BAB 02 - Tanggung Jawab

"Stefanny, sekarang kamu sudah paham kan?" tanya senior Stefanny.

Stefanny mengangguk. "Paham kak Dinda."

Senior yang bernama Dinda itu mengangguk kemudian meninggalkan Stefanny menyelesaikan tugasnya, tidak pernah terbayang dalam hidup Stefanny akan menjadi seorang cleaning Service sementara sebelumnya dia merupakan seorang anak kaya raya yang selalu dimanja.

Mau bagaimana lagi, Stefanny butuh pekerjaan ini, jadi Stefanny hanya bisa pasrah atas keadaan ini.

Setelah mengepel ruang direksi, Stefanny keluar melewati koridor kantor tersebut, baju seragam cleaning servicenya basah oleh peluh walaupun hampir disemua ruangan kantor ini memiliki AC.

"Kamu, jadi Cleaning Service sekarang?"

Suara itu membuat Stefanny mengangkat kepala, sosok pria yang paling Stefanny benci kini berada di depannya.

Itu adalah Fero, anak dari saudara Mamanya yang merebut segala hak Stefanny, Fero juga merupakan mantan dari Stefanny.

Stefanny memutuskan hubungan dengan Fero karena Fero adalah orang yang temperamental dan posesif.

"Aku lagi kerja, jangan ganggu aku," Stefanny mengangkat ember berisi air kotor tersebut kemudian berjalan meninggalkan Fero.

Sebelum pergi, Fero segera menarik tangan Stefanny dan menahannya. "Udah jatuh miskin yah sekarang?"

Stefanny menatap nanar Fero. "Aku gaada urusan yah sama kamu, Fer! Jangan ganggu aku! Aku ada kesibukan."

"Sibuk ngepel?"

"Seenggaknya aku masih lebih baik daripada kamu dan orang tua kamu yang menikmati harta dari hak orang lain."

Mendengar itu membuat Fero mencengkeram erat tangan Stefanny. "Lepasin aku, Fer!"

"Lebih baik kamu jadi wanita malam aja gimana, atau kamu mau jadi pemuas nafsuku, kamu akan mendapat bayaran lebih baik."

"Aku memang tidak dekat dengan Tuhan! Tapi aku tidak sekotor itu Fero."

"Dasar orang miskin, tidak tahu diri," Fero mendorong tubuh Stefanny hingga terjatuh di lantai.

Setelahnya Fero mengambil ember berisi air kotor bekas pel dan menyiram Stefanny, Stefanny membulatkan mata sempurna mendapati dirinya sudah basah kuyup.

"Cih! Sampah!"

Fero membuang ember itu kemudian meninggalkan Stefanny sendirian disana, Stefanny tertunduk, ingin rasanya dia menangis sekarang.

Seumur hidupnya baru kali ini dia benar-benar di permalukan.

"Gak! Aku gak boleh nangis! Kenapa aku harus nangis untuk orang yang gak penting buat aku!"

Stefanny berdiri, dia membereskan air dilantai kemudian berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya sendiri.

Namun disaat Stefanny, baru saja ingin masuk ke dalam kamar mandi, Stefanny malah menabrak seorang pria yang membuat Stefanny segera meminta maaf.

"Hei, saya yang seharusnya minta maaf, apakah kamu tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa, Pak."

"Saya baru lihat kamu, kamu siapa?" tanya pria itu.

Stefanny menatapnya, wajahnya mirip dengan Allan, hanya saja pria ini masih lebih muda walaupun mereka memiliki garis wajah serupa.

"Stefanny, Pak."

"Oh, saya Adin, saya adiknya Allan, saya direktur utama di kantor ini, kamu bisa lanjut kerja kamu yah," Adin tersenyum pada Stefanny.

Entah kenapa Stefanny merasa bahwa Adin masih lebih baik dari Allan, Adin ramah dan murah senyum.

Setelah bertemu dengan Stefanny di kamar mandi tadi, Adin segera menuju ruangan Allan untuk menanyakan tentang Stefanny.

"Kak!"

"Bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu?"

"Baiklah, aku ingin bertanya siapa cleaning service baru kita?" tanya Adin duduk di kursi yang ada di meja kerja Allan.

Allan menatap laptopnya dan sesekali melirik Adin. "Dia Stefanny, anak dari keluarga Alam."

"Hah? Serius!"

Adin terlonjak kaget, karena mending keluarga Alam adalah orang paling kaya dan Stefanny anak semata wayang mereka malah menjadi Cleaning Service.

"Dia lulusan London, dengan IPK terbaik dibidang It, sangat cocok dengan cleaning service bukan?"

Adin lebih tercengang lagi. "Wah, kakak gila sih, orang secerdas dia jadi Cleaning Service."

"Ini perusahaanku, jadi aku berhak atas apapun itu."

"Iya deh, si Paling Bos!"

Adin berdiri kemudian berjalan meninggalkan Allan di ruangan itu, Allan tersenyum melihat tingkah adiknya itu.

Adin berjalan melewati koridor ruangan itu menuju ruangannya sendiri, sesampainya di ruangannya sendiri, Adin segera membuka pintu dan mendapati sosok wanita tua yang duduk disana.

"Mama?"

"Mama, ngapain disini?"

Adin berjalan mendatangi wanita tua itu, dia adalah Nyonya Fei.

"Mama hanya ingin melihat pertunjukan yang akan di lakukan oleh kakakmu saja, sayang." Nyonya Fei menarik tangan anaknya itu.

"Maksud Mama?"

"Mama sudah mengatur rencana untuk mencelakai Allan, dan setelah dia celaka kamu bisa menggantikan posisinya sebagai CEO."

"Hah! Mama Gila! Kak Allan itu juga anak Mama," Adin menatap nanar Nyonya Fei.

"Anak tiri sayang, anak Mama tuh kamu, Allan itu anak dari istri pertama Papa kamu, Mama gamau dia jadi penerus perusahaan ini, penerusnya harus kamu."

"Gak harus gini Ma, lagipula Adin sayang sama kak Allan, mau bagaimanapun Allan itu kakak Adin."

"Jadi, kamu lebih sayang sama Allan daripada sama Mama, begitu!"

"Buk-"

"Udahlah! Adin! Kamu nurut Aja, ini juga demi kamu, kamu CEOnya bukan Allan! Kamu nurut aja apa rencana Mama!"

Adin terdiam, hatinya bimbang.

Allan berjalan keluar dari ruangannya setelah menyelesaikan pekerjaannya, sehabis menutup laptopnya, dia menyimpan semuanya kemudian berjalan keluar.

Allan tidak akan pernah tahu akan ada bahaya apa yang menantinya, sesampainya dia di depan lift Allan harus dibuat bingung karena Lift itu tiba-tiba tidak berfungsi.

Mau tidak mau, Allan harus menggunakan tangga darurat, sesampainya di tangga darurat baru saja Allan melangkahkan kakinya, sebuah tangan sudah mendorongnya.

Allan terjatuh dari tangga lantai tiga ke lantai satu dengan sekali dorongan, benturan keras membuat darah mengalir, karena jam pulang kantor sudah tidak banyak karyawan.

Stefanny yang baru saja selesai mengganti seragam, dibuat terkejut karena melihat Bosnya tergeletak di lantai bersimbah darah.

Baru saja Stefanny menghampirinya, tiba-tiba saja Nyonya Fei dan Adin datang.

"Hei, kamu apakan anak saya!?" Nyonya Fei mencengkram bahu Stefanny.

Plak!

Stefanny merasakan perih saat Nyonya Fei menampar Stefanny. "Bu-Bukan saya."

"Sudah! Kalau Allan sampai kenapa-napa kamu harus bertanggung jawab!"

Tubuh Stefanny bergetar, tak lama kemudian paramedis datang membawa Allan menuju rumah sakit, sementara Adin, dia terdiam seolah menyimpan rahasia besar.

"Benturan yang keras membuat Pak Allan menderita Amnesia untuk sementara waktu, ditambah ada pendarahan di bagian otak, kemungkinan Pak Allan akan mengalami keterbelakangan mental, dan bertingkah seperti anak berumur 7 Tahun."

"Idiot?" tanya Nyonya Fei pada dokter itu.

Dokter itu mengangguk, Nyonya Fei sekarang sudah tersenyum jahat dalam hati, begitu mudahnya menyingkirkan Allan.

Sementara itu Stefanny terdiam karena dibawa ikut serta dalam masalah ini.

"Kamu lihat kan! Ini semua salah kamu! Dan sebagai gantinya, kamu harus menikah dengan Allan dan merawatnya!" Nyonya Fei menunjuk Stefanny.

Terpopuler

Comments

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

kasian bngt km stef ujiannya berat bngt sih

2022-11-18

0

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

ohh jd allan kecelakaan itu krma ulah mamanya adin, ibu tiri allan

2022-11-18

0

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ

lah qo mamanya malah mau nyelakain, apa jgn² mereka bkn sodara kandung 🤔

2022-11-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!