Jullian kesal sendiri pada Fiona karena gadis itu seolah sengaja membuatnya mengeluarkan di dalam. Tapi dia lebih kesal pada dirinya sendiri karena tidak bisa menahan nafsunya.
"Aku akan membeli obat kontrasepsi!" ucap Jullian dengan buru-buru memakai bajunya.
"Aku tidak mau meminumnya saat aku hamil, kau harus bertanggung jawab padaku, Jullian. Aku tahu kau masih mencintaiku!" sahut Fiona percaya diri.
"Aku hanya punya Irene! Jika kau hamil, aku orang pertama kali yang akan menggugurkannya!" Jullian langsung berlalu pergi. Dia teramat menyesal dengan yang telah dia lakukan.
Jullian ingin secepatnya menemui Irene yang berada di apartemen.
"Maafkan aku, Irene!" gumam Jullian.
...*****...
Irene yang berada di apartemen tengah memasak, dia yakin Jullian pasti akan segera kembali.
Dan benar saja saat masakannya jadi, bersamaan dengan Jullian yang pulang. Tapi aneh, wajah kekasihnya itu tampak kusut.
"Jullian, kau sakit?" tanya Irene perhatian.
Jullian menggeleng dan langsung memeluk Irene. "Maafkan aku, Irene!"
"Maaf untuk apa?" tanya Irene bingung.
"Semuanya," jawab Jullian semakin mengeratkan pelukannya.
"Memangnya hari ini, hari minta maaf sedunia, ya?" tanya Irene lagi.
Jullian terkekeh, itulah Irene. Gadis mungil dan polos.
"Aku akan membersihkan diri dulu!" pamit Jullian kemudian.
"Cepatlah! Aku sudah selesai memasak!" sahut Irene sambil berlarian kecil menuju dapur lagi.
Sejenak Jullian memandangi gadis itu kemudian Jullian mengepalkan kedua tangannya jika mengingat Fiona.
"Tunggu sebulan lagi," gumam Jullian. Dia harus memastikan gadis itu hamil atau tidak.
...*****...
Sementara Fiona kembali ke mansion orang tuanya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Dia sudah berhasil menanam benih Jullian sekarang tinggal menunggu hari. Benih itu harus jadi janin, Fiona tidak akan kalah di kehidupan keduanya.
"Fiona!" teriak Maudy yang kesal. "Mommy sudah bilang, jaga adik-adikmu! Kau justru sibuk dengan urusanmu sendiri!"
"Sorry, Mom. Aku harus ke kamarku dulu!" Fiona berlalu begitu saja, dia seakan tidak peduli dengan kemarahan sang ibu.
Maudy memijit pelipisnya akan sikap Fiona, dia kemudian mendatangi suaminya untuk membicarakan perihal ini.
"Fiona semakin bebal," keluh Maudy yang duduk di samping suaminya.
Saat itu Erik sedang memeriksa laporan tambang yang dia miliki.
"Dia harus mempunyai tanggung jawab baru bisa berubah, aku akan menerima lamaran keluarga Ditrian. Jadi, Fiona akan belajar banyak di keluarga barunya nanti," sahut Erik yang sudah memikirkan semuanya.
"Aku selalu setuju dengan keputusan yang kau ambil, lagipula selama ini Fiona terlalu bebas," tambah Maudy.
"Sebagai seorang Princess, sikapnya tidak layak untuk ditiru. Aku harap saat dia menikah nanti, dia banyak belajar dari keluarga suaminya," ucap Erik lagi. Padahal Erik sudah mengajari Fiona dari kecil tapi mungkin putrinya merasa terkekang.
Erik kemudian menghubungi Ditrian untuk melakukan janji temu.
Dan keesokan harinya, Erik meminta Fiona untuk berdandan cantik.
"Aku kan sudah menolak lamaran itu, Dad!" protes Fiona yang merasa sudah menolak Ditrian.
"Lamaran itu sudah diterima, hari ini kau harus menghadiri jamuan untuk saling mengenal setelah itu kami para orang tua akan membicarakan masalah pernikahan kalian!" jelas Erik, dia ingin yang terbaik untuk putrinya.
Fiona menggeleng. "Aku tetap tidak mau!"
"Semua fasilitas yang kau miliki daddy cabut mulai sekarang!" tegas Erik, dia tidak ingin Fiona terlalu manja lagi.
"Aku bisa hidup tanpa fasilitas darimu, Dad!"
"Fiona!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Ayuna
ohh ini ulangan😁
2022-11-23
1
irfah albeghyttu
lanjut...
2022-11-12
1
Cici Sri Yuniawati
kangen irene si putri duyung😍🤭
2022-11-11
2