Cahaya malam yang sunyi, Udara yang begitu sejuk dan hembusan angin yang bertiup pelan. Membuat kesan romantis. Cahaya bulan di atas langit nan cerah, Di tambah banyaknya bintang bintang , Seolah ikut merasakan debaran hati seorang pria. Yang saat ini selalu menatap wajah cantik, Gadis berbusana syar'i di hadapan nya ini.
Gaunnya yang panjang, Begitu pula dengan jilbab nya. Yang ikut tertiup angin. Ketika gadis itu sedang berdiri di ujung kapal. Menikmati sejuknya angin malam, Dan udara yang masih asri nan segar.
Sesekali Zeera memejamkan matanya. Untuk lebih menikmati sensasi udara yang ia hirup begitu rakusnya. Tangannya terlentang, Melebar seperti sayap yang siap akan terbang.
"Huh... Damainya dunia ini" Serunya sambil mengulas senyum manisnya.
Sebuah senyuman yang mampu membuat, Sosok pria tampan dengan wajah campuran bule dan asia nya. Sungguh, Pria itu tak ingin melewatkan malam ini begitu saja. Tak sia sia ia membawa gadis ini, Untuk datang ke mension nya. Meskipun, Harus banyak pura pura tak mengenalnya. Apapun akan ia lakukan, Agar ia bisa terus bersamanya.
"Apa tuan, Tidak kesepian?. Tinggal di mension semewah ini hanya ...
" Siapa bilang aku kesepian?. Disini pengawal dan maid juga banyak" Jawabnya memotong pertanyaan yang akan muncul dari bibir mungil berisi milik Zeera.
"Aaa... Anda memang cerdas, Tuan" Zeera mencebikkan bibir nya. Dan kembali memilih untuk menikmati pemandangan indah ini.
Ya, Zeera malah kalah dan merasa enggan pulang. Setelah ia menikmati makan malam bersama pemilik mension. Bahkan, Zeera malah mendapatkan bingkisan yang Zeera saja tak tahu apa isi kotak kecil bewarna Navy itu. Karena, Ia juga tak boleh membukanya disini.
Sedangkan, Arsen sengaja memotong ucapan Zeera. Karena ia tahu maksud dari pertanyaan Zeera barusan. Yang akan mengarah kemana. Sebelum gadis itu banyak tanya. Maka, Arsen memilih untuk membungkam nya lebih dulu.
"Apa kau suka berada di tempat ini? " Pria dingin bernama Arsen itu, Kini mulai mendekati Zeera. Dan berdiri tepat di sampingnya.
Namun, Zeera malah menggeleng kan kepala nya pelan. Membuat Arsen menautkan kencingnya bingung. Sebab, Apa yang ada di hadapan Zeera saat ini adalah keinginan Zeera beberapa tahun yang lalu. Di saat Arsen ingat betul, Perkataan Zeera bersama teman nya. Gadis itu memiliki harapan bisa menikmati suasana malam, Di bawah sinar bulan purnama. Bersama seseorang yang memenangkan hatinya.
"Kenapa?. Apa ada yang salah dengan tempat ini? " Arsen mulai mendesak Zeera dengan pertanyaan nya. Karena, Ia mulai bingung apa ia melupakan sesuatu disini.
Lagi lagi Zeera menggelengkan kepala nya. Lalu tatapan Zeera terarah kedepan sana. Sudut bibir nya terangkat membentuk senyum.
"Tidak ada yang salah dengan tempat ini" Jawab Zeera memang sangat mengagumi semua yang ia lihat malam ini. Sebab, Ini adalah harapan nya dulu. Namun, Entah kenapa sesuatu hal malah mengusik pikiran nya.
"Berada di tempat seperti ini adalah keinginan ku dulu" Senyum Zeera terbit sekilas. Lalu ia menarik nafasnya dalam, Dan menghembuskan nya kasar. "Tapi, Berada di tempat seperti ini juga, Malah mengingatkan ku pada seseorang" Lagi lagi Zeera menghela nafasnya berat.
"Seseorang yang mungkin sudah saat ini, Tengah melihat ku dari atas sana. " Tunjuk Zeera dengan mata indahnya. Menatap kearah langit nan tinggi dengan banyaknya taburan bintang bintang.
Deg...
Arsen, Malah merasa jika kata kata Zeera saat ini malah tertuju padanya. Namun, Pria itu pun tak bisa untuk gegabah. Dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi padanya dulu. Sehingga ia tidak bisa menepati janjinya pada gadis itu.
"Apa seseorang itu, Sangat penting bagimu? " Arsen bertanya dengan nada yang jauh lebih lembut.
Tanpa banyak berpikir Zeera malah menganggukkan kepala nya. Sudut bibir nya terangkat membentuk senyum tipis. "Dulu aku begitu naif, Untuk sekedar mengucapkan kata perpisahan dengan nya. Mungkin Karena aku pikir suatu hari nanti, Kami pasti bisa bertemu lagi. Tetapi, Sebuah takdir malah berkata lain" Tutur Zeera dengan suara lirihnya.
"Hahaha.. maaf tuan, Kenapa juga saya jadi curhat begini?. Tuan, Mana paham dengan perasaan kehilangan" Sindir Zeera sambil terkekeh.
Arsen hanya diam, Tak menjawab sepatah kata pun. Ia menatap kedepan sana. Dengan tatapan datarnya. Membuat Zeera mengumpat kesal dalam hatinya.
Gadis itu berbalik badan. Dan mulai mengangkat gamisnya sedikit. Agar ia bisa melangkah dengan benar.
"Mau kemana? " Arsen bertanya saat Zeera mulai melangkah meninggalkan nya.
"Sudah malam, Sebaiknya saya pulang saja. " Jawab Zeera sedikit ketus.
"Siapa yang mengizinkan mu, Pergi?. " Seru Arsen dengan suara tegasnya.
Zeera pun kembali menghentikan langkah kakinya. Sambil menghela nafasnya kasar. Dan gadis itu ingin menoleh, Namun, Arsen telah lebih dulu menarik tangannya. Dan membawanya pergi dari ujung kapal sana.
"Hei... Tunggu!. Kakiku...
" Astaghfirullah... turunkan aku!. " Pekik Zeera sambil mengucap.Ketika Arsen tiba tiba malah menggendong nya ala karung beras saja.
"Aduh, Tolong turunkan aku!. Kita itu bukan mahram nya, Tidak boleh bersen...
" Apa aku harus menikahi mu terlebih dahulu, Agar kita menjadi Mahram nya?. Hm? "Lagi lagi Arsen memotong kata kata Zeera.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Silla
iya ho'oh gituh😂😂😂
2023-03-07
1
Yanti Sejati
lho2 apa yg akan kamu.lakukan Arsen
2023-02-28
1
Arindaa
gasss Sen
gasss
2022-12-11
1