Jingga sudah tiba di sebuah restoran mewah bersama om dan tantenya, mereka kemudian dijamu sangat baik oleh pelayan di restoran dengan memberikan menu spesial yang tersedia di resto itu.
Sampai saat ini semua masih aman, Jingga mengira bahwa om dan tantenya mengajak dia makan malam sebagai bentuk permintaan maaf karena kemarin terus menerus memaksanya untuk menerima perjodohan dokter muda itu.
Karena mereka berada di ruang vip jadi hanya ada mereka bertiga saja di ruangan itu, namun anehnya ada tiga kursi kosong lainnya di hadapan mereka saat ini.
Pintu ruangan itu baru saja terbuka oleh seseorang, fokus Jingga akhirnya tertuju kepada pintu itu. Seorang wanita setengah baya namun masih terlihat sangat cantik berbalut dress berwarna biru tua baru saja masuk bersama seorang pria dengan perawakan yang dermawan.
Om dan tantenya menyambut mereka berdua dengan ramah, Jingga pun ikut menyambut mereka meski tidak mengenal siapa mereka berdua. Kemudian Jingga melirik om dan tantenya meminta penjelasan tentang siapa mereka sebenarnya.
“ Maaf sudah menunggu lama.” Suara baru muncul dari arah pintu, Jingga menoleh dan langsung melihat sosok pria tampan yang menyunggingkan senyuman manis kea rah mereka semua.
Perawakan pria itu sangat tampan dan menggambarkan satu kata yaitu sempurna, dia memiliki tubuh yang proporsional dengan tubuh tinggi sekitar 180 cm, dia memiliki rambut hitam gelap dan sorot mata yang teduh.
“ Nak Jingga.” Sahut wanita cantik di hadapan Jingga.
“ Kenalkan, dia putra kami namanya.” Sambungnya dan di lanjut oleh putra mereka.
“ Arkana Adyatama.” Sambung pria itu kembali membuat Jingga menoleh ke arahnya.
Pria bernama Arkana itu baru saja duduk tepat di hadapan Jingga, keduanya saling menatap satu sama lain cukup lama sampai akhirnya makanan datang dan mereka berenam pun memulai makan malam bersama terlebih dulu.
**
Makanan berat baru saja di singkirkan setelah semua selesai makan, sekarang tiba waktunya untuk menikmati hidangan pencuci mulut. Mereka juga mulai membahas alasan mereka datang ke tempat itu, Jingga masih sangat penasaran di buatnya.
“ Jadi Jingga, om sama tante kamu sepakat buat jodohin kamu sama Arkana.” Ujar om Jaya sontak membuat Jingga terkejut.
Meskipun sebelumnya sudah di beritahu namun hal ini tetap membuat Jingga masih terkejut. Dia mengira bahwa om dan tantenya sudah tidak akan membahas masalah perjodohan ini lagi, namun nyatanya dia salah.
“ Kamu pasti kaget, tante ngerti kok. Itu sebabnya kami semua sepakat untuk kamu dan Arkana saling mengenal terlebih dulu, nanti setelah kalian sudah cukup saling mengenal baru kita lanjut ke pembahasan yang lebih serius.” Jelas wanita itu lagi.
Jingga tidak bisa bilang tidak, bagaimana pun juga kedua orang di hadapannya ini adalah penyebab perusahaan kedua orang tuanya masih bisa berdiri.
Dan sekarang Jingga menatap Arkana yang sejak tadi memandangnya dengan tatapan teduh. Jika di pikir-pikir Arkana tidak begitu buruk, dia sopan kepada yang lebih tua dan bersikap sangat baik kepada dirinya.
“ Baiklah, aku nggak keberatan kalau harus saling mengenal terlebih dulu.” Jawab Jingga lirih.
**
Sejak pertemuan malam itu, Jingga menjadi lebih dekat dengan Arkana. Keduanya sering mengobrol lewat chat bahkan telepon, meskipun beberapa pembahasan tidak begitu penting namun membuat Jingga merasa cukup nyambung dengan Arkana.
Terhitung sudah satu minggu Jingga mengenal Arkana, dia tahu kalau pria itu adalah seorang dokter lulusan termuda di sebuah rumah sakit di Jakarta. Ayahnya seorang direktur di rumah sakit, sedangkan ibunya adalah CEO perusahaan tambang emas yang menjalin kerja sama dengan perusahaan papanya.
Om jaya juga pernah bilang kalau kedua orang tua Arkana sudah di kenal dekat oleh mendiang orang tuanya, itu merupakan salah satu alasan orang tua Arkana ingin menjodohkannya dengan Jingga.
Kemudian Jingga terpikirkan dengan perjodohan itu, dia hanya di beri batas dua minggu untuk berkenalan dan setelah itu pertemuan kedua akan membahas kelanjutan masalah ini.
Jingga memang sudah dekat dengan Arkana namun belum ada perasaan apapun kepada pria itu, di hati Jingga sampai saat ini hanya di isi oleh Nawa. Memikirkan Nawa berulang kali pun tidak akan membuatnya bosan, dan dia merasa bersalah kepada Nawa jika menerima perjodohan itu dengan cepat.
“ Aku harus gimana? “ keluhnya sambil menatap foto Nawa yang selalu dia simpan di dalam sebuah buku hariannya.
**
Satu minggu kemudian dan sudah dua minggu sejak pertemuan pertama. Hari ini adalah pertemuan kedua yang akan di lakukan di rumah kedua orang tua Arkana.
Jingga kembali harus menggunakan dress yang bagus untuk bertemu mereka, dan ketiganya pun pergi bersama menuju kediamaan keluarga besar Adyatama.
Kini Jingga sudah tiba di kediaman keluarga Adyatama yang besarnya bahkan mengalahkan rumah kedua orang tuanya, keluarga ini benar-benar sangat kaya raya. Di halaman rumah saja berderet mobil mewah dengan jenis berbeda-beda setiap mobilnya.
Kabarnya keluarga Adyatama ini merupakan satu dari sepuluh orang terkaya di Indonesia, orang tua Jingga tidak masuk ke dalamnya dan itu artinya Arkana memiliki keluarga yang begitu kaya raya.
Mereka di sambut oleh beberapa asisten rumah tangga yang menggunakan seragam berwarna hitam putih, mereka di sambut layaknya tamu kerajaan.
Setibanya di ruang pertemuan, Jingga bisa melihat suasana ruangan yang sangat nyaman dan mewah. Terdapat satu foto berukuran besar di pajang di dinding, foto itu jelas adalah ayah, ibu, dan juga Arkana yang mungkin baru berusia belasan tahun.
“ Dia sudah tampan sejak dulu.” Benak Jingga.
“ Hai, ketemu lagi kita.” Suara itu berhasil mengejutkan Jingga karena muncul tiba-tiba di sebelahnya.
Arkana tersenyum ke arahnya saat Jingga kaget, kemudian dia mempersilahkan Jingga untuk duduk di salah satu sofa dekat dengan dirinya.
“ Jadi bagaimana keputusan yang telah kamu buat Jingga.?” Tanya tuan Adyatama alias papa dari Arkana.
Jingga melirik Arkana sebentar kemudian memikirkan jawaban yang telah dia pikirkan baik-baik selama satu minggu terakhir, jawaban ini yang pastinya akan membuat kehidupan Jingga ke depannya mulai berubah.
“ Saya bersedia di jodohkan dengan Arkana.” Jawabnya sontak membuat para orang tua merasa bahagia menengarnya.
Saat itu Jingga mendapati Arkana tersenyum saat Jingga selesai memberitahu semuanya, Jingga tidak mengerti maksud dari senyuman itu. Apakah Arkana merasa senang karena mereka akan di jodohkan? Atau ada hal lain yang membuatnya sampai tersenyum seperti itu.
“ Kalau begitu kita langsung mempersiapkan pernikahan kalian saja, tidak perlu di tunda-tunda lagi. Tahun ini usia Arkana sudah menginjak usia 30 tahun, dia harus sudah menikah di usia seperti itu.” Lontar nyonya Widya yang merupakan ibu dari Arkana.
Jingga heran kenapa pria setampan dan sebaik Arkana di usianya sekarang masih belum mendapatkan wanita pilihannya? Kenapa dia harus dijodohkan? Memangnya tidak ada wanita yang mau dengan dia, rasanya itu sangat mustahil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 284 Episodes
Comments
linda sagita
pandangan pertama, awal aku berjumpa🤭
2022-11-28
0
Wati_esha
Kita tak pernah tahu rencanaNYA.
2022-11-02
0
Nurul Anggi
Namanya jodoh neng 😂
2022-10-22
0