Bukan hal baru lagi bagi kedua mempelai untuk melakukan fitting baju pengantin, Jingga dan Arkana mendatangi salah satu butik pilihan mama Widya dimana mereka bebas memilih gaun pengantin yang akan di gunakan nanti.
Arkana tampak sibuk dengan ponselnya di atas sebuah sofa sementara Jingga melihat-lihat deretan gaun yang di gunakan oleh sebuah manekin, tangan Jingga menyenyuh gaun-gaun itu namun sorot matanya tertuju pada Arkana.
“ Mas, kamu nggak mau pilih baju buat kamu juga.?” Tanya Jingga menghampirinya.
“ Kamu aja yang pilih, aku ikutin apa yang kamu mau.” Jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya saat ini.
Jingga mengangguk pelan kemudian kembali memilih gaun yang ingin dia gunakan. Karena Jingga ingin pernikahannya mengusung adat Sunda, dia memilih satu kebaya berwarna putih yang terlihat sederhana namun cukup elegant.
“ Saya mau coba yang ini mbak.” Ucap Jingga lirih.
Butuh beberapa menit untuk Jingga mencoba kebaya yang dia pilih, dan setelah selesai pemilik butik beserta dua karyawannya membuka tirai sehingga memperlihatkan Jingga yang telah selesai mengenakan kebaya adat Sunda itu.
“ Gimana mas.?” Tanya Jingga menatap Arkana lurus.
“ Cantik.” Jawaban yang singkat dan tanpa menatapnya sama sekali membuat Jingga merasa bingung dengan sikap Arkana saat ini.
“ Tapi kamu belum lihat aku.” Sahut Jingga sekali lagi.
Arkana akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap Jingga sebentar, dia menyetujui kebaya itu dan meminta pemilik butik untuk memilihkan pakaian mempelai pria dengan ukuran XL.
“ Kamu nggak mau coba dulu bajunya? Nanti nggak muat sama kamu.?” Ujar Jingga.
“ Aku sibuk, ada urusan mendadak di rumah sakit. Karena urusan kita sudah selesai, aku nggak apa-apa kan pergi duluan.?” Tanya Arkana menunggu persetujuan Jingga.
“ Boleh, aku biar pulang naik taksi aja.” Balas Jingga pelan.
Arkana pun pergi meninggalkan butik, Jingga menghela nafas panjang setelah itu dan beranjak menuju ruang ganti untuk melepaskan kebaya yang dia kenakan.
**
H-15 pernikahan.
Jingga mengunjungi pemakaman mama, papa, dan juga Nawa sambil membawa buket bunga untuk mereka masing-masing. Setelah dia menerima perjodohan itu, dirinya memang belum datang berkunjung.
“ Pa, ma, Nawa. Aku datang kesini minta izin kepada kalian bertiga. Sebentar lagi aku akan menikah dengan seorang pria baik, namanya Arkana.”
Jingga menceritakan bagaimana kebaikan Arkana selama dia mengenalnya, dan bagaimana keluarga Arkana yang sudah menganggapnya sebagai putri sendiri.
“ Aku nggak akan sendirian lagi, akan ada yang sayang sama aku dan menjaga aku sampai kita bertemu nanti.”
“ Kalian yang tenang ya di alam sana, semoga kalian bertiga mendapat tempat terbaik, Aamiin.”
Ponsel Jingga baru saja berdering, melihat nama Arkana disana lantas membuatnya langsung menjawab panggilan tersebut.
“ Ada apa mas.?”
“ Kamu kok nggak ajak aku kesini.?”
Jingga menoleh setelah mendengar suara Arkana yang sangat dekat, rupanya pria itu datang ke pemakaman juga. Mereka mengakhiri panggilan barusan dan sekarang Arkana beranjak mendekati makam kedua orang tua Jingga.
Jingga melihat ketulusan Arkana saat menyiram air di pemakaman kedua orang tuanya, kemudian dia mendoakan mereka yang membuat hati Jingga tersentuh.
“ Om, tante, kenalin saya Arkana. Saya calon suami Jingga putri kalian, mulai sekarang Jingga biar saya
yang jagain.” Ucapnya semakin membuat Jingga merasa tersentuh.
Setelah mereka selesai ziarah, keduanya bersama-sama meninggalkan tempat itu. Arkana mengaku tahu lokasi pemakaman dari om Jaya, sebelumnya dia ke rumah tapi Jingga tidak ada d rumah sehingga dia pun ke tempat ini sekaligus untuk meminta restu pada mendiang orang tua Jingga.
“ Terima kasih ya karena sudah datang.” Ujar Jingga.
“ Kenapa terima kasih? Memalukan kalau aku nikahin kamu tanpa ziarah ke makam mereka dulu.” Balas Arkana.
Jingga tersenyum mendengarnya, kemudian mereka masuk ke dalam mobil Arkana dan langsung melaju menuju kediaman Jingga untuk mengantarnya pulang.
**
D-Day Wedding Arkana & Jingga
“ Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Arkana Adyatama bin Hendra Adyatama dengan Nitaria Jingga binti Gunawan dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan emas 100 gram di bayar tunai.”
“ Saya terima nikah dan kawinnya Nitaria Jingga binti Gunawan dengan mas kawin tersebut tunai karena Allah.” Balas Arkana dengan sekali tarikan nafas.
“ Alhamdulilah sah.” Seru semua tamu yang hadir di proses pembacaan ijab Kabul hari ini.
Kini Jingga sudah di persilahkan untuk keluar dan duduk di samping Arkana, tampak tatapan Arkana kepada Jingga saat ini sangat berbeda dari sebelumnya. Dia terlihat sangat terpesona akan kecantikam Jingga dengan kebaya pengantin khas adat Sunda tersebut.
Saat itu juga Jingga merasa pernikahan ini bukanlah kesalahan, dia akan taat dan patuh kepada suaminya mulai saat ini. Sebagaimana surga yang harus dia peroleh dari sang suami, apapun yang terjadi di masa depan dia berharap pernikahannya dengan Arkana bukanlah suatu kesalahan.
**
Resepsi di lakukan sampai malam hari, sekarang Jingga sudah tidak menggunakan kebaya lagi melainkan sebuah gaun berwarna pink pastel dan sekarang dia sedang berdiri di atas pelaminan bersama Arkana menyaksikan pertunjukan tari di depan mereka yang di lakukan oleh penari professional.
Sebelumnya Jingga tidak pernah mengira jika pernikahannya kali ini akan di lakukan secara meriah, banyak tamu-tamu yang penting datang mengucapkan selamat. Tak sedikit dari mereka yang memberikan hadiah sangat mahal, bahkan salah satu teman Arkana sampai memberikan tiket honeymoon ke Maldives untuk mereka berdua.
“ Selamat ya Dokter Arka, akhirnya kamu nikah juga.” Ucap teman-teman Arkana yang bekerja di rumah sakit yang sama dengannya.
“ Terima kasih, istriku cantik kan.” Ujar Arkana begitu menyombongkan sosok Jingga di sampingnya.
“ Iya deh cantik banget, bahkan kita sampai nggak nyangka kamu dapat istri secantik ini.” Sahut mereka sontak mendapat tawa yang meriah dari beberapa teman yang lain.
Jingga merasa senang melihat interaksi mereka, suaminya ternyata sangat baik dan memiliki teman-teman yang ramah. Namun saat itu Jingga mendengar sesuatu yang menarik perhatiannya.
“ Sayang ya dokter Qania nggak datang ke nikahan kamu.”
“ Iya, dia lagi ada tugas keluar kota tapi dia nitip selamat buat kamu Arka.”
“ Bilangin makasih aja.”
“ Cuma itu? yakin nggak mau kamu aja yang kasih tahu ke dia.?”
“ Udah sana, banyak yang mau kasih ucapan juga.” Arkana lalu menyuruh teman-temannya untuk segera turun dari pelaminan karena banyak tamu yang akan naik juga.
“ Dokter Qania siapa mas.?” Tanya Jingga penasaran.
“ Oh itu, teman aku di rumah sakit.” Jawabnya lirih.
Jingga hanya mengangguk pelan, dia tidak ingin memikirkan sesuatu yang tidak-tidak. Masih banyak tamu undangan yang harus mereka temui, sampai dimana acara terakhir yaitu pesta dansa.
Sebelumnya Jingga dan Arkana sudah di beritahu sebelumnya bahwa mereka berdua nanti akan berdansa di tengah-tengah, semua orang juga harus ikut berdansa untuk membuat acara pernikahan malam ini berakhir dengan sangat meriah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
Wati_esha
Arkana, sikapnya tampak misterius. Siapa baginya, dr Qania?
2022-11-02
0
Nurul Anggi
sahhhhh
2022-10-22
0
teti kurniawati
curiga
2022-10-19
0