaga bicaramu di depan ku! " Afrizal langsung membungkam mulutnya dengan ciuman buas beberapa detik.

"Aku akan menyeret mu jika tak kau perhatikan sikap mu." Bisik Afrizal lirih. "Mau bertaruh? Akan ku ciptakan live dan mereka akan menyoraki girangnya melihat kita make out." Andita tergedik, memalingkan wajahnya bersemu kemerahan.

Malu juga ngeri tak terbayangkan jika lelaki itu menyetubuhi nya lalu rekannya menonton layaknya film bokep. "Iskh. Jangan sampai mereka melakukan kegilaan itu." Batin Andita.

Hisyam. "Nampaknya Thomas cari kesempatan, ada aroma terselubung nih.."

Dante. " Aroma? Maksudnya? Ada yang kentut? Oi.. Jujur deh siapa diantara kalian yang buang gas!"

Adam. " Susah ngomong sama orang yang syarafnya putus satu."

Dante. " Kamu nyindir aku?"

Dante berteriak menggebrak meja, sontak semuanya terkejut dan memandang ke arah nya.

"Kau gila ya? Mabok? Bikin kita jantungan tahu!" Bentak Thomas karena terkejut sedang asyik berdiskusi dengan Afrizal.

Sementara Afrizal hanya tersenyum miring, dia tahu ketiga nya berchat ria, entah apa yang di bahas dalam grup chat mereka, yang jelas lelaki itu hanya meliriknya sepintas seolah tak melihatnya.

Sedangkan Thomas sedang bersemangat untuk memulai usaha baru makanya dia banyak mengobrol berdua saja dengan Afrizal. Lupa dengan pasangannya yang di cuekin aja, asyik mengobrol.

"Sayang, sudah malam aku ngantuk." Andita merajuk mode imutnya menarik Afrizal. Andita mengetahui jika wanita di samping Thomas yang bosan karena berulangkali menarik nafasnya kesal, namun dia tahan dengan tersenyum jika tak sengaja bertatapan mata dengan yang lainnya.

"Ayolah kita ke kamar. " Afrizal bangkit mengulurkan tangannya. "Kamar mu di lantai 2 paling ujung sebelah kanan setelah tangga." Ucap Thomas.

"Thanks." Jawab Afrizal berlalu begitu saja sambil memeluk tubuh Andita sesekali ia mencuri ciuman sambil terkekeh kecil jika melihat Andita cemberut.

"Wah .. Benar-benar bucin dia." Dante terperangah menatap kepergian sepasang kekasih itu.

"Dan kamar ku sebelah mana?" Tanya Adam sambil menyeret wanitanya, Thomas menatapnya sekilas sambil menenggak minuman Nya.

"Lantai satu sebelah kiri tangga. Have fun bro." Serunya. Adam tak menggubris perkataan Thomas.

Brak. Pintu kamar ditutup dengan kasar oleh Adam, membuat wanita itu terjengkit terkejut

"Layani aku cepat!" Perintah Adam pada wanita nya. Bukan kekasih nya namun wanita itu yang selalu mencarinya setiap kali di kantornya.

Dengan tersenyum menanggapinya wanita itu langsung menanggalkan pakaiannya mendekati Adam. Mereka bercumbu dengan penuh semangat dan pergumulan berlangsung dengan posisinya berdiri di balik pintu kamar.

Andita hanya terdiam duduk di tepi ranjangnya memijit kakinya yang kram terlalu lama dengan high heels.

Sedangkan Afrizal melepaskan pakaiannya ke sembarang arah setelah mengunci pintu. "Udaranya dingin kan? Bagaimana jika kita olahraga sebentar mhm?" Afrizal berkata dengan mengambil alih pijatan tangan pada kaki Andita.

Andita beringsut mundur mensejajarkan kakinya juga duduknya agar nyaman. Namun itu di salah artikan sebagai jawaban YA bagi Afrizal.

Dengan semangat lelaki itu mencium kaki jenjangnya merayap ke atas, bahkan dia langsung melebarkan kakinya Andita.

Andita mencoba mengelak namun di tahan Afrizal, tenaganya kalah dengan kekuatan nya lelaki itu tak lepas seinci pun mengabsen tubuh Andita menguasai nya hingga menunju ke puncak kenikmatannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!