Pagi-pagi sekali Aisya sudah bangun. Ia juga sudah sarapan. Sekarang ia lagi menunggu Keira menjemput nya.
"Kok anak Papa yang cantik belum berangkat? Kenapa?" tanya Anton yang tengah berdiri menunggu supir mengeluarkan mobil dari garasi.
Aisya hanya diam ia sama sekali tak menjawab pertanyaan dari Papa nya. Bahkan ia tak sedikit pun melihat ke arah Papa nya.
"Sya, masih marah ya sama Papa?" tanya Anton lagi
Tak berapa lama Keira datang Aisya yang sudah menunggu nya sejak tadi langsung naik ke atas motor Keira tanpa pamitan sama Papa nya.
"Jalan Kei." perintah Aisya
"Om duluan ya." ucap Keira sebelum ia berlalu pergi.
"Iya, kalian hati-hati." pesan Anton
"Aisya, Aisya kamu itu persi banget kayak Mama kamu." ucap Anton setelah Aisya pergi
"Pak, kita jalan sekarang?" tanya sang supir pada Anton
"Iya Pak! Kita jalan sekarang." jawab Anton
"Lo kenapa Sya dari tadi diam aja?" Keira bertanya sembari fokus membawa motor nya.
"Gue lagi marahan sama Papa gue." jawab Aisya
"Kenapa?"
"Gue gak di bolehin bawa mobil sendiri." jawab Aisya lagi
"Lo nurut aja deh sama Papa lo, mungkin dia ngelakuin itu karena dia gak mau lo kenapa-kenapa."
"Lo sama aja kayak Papa gue. Gak pernah mau dukung gue. Coba aja ada Mama, pasti gue gak sendirian. pasti Mama selalu dukung gue apa pun yang gue mau."
Hening!
Tak ada suara lagi yang di dengar oleh Keira. Aisya hanya duduk diam menatap jalanan yang mereka lewati.
"Sya, lo marah sama gue?
Tak lama suara tangis pecah, Aisya menangis sejadi-jadinya di sepanjang perjalanan.
"Sya, lo gak apa-apa?" tanya Keira ia kemudian memberhentikan motor nya di pinggir jalan.
"Sya, kenapa lo nangis, gue ada salah ngomong ya?" tanya Keira ia sangat bingung kenapa tiba-tiba Aisya nangis.
"Ma, Sya kangen Mama. Mama lagi apa di sana. Kok Mama gak pernah lagi sih datang di mimpi Sya." ucap Aisya dengan masih menangis
"Sya, udah dong jangan nangis lagi. Gue tau kok perasaan lo bagaimana, lo kangen kan sama Mama lo?" tanya Keira
"Lo gak tau Kei perasaan gue. Lo gak tau gimana rasanya jadi gue. Setiap malam gue selalu nangis. Gue sendirian Kei gak ada orang yang sayang sama gue. Papa sibuk kerja, Mama udah gak ada. Gue sendiri Kei." Aisya menangis sejadi-jadinya
"Kan masih ada gue yang sayang sama lo Sya." jawab Keira ia kemudian memeluk Aisya dengan erat.
Aisya mendorong Keira ia tak mau di peluk sama Keira. "Kenapa Sya?" Keira bingung akan sikap Aisya pada nya.
"Lo jahat Kei, lo udah rebut Kak Vero dari gue. Lo bohong Kei sebenernya lo juga suka kan sama Kak Vero. Gue tau itu Kei, tatapan lo saat menatap Kak Vero itu, sudah yakin jika lo suka sama Kak Vero."
"Sya, kok lo ngomong gitu sih, gue itu gak suka sama Kak Vero." Keira berusaha meyakinkan Aisya bahwa ia tak menyukai Vero.
"Kalau lo suka sama Kak Vero ambil aja Kei. Gue udah gak mau lagi deket sama Kak Vero, percuma aja Kak Vero juga gak suka sama gue." Aisya sudah ikhlas jika Vero bersama dengan Keira.
"Enggak Kei, lo jangan nyerah gitu aja. Gue yakin suatu hari nanti lo pasti bisa dapetin Kak Vero."
"Walaupun gue harus relain Kak Vero demi lo Sya." batin Keira
"Kei, sebaiknya lo berangkat sekolah deh, nanti telat. Lo gak usah peduliin gue lagi, gue udah iklas jika lo pacaran sama Kak Vero. Dan gue minta tolong sama lo, bilangin sama guru kalau gue sakit, gue hari ini mau ke makam Mama dulu. Gue mau nenangin diri gue dulu di sana."
"Lo serius Sya?" tanya Keira ia takut terjadi apa-apa sama Aisya
"Gue serius Kei, lo berangkat sana. Entar lo telat." jawab Aisya ia kemudian menyetop taxi dan pergi meninggalkan Keira sendiri.
"Sya, maafin gue." lirih Keira ia kemudian naik ke atas motornya dan berangkat menuju sekolah.
"Ma, kenapa sih Mama harus ninggalin Sya secepat ini. Ma, Sya kangen Mama, Mama lagi apa di sana. Kenapa Mama gak datang di mimpi Sya lagi. Ma, sekarang Sya sendiri Papa udah sibuk kerja. Kei juga Ma, Kei udah rebut cowok yang Sya suka. Sekarang Sya sendiri Ma. Ma, nanti malam kalau Sya lagi tidur, Mama datang ya di mimpi Sya. Sya kangen banget sama Mama." Aisya bercerita di depan makam Mama nya. Semua yang terjadi pada nya di cerita kan pada Mama nya.
Seolah tau apa yang sedang Aisya rasa kan, hujan pun turun. Namun Aisya tak pergi dari sana, ia masih duduk sembari menatap tanah yang sudah basah terkena air hujan. Ia tak perduli dengan diri nya yang sudah basah terkena hujan. Ia juga tak perduli dengan penjaga makam yang menyuruh nya untuk berteduh.
"Ma, Sya kangen!" ucap nya dengan mengusap-ngusap nisan yang bertuliskan nama Mama nya.
🧡🧡🧡🧡
"Kamu serius Kei, Aisya ngomong seperti itu sama kamu?" tanya Vero tak percaya
"Iya, Kei gak bohong Kak. Aisya sendiri yang bilang kalau dia sudah ikhlas kita pacaran." jawab Keira
"Jadi kamu mau nya gimana? Kasih tau Aisya kalau kita pacaran atau enggak?"
"Lebih baik kita tetap rahasia kan ini Kak dari Aisya. Kei, yakin walaupun Aisya ngomong seperti itu pada Kei. Tapi Kei tau sebenarnya Aisya itu gak rela jika kita pacaran." jawab Keira
"Kei, apa pun keputusan kamu Kakak ikut. Asal kan itu tidak menyakiti perasaan kamu. Kakak gak mau kamu korbankan perasaan kamu demi Aisya. Kakak sayang sama kamu Kei, Kakak gak mau Kei kenapa-napa." ucap Vero
Keira memeluk Vero dengan erat. Saat ini ia lagi bingung gak tau harus bagaimana. Mengorbankan perasaan nya demi Aisya atau membiarkan Aisya tau jika dia dan Vero sudah pacaran?
"Udah kalau kamu mau nangis, nangis aja. Kakak akan selalu ada untuk kamu. Kakak tau perasaan kamu saat ini. Apa pun yang terjadi kita hadapin sama-sama." Vero berusaha menenangkan Keira.
"Kak, makasih ya sudah selalu ada buat Keira. Keira sayang Kak Vero." ucap nya membuat hati Vero menjadi bahagia karena ucapan Keira barusan.
"Sama-sama pacar nya Vero yang paling cantik." jawab Vero dengan mencubit pipi Keira dengan gemas.
"Ih, sakit tau Kak!" Keira memegang pipi nya yang sakit.
"Abisnya Kakak gemes sama pipi kamu." jawab Vero membuat Keira tersenyum.
Vero mendekat kan wajah nya ke arah Keira. Tak lama mereka akhirnya berciuman. Dan beberapa menit kemudian akhirnya Vero melepaskan bibir nya dari bibir Keira.
"Maafin Kakak Kei, Kakak udah bikin kamu gak nyaman. Kalau kamu gak suka, kamu bisa pukul Kakak kok. Kakak cinta sama kamu Kei." ucap Vero yang wajah nya sudah menjauh dari wajah Keira.
"Gak apa-apa kok Kak. Ya udah Key ke kelas dulu ya. Nanti kita ketemu lagi sepulang sekolah." jawab Keira dengan tersenyum menatap Vero.
"Iya, hati-hati ya, jangan kangen Kakak. Kalau kangen datang aja ke kelas Kakak." ucap Vero
Keira tersenyum menatap Vero. Ia kemudian mendekat ke arah Vero dan CUP satu kecupan mendarat ke pipi Vero.
"Udah nakal ya kamu?" ucap Vero dengan memegang pipi kiri nya yang baru saja di cium oleh Keira.
"Jangan marah ya, Kei ke kelas dulu." ucap nya kemudian pergi.
Vero hanya tersenyum sembari menatap kepergian Keira.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Dek'a
👍👍
2022-11-02
0