Hana semakin terisak, lalu menghambur memeluk tubuh kekar itu dengan erat.
Dante tidak tahu apa yang sudah terjadi kepada gadis kecil itu. Walau begitu, ia membalas pelukan Hana. Memberikan ketenangan untuk menantunya itu.
Tangis Hana sudah mereda, hanya menyisakan isakan lirih di pelukan Dante.
Dante menahan pertanyaanya, sampai menantunya itu merasa tenang.
"Apakah aku tidak berhak bahagia?" tanya Hana dengan lirih, di sela isak tangisnya yang menyayat hati bagi siapa pun yang mendengarnya.
"Tentu kamu berhak untuk bahagia dan menentukan pilihan hidupmu," jawab Dante, mengusap lembut punggung ringkih Hana.
"Tapi kenapa takdir tidak berpihak kepadaku? Jika aku boleh memilih, aku tidak ingin di lahirkan ke dunia ini," ucap Hana lagi dengan putus asa.
Menangis lagi di pelukan Dante, menumpahkan segala rasa yang bersarang di dalam dada.
Dante mengeratkan pelukannya, dan sebisa mungkin ia menenangkan menantunya itu. Dante yakin jika ada suatu hal besar yang telah menimpa Hana, hingga membuat gadis yang ada di dalam pelukannya terlihat putus asa dan terpukul seperti ini.
"Hana apa yang terjadi, ceritakan semua kepada Daddy." Akhirnya sebuah kalimat yang tertahan di ujung lidah meluncur keluar. Dante mengurai pelukan tersebut setelah Hana terlihat tenang.
Dante menatap wajah Hana yang sembab, lalu ia mengusap air mata Hana dengan ibu jarinya. "Ceritakan kepada Daddy, jangan takut," ucap Dante sekali lagi.
Hana menarik nafas panjang, sedikit ragu untuk mengatakan semuanya kepada ayah mertuanya. Namun ia tidak punya pilihan lain. Ia tidak bisa menanggungnya sendiri, dan ia juga butuh tempat untuk mencurahkan hatinya. Pada akhirnya Hana menceritakan semua yang sudah terjadi kepada Dante dengan detail dan tidak ada yang terlewat sedikit pun.
Dante mengeraskan rahangnya ketika mendengar curahan hati Hana. Kenapa putranya begitu tega dan sangat kejam. Begitu pula kedua orang Hana yang tidak berperasaan sama sekali.
Dante menatap Hana dengan rasa iba. Ia mengelus kepala menantunya itu, ia berjanji kepada dirinya sendiri akan melindungi dan menyayangi Hana seperti anak kandungnya sendiri.
"Jangan khawatir, Daddy akan membantumu keluar dari lengkaran setan ini," ucap Dante menepuk-nepuk pucuk kepala Hana dengan lembut.
"Terima kasih, Daddy." Hana berucap dengan suara yang bergetar.
"Sekarang kamu tidurlah. Besok pagi-pagi sekali kita keluar dari rumah ini," ucap Dante dengan lembut.
Hana menggigit bibir bawahnya, ia mendongak menatap Dante. "Bisakah Daddy menemaniku di sini sampai aku pulas?" ucap Hana.
"Jika Daddy tidak keberatan, Maaf," lanjut Hana lalu menundukkan kepala. Harusnya dia tidak bersikap kurang ajar seperti ini, terlebih lagi Dante adalah ayah mertuanya.
Hana merasa takut dan tidak nyaman berada di rumahnya sendiri setelah mengetahui kebenaran tentang kedua orang tuanya.
"Baiklah. Aku akan berada di sini menemanimu," jawab Dante tersenyum tipis. Manik birunya menatap Hana yang melemparkan senyuman manis kepadanya.
"Terima kasih, Daddy," ucap Hana, lalu merebahkan dirinya di atas tempat tidur, dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sampai sebatas leher.
"Ya, tidurlah."
"Daddy pegang erat tanganku. Agar Daddy tidak pergi sebelum aku tidur pulas," ucap Hana sembari mengulurkan tangan kirinya.
Dante menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menjadi merasa canggung begini ya? Pikir Dante.
"Baiklah." Dante menggenggam tangan kiri Hana dengan erat. Ia duduk di tepian tempat tidur, sembari menatap Hana yang mulai memejamkan kedua mata.
***
Kok aku yang jadi salah tingkah ya? 🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Natasia Wang
hah mana prcaya, hey Dad kmu udah berdebar pas d tatap Hana, lalu apa²n pke nginep dgn senang hati sambil mandang Hana yg ngeblush wkwkwk pasti tnoa sadar ada niat mw dkt trs
2025-01-22
0
anonim
awal mula pegang tangan menemani tidur Hana.
daddy pasti jantungnya dag dig dug nungguin Hana tertidur
2024-11-09
0
Nicky Nick
waduuuh hana minta ditemani tidur... mertua yg baik nih pk dante😄
2025-01-09
0