Waktu berjalan dengan semestinya, tak terasa pernikahan Genevia dan Evan telah berjalan satu bulan. Tidak ada yang spesial dengan hubungan keduanya ataupun kemajuan. Evan yang datar dan dingin selalu bersikap acuh kepada Genevia.
Setelah kejadian pagi itu saat Evan menyentuh Genevia tak merubah sifat dingin Evan padanya. Meski mereka kerap mengulang kegiatan yang rupanya benar-benar menjadi candu keduanya terutama Evan, namun tak menyebabkan kemajuan apapun pada hubungan mereka.
Mereka layaknya orang asing yang berada pada satu rumah. Kala melakukan aktivitas suami-istri seolah hanya karena saling membutuhkan. Genevia tak menuntun apapun pada Evan, ia memaklumi sikap pria itu karena mereka memang tidak mengenal satu sama lain sebelumnya.
Sampai saat ini pun, perasaannya biasa-biasa saja pada suaminya itu. Ia merasa Evan juga tak memiliki perasaan kepadanya.
Pagi ini seperti biasanya, Genevia dan suaminya melaksanakan kegiatan sarapan bersama. Suasana tampak hening karena kedua insan itu tak mengelurakan suara sama sekali. Mereka hanya sibuk menikmati hidangan untuk mengisi tenaga sebelum beraktivitas dengan urusan masing-masing.
Seperti biasa Evan akan pergi ke kantor, dan Genevia akan pergi ke kampus menuntut ilmu. Jika biasanya Genevia mengendarai mobilnya sendiri, kali ini ia kebingungan untuk pergi ke kampus. Kemarin mobilnya masuk bengkel karena sebuah insiden kecil.
Namun sesaat kemudian ia mendapatkan ide. Ia melirik pada suaminya yang sedang sibuk menikmati sarapannya. Jujur saja ia tidak berani mengutarakan niatnya untuk menumpang sampai ke kampus kepada suaminya. Sifat dingin dan acuh Evan membuat ia menyerah sebelum mencoba.
Merasa ada yang memperhatikan dirinya, Evan mengangkat wajahnya. Rupanya Genevia, sang istri yang sedang asyik melirik dan menatap ke arahnya. Ia juga dapat menangkap maksud dari tatapan dan lirikan Genevia. Namun ia memilih diam menunggu Genevia mengutarakan keinginannya.
Melihat Evan yang sempat melihat padanya, namun seolah tidak peduli membuat nyali Genevia semakin menciut. Suaminya benar-benar tidak peka dengan keinginannya.
...🍇🍇🍇...
Di benua yang berbeda, tepatnya di Amerika, dua insan yang saling dimabuk cinta menikmati kegiatan asmara dengan bergelora. Sampai tanpa sadar mereka melewati batas aturan keluarga besar sang wanita. Mereka adalah Genivee dan kekasihnya, Steven.
Aturan keluarga Albert yang melarang keturunan mereka melakukan hubungan di luar batas sebelum menikah. Namun Genivee tampaknya telah melanggar aturan itu. Saking asyiknya ia dengan dunia mereka berdua hingga membuatnya melupakan adanya aturan itu.
Bahkan ia dan Steven kerap kali melakukannya, namun dengan cara aman menggunakan pengaman.
Namun kali ini, Genivee maupun Steven melupakan hal itu, mereka melakukannya tanpa menggunakan pengaman.
Kini mereka masih terlihat tidur saling berpelukan di atas ranjang yang hangat. Selama ini mereka memang tinggal bersama, padahal Albert dan Madelca menolak keras keputusannya itu. Namun Genivee berhasil merayu kedua orangtuanya itu.
“Sayang, apa kita baru melakukannya tanpa pengaman?” tanya Genivee memastikan apa yang mengganjal dalam pikirannya.
“Hem, kita terlalu bersemangat sehingga melupakannya.” Ujar Steven nampak santai dengan tersenyum kecil menciumi pipi Genivee.
Sedangkan Genivee yang mendengar pembenaran dari kekasihnya merasa was-was dengan kecerobohan yang baru saja mereka lakukan. Ia tidak siap bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti mengandung, ia belumlah siap apalagi Steven juga belum tentu siap menjadi seorang ayah.
Genivee menatap Steven, “bagaimana jika aku hamil sayang?” ,tanyanya kepada kekasihnya itu.
Steven justru memeluk Genivee untuk menenangkan. Ia mengerti dengan kegundahan kekasihnya. “Sayang ini hanya sekali, hal itu tidak akan terjadi.” Terangnya mencium kening Genivee.
...🍇🍇🍇...
Evan telah menyelesaikan sarapannya. Ia bangkit dari posisi duduknya hendak melangkah ke luar ruang makan. Namun perasaannya mengganjal mengingat gerak-gerik istrinya yang seakan hendak mengatakan sesuatu kepadanya. Ia pun membalikkan badannya menghampiri Genevia.
“Apa ada yang ingin kau sampaikan?” tanyanya dengan to the point.
Genevia nampak terkejut mendengar suara Evan. Ia yang sedang melamun memikirkan cara berbicara pada Evan untuk menumpang ke kampus membuatnya tidak sadar kalau suaminya itu telah berdiri di hadapannya.
Genevia menyengir menatap Evan yang nampak datar. Ia dengan ragu-ragu mengatakan maksudnya.
“Emm bolehkah aku menumpang sampai ke kampus? Mobilku sedang masuk bengkel.”
“Baiklah” jawab singkat Evan segera berbalik bergegas keluar dengan diikuti Genevia.
NEXT .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments