AMM 04

Gisela mengerutkan kening saat melihat satu pack obat diberikan kepadanya. Ia berusaha mencermati obat tersebut dan membaca tulisan yang tertera di sana. Ketika telah mengetahuinya, Gisela langsung menatap Abram dengan terheran.

"Bukankah ini pil KB, Mas? Kenapa kamu memberikan ini padaku? Apa maksudnya?" tanya Gisela begitu menuntut jawaban. Nada bicaranya menyiratkan sebuah kekecewaan.

"Kamu tahu itu pil KB, seharusnya kamu juga tahu apa kegunaannya! Kenapa kamu senang sekali menanyakan hal yang tidak penting!" dengkus Abram. Menatap kesal ke arah Gisela yang masih terpaku di tempatnya.

"Mas, memangnya kamu tidak ingin memiliki anak denganku?" Suara Gisela begitu lirih dan penuh permohonan. Ia menatap suaminya penuh iba, tetapi Abram justru tersenyum sinis.

"Punya anak denganmu? Cih! Aku tidak sudi."

Air mata Gisela tidak mampu lagi ditahan saat mendengar ucapan Abram. Terdengar sangat enteng, tetapi mampu meremukkan hati Gisela saat itu juga. Wanita mana yang tidak sakit hati ketika suaminya dengan tegas menolak memiliki anak dengannya. Namun, seberapa keras pun suara isakan Gisela takkan pernah mampu meluluhkan hati Abram. Lelaki itu justru mengomel dan meminta Gisela agar segera mempersiapkan air hangat untuknya.

Gisela sekuat tenaga menghalau cairan bening yang terus saja mengalir. Seolah tidak sekalipun memberi kesempatan bagi Gisela untuk mengusapnya. Tatapan wanita itu tampak nanar ke arah air di dalam bath-up yang begitu tenang dan menghangatkan.

Aku harus bersabar sebentar lagi. Aku yakin kalau Mas Abram pasti akan berubah. Ingat, tujuanmu menikah dengannya adalah untuk balas budi. Jadi, jangan sekalipun menyerah, Gis.

***

Gisela menolak saat harus meminum pil tersebut secara rutin, tetapi Abram sangat memaksa bahkan Abram memberi ancaman akan menyakiti orang tua Gisela jika wanita itu sampai lupa minum satu kali saja. Gisela pun hanya bisa pasrah dan menuruti kemauan Abram. Ia takut ancaman Abram benar-benar akan menjadi nyata.

Ketika Gisela sedang sibuk di kamar, tiba-tiba ia mendapat sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal. Jemari Gisela pun dengan lincah segera membuka dan ia terkejut saat melihat foto Abram sedang bersama wanita lain. Bahkan, mereka terlihat begitu intim. Hati Gisela mendadak panas seperti terbakar dan air matanya hampir saja tumpah. Sakit? Tentu saja hati Gisela terasa sakit bak tertusuk sembilu.

Dengan gerakan cepat, Gisela membalas pesan tersebut. Namun, tidak bisa sama sekali karena nomornya telah diblokir. Hal itu membuat Gisela mendadak curiga dan berusaha menerka siapakah pemilik nomor tersebut. Gisela menyimpan ponselnya kembali dan mendes*hkan napas kasar. Ia berusaha untuk menenangkan diri dan meyakinkan hatinya bahwa semua terkadang tidak seperti apa yang ada dalam pikirannya. Gisela berusaha untuk tidak berburuk sangka, tetapi pikiran buruk tetap saja menguasainya.

Rasanya Gisela tidak sabar saat harus terus menunggu kepulangan Abram. Ia mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya dari mulut Abram sendiri. Ingin sekali Gisela menyusul ke kantor, tetapi ia tidak memiliki keberanian. Ia khawatir Abram justru akan marah padanya menilik bagaimana sikap Abram yang belum juga baik kepadanya.

Jam sudah menunjuk pukul lima, Gisela sudah tidak sabar menunggu di ambang pintu. Ketika melihat mobil suaminya sudah berhenti di halaman rumah, Gisela pun segera menyambutnya. Membuat Abram merasa heran. Namun, Abram tanpa berbicara apa pun langsung bergegas masuk diikuti Gisela di belakang.

Abram makin terheran saat Gisela sudah menyiapkan segala keperluannya termasuk baju ganti dan air hangat untuk mandi. Apalagi sikap Gisela yang tidak seperti biasanya membuat Abram menaruh curiga kepada wanita itu.

"Aku yakin kamu memiliki maksud tertentu padaku," tukas Abram. Menatap penuh selidik ke arah istrinya.

"Maksud kamu apa, Mas?" Gisela justru bertanya balik.

"Cih! Jangan berpura-pura bodoh! Aku muak melihatnya!" bentak Abram. Wajahnya tampak sangat tidak bersahabat hingga membuat Gisela menghirup napasnya dalam-dalam.

"Mas, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu dan aku membicarakan dengan tenang." Gisela berusaha meredam suasana dan tidak ingin jika Abram lepas kendali karena dalam hati kecil Gisela, ia merasa tidak nyaman. Setelah melihat Abram tidak ada respon apa pun, Gisela segera menyerahkan ponselnya kepada Abram untuk menunjukkan foto tadi.

Kedua bola mata Abram membulat penuh. Lalu tangannya mencengkeram ponsel tersebut sangat kuat sebelum akhirnya membanting benda pipih itu ke lantai. Gisela sampai terjengkit karena terkejut dengan apa yang dilakukan Abram. Apalagi saat melihat rahang Abram yang mengetat hingga membuat otot di lehernya terlihat jelas.

"Kena—"

"Dari mana kamu dapat foto itu? Katakan padaku!" bentak Abram. Suaranya menggelegar bahkan sorot matanya terlihat penuh dengan kilatan amarah.

"Mas, bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu, siapa wanita yang bermesraan denganmu itu," timpal Gisela memberanikan diri.

Tubuh Gisela terhuyung seketika saat Abram sudah mendorongnya cukup kencang. Bahkan, Gisela merasakan pantatnya sedikit nyeri karena membentur lantai hingga ia meringis kesakitan. Namun, Abram tetap saja bersikap tak acuh.

"Kamu tidak perlu tahu siapa wanita itu," ucap Abram. Nada bicaranya terdengar keras dan penuh penekanan.

"Sudah seharusnya aku tahu, Mas. Jangan lupa kalau aku adalah istrimu. Aku berhak mengetahui dengan siapa kamu pergi." Gisela bangkit berdiri sejajar dengan Abram.

"Ingat, kamu tidak berhak mengaturku!"

"Aku berhak, Mas! Aku istrimu dan aku tidak suka kamu bermesraan dengan jal*Ng seperti itu!"

"Bedebah!"

Sebuah tamparan keras terdengar memecah keheningan di kamar itu. Menambah suasana menjadi semakin tegang. Wajah Abram tampak dipenuhi amarah, sedangkan Gisela menunduk sembari memegang pipinya yang terasa panas bekas tamparan tangan Abram.

Terpopuler

Comments

Yuli Eka Puji R

Yuli Eka Puji R

balas budi kok memaksa, emang abram minta di nikahi sm km

2023-07-14

0

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

lawan gissel

2022-11-28

0

soli kati

soli kati

crita hidup itu beda" ya...
itulah warna kehidupan gak semua indah juga gak semua buruk...

2022-11-12

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!