Langkah lebar Arsen begitu pasti, Untuk segera menemui Zeera. Dimana gadis itu saat ini tengah melihat semua furnitur di dalam ruangan yang nampak luas dan mewah itu. Zeera sangat terpukau akan kemewahan mension tersebut.
"Ehem... " Deheman suara serak nan tegas. Membuat Zeera langsung membalikkan badannya. Dan tatapan nya langsung tertuju pada sosok pria tinggi tegap. Yang saat ini ikut menatap kearahnya.
"Ada apa pagi pagi sudah kemari?. Apa ada yang ketinggalan?. " Arsen bertanya dengan nada datarnya. Hingga mampu membuat asistennya kembali bingung akan sikap bosnya itu.
Dimana tadi sebelum menghampiri gadis itu, Arsen terlihat ceria bahkan sangat berbinar sekali. Hingga mengalah kan sinar mentari di pagi hari. Namun, Setelah berada di hadapan Zeera, Arsen malah kembali dengan sikap ketus dan juga dinginnya.
"Apa yang terjadi pada tuan A?. " Sayangnya Jo hanya bisa membatin saja. Yang mana rasa bingung nya tak bisa ia ungkapkan dengan nyata.
Zeera hanya diam Sambil terus memandangi wajah Arsen. Dengan tatapan yang sulit di artikan, Hingga mampu membuat Arsen mulai tak nyaman akan tatapan Zeera saat ini. Pria itu berusaha memutus tatapan Zeera, Namun bukan Azeera namanya, Kalau dia bisa kalah dengan orang lain.
Gadis itu akan terus menelisik, Dengan menggunakan feeling dan Kejelihan nya. Untuk membuktikan semua kecurigaan nya sendiri. Meskipun, Ia pun sebenarnya ragu akan apa yang tengah ia pikir kan saat ini.
"Hei, Apa kau tuli?. " Suara tegas Arsen tak mampu membuat Zeera goyah. Gadis itu terus saja memperhatikan Arsen. Lalu tak berselang lama, Sudut bibir Zeera terangkat membentuk sebuah senyuman liciknya.
"Mau sampai kapan, Menyembunyikan identitas itu?. " Seru Zeera dengan senyum meledeknya, Yang ia tujukan untuk Arsen.
Arsen dan Jo hanya bisa menautkan kedua alisnya. Mendengar ucapan Zeera barusan. Hingga Arsen mulai memberikan isyarat untuk Jo, Agar pria itu meninggalkan mereka berdua saja saat ini. Jo yang sangat pengertian, Akhirnya langsung pamit pergi. Untuk memberikan ruang pada tuan dan juga gadis yang tuannya sukai.
Setelah melihat Jo pergi, Arsen memilih untuk mendaratkan bokongnya di sofa empuk dalam ruangan tersebut. Lalu ia juga mengangkat salah satu kaki nya. Agar ia bisa duduk dengan gaya santainya.
"Apa maksud dari pertanyaan mu itu?. " Arsen masih saja ingin berpura-pura. Padahal, Ia sangat paham akan kemana arah tujuan, Dari pertanyaan Zeera ini.
Gadis itu malah menarik sudut bibir nya. Dan ikut duduk di sofa. Sambil terus menatap wajah Arsen. Ingin sekali rasanya Zeera melemparkan bantal sofa itu, Tepat mengenai wajah Arsen. Namun, Sebisa mungkin Zeera menahan dirinya. Sebab, Ia punya sendiri untuk membuat Arsen mengakui siapa dirinya sebenarnya.
"Tidak ada maksud apa apa?." Elak Zeera mulai mengeles."Aku kesini hanya ingin memastikan sesuatu saja. " Sambung Zeera lagi dengan nada santainya.
"Ck... " Arsen pun hanya berdecak saja. Sambil menarik sudut bibir nya. Membentuk sebuah senyuman tipisnya.
"Katakan saja! Apa maumu!. Jangan berbelit belit!. Aku tidak punya waktu untuk sekedar main main. " Lagi lagi Arsen masih saja bersikap datar.
Zeera malah bangkit dari sofa nya. Lalu melangkah berniat ingin keluar dari ruangan itu. Namun, Saat Zeera akan meraih gagang pintu, Arsen bicara dengan nada tegasnya.
"Siapa yang menyuruhmu untuk pergi begitu saja?. " Arsen bicara dengan tegas. Dan mulai geram sendiri akan sikap Zeera tersebut. Padahal, Awalnya dia ingin bersikap seperti biasanya saja. Meskipun Zeera adalah satu satunya gadis, Yang tak pernah akan bisa ia lupakan begitu saja.
Namun, Apalah daya demi kebaikan Zeera. Arsen ingin gadis itu belum saatnya untuk tahu, Siapa dia sebenarnya. Apalagi ketika Arsen sadar, Jika Zeera sudah tak mengingat wajah remajanya dulu.
"Aku juga tak butuh izin dari anda, Untuk pulang. " Balas Zeera dengan nada tak kalah ketusnya.
"Berhenti disitu!. Atau aku akan...
" Akan apa?. Hah? " Potong Zeera sambil membalikkan badannya lagi.
Rasanya gadis itu belum puas, Jika ia belum mendapatkan jawaban atas apa yang ada di benaknya saat ini. Sayangnya ia juga masih ragu dengan apa yang ia pikir kan.
Zeera maju dan kembali menghampiri Arsen. Tanpa di duga Zeera malah langsung memeluk tubuh kekar Arsen. Sambil terisak dalam kesedihannya itu. Melihat itu Arsen juga malah ikutan bingung. Beruntung Arsen sudah berdiri terlebih dahulu, Jauh sebelum Zeera menghampiri nya tadi.
"Kau kenapa? " Tanya Arsen masih pura pura tidak tahu.
"ARSENIO DHARMENDRA... " Teriak Zeera sekencang kencang nya.
"Kau... " Arsen memegangi bahu Zeera, Dan menatap nya setengah tak percaya, Jika Zeera bisa tahu siapa nama lengkap nya saat ini.
"Kakak masih tidak mau mengaku juga?. Kakak tahu aku sudah menunggu kakak sejak lama?. Tapi...
Azeera terus terisak dalam tangisnya, Seolah ia tidak mampu untuk berkata kata lagi. Dan tanpa ragu Arsen malah ikut merangkul bahu Zeera. Melimpahkan rasa nyaman nya. Meskipun, Ia tahu jika Zeera sebenarnya enggan untuk bersentuhan dengan pria yang bukan mahram untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Yanti Sejati
nah lo
sdh nikah aja...
2023-02-28
1
Erlina Purwanty Moe
ternyata Zeera tau lau itu Arsen bgus dah
2022-12-08
1
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu akhirnya zeera tau kl itu arsen
2022-12-06
0