"Apakah hari ini pappu sibuk?" (Pappu adalah bahasa untuk orang yg di tuankan)
"Hari ini saya ingin menemui syandu (dukun wanita) untuk menanyakan beberapa hal"
"baiklah, kami akan bersiap"
"tunggu.. apakah ada hal yg kau inginkan? aku akan mendengarkan"
"pappu, sebenarnya kami tadi berencana meminta waktu pappu, untuk mengajarkan kepada kami beberapa tarian"
"baiklah, kita akan menjadwalkan nya setelah kita pulang dari menemui syandu"
"trimakasih pappu"
"sebelumnya, aku tidak tau dimana puangan berada"
"baiklah pappu aku akan menanyakan nya"
"Kau akan kemana"
"Aku ingin pergi ke syandu untuk menanyakan beberapa hal"
"Apakah itu terkait mimpi mu semalam?"
"ya, kukira mungkin dia dapat menjelaskan sesuatu"
"baiklah, aku akan menemanimu"
"bagaimana dengan urusan mu?"
"kukira, urusan tentang mu jauh lebih penting bagiku" (tertawa kecil)
"Apakah kau sedang merayuku?(terseyum judes)
"Tidak, aku hanya.."
"sudahlah, tak perlu diteruskan, perjalanan kita jauh"
Raja dan ratu berjalan berdampingan, jika dalam kondisi seperti ini, maka siapapun yg terlihat harus diam dan menunduk, sebab romantisme raja dan ratu bukanlah konsumsi publik bahkan dalam keluarga istana sendiri, dengan kain sutera hitam sebagai bawahan dan pakaian merah sebagai simbol ratu akan melakukan perjalanan terkait privasi pribadi, mereka diiringi oleh 7 dayang yg berjalan berpasang pasangan dibelakang mereka.
ketika beberapa meter Ratu menyentuh halaman lantai istana tanpa alas kaki, sebab alas kaki diletakkan di atas kereta kencana, tak sengaja ada sebuah pecahan kaca yg menusuk kakinya, kakinya terluka, melihat kejadian itu, sang Raja segera mengangkat Ratu ke pelukannya, pemandangan yg langka, Ratu membesarkan matanya namun tak dapat berkata apa-apa.
"Apa yg kau lihat" aku? (Raja tertawa kecil)
"apakah ini pantas? para dayang melihat kita"
"kukira mereka juga akan melakukan hal yg sama" haha
"haduhh, kakihku terkilir, maukah kau mengangkatku" (nada merayu)
"hah? benarkah kasihku? (nada kaget kebohongan)
ternyata benar, salah satu dayang puang membuat drama kepada pasangan nya,
sehingga mereka pun melakukan hal yang sama, tentu saja keenam pasangan yg lain tidak mau ketinggalan, akhirnya mereka mengiringi raja dan ratu sambil menggendong pasangan sambil tertawa bahagia"
Ratu yang melihat sekumpulan dayang yg sempat terhenti terheran melihat aksi Mereka.
"Apakah kau selalu mengajarkan kepada pengawalmu untuk bertindak percis seperti yang kau lakukan"
"tentu, namun tidak semua hal"
"termasuk melakukan seperti yg saat ini kau lakukan?"
"tunduk"
Raja berbalik sebentar setelah menyuruh pengawalnya menundukkan kepalanya
"Bagus"
"jalan"
"aku tidak menyangka mereka melakukan hal yang sama" haha
"tapi aku rasa, mungkin salah satu dayang ku yg telah membuat drama" (tertawa kecil)
sesampainya di didalam bilik, Raja menurunkan Ratu diatas kursi, mengambil beberapa obat duduk dikursi, mengambil kaki ratu dan meletakkan nya di pangkuan nya, sambil membersihkan luka, mengolesinya, dan menutupi nya dengan perban.
Dalam kehidupan kerajaan kami, seorang Ratu bagi Raja bukanlah seperti orang lain, Ratu terkadang memiliki derajat yang lebih tinggi, Raja tidak boleh memukul, berkata dengan nada tinggi dan keras kepada Ratu semarah apapun Raja kepada Ratunya, Raja tidak boleh merasa risih kepada Ratunya, itulah yang kupelajari dari ayahku, bahwa Jika wanita matanya berair dan kotor, maka kita sebagai lelaki tidak segan membersihkan nya, mengelap hingus yang keluar dari hidungnya, membersihkan dan memotong kukunya jika kotor, berbagi penyikat gigi, tidak pernah makan tanpanya, menyuapinya dengan tangan, dan membolehkannya nya mandi dengan sarung kebanggan nya.
Berbeda dengan adat istiadat dari kerajaan lain, dimana Ratu adalah seorang wanita yang dianggap lebih Rendah daripada Raja atau seperti Ratu dalam kerajaan Lavelangi yang diwajibkan tunduk terhadap semua keputusan Raja, Semua yang dimiliki Ratu baik jiwa maupun Raga adalah milik Raja dan Raja berhak mengatur semua yg diinginkan terhadap Ratunya. dan Ratu tidak diperbolehkan menolak apapun itu, sekecil apapun itu.
Perbedaan inilah yang kukira, Dinasti Kami justru dianggap Rendah oleh kerajaan Lavelangi, Karena kami justru menganggap Ratu kami adalah orang yang boleh mengambil andil dalam kerajaan bahkan hampir setara kedudukan nya seperti Raja.
ketika Raja berada dalam suatu perkara, perkara tersebut selalu disampaikan kepada Ratu, Sehingga mereka berfikir bersama untuk menyelesaikan suatu perkara baik itu masalah pribadi maupun kerajaan.
Namun, Ratu bukanlah orang yang boleh ditemui oleh pejabat kerajaan Sebab Ratu harus punya kekuatan dalam dirinya sehingga ia tidak boleh sampai dipengaruhi oleh pihak manapun. tidak boleh ditemui oleh sembarang pihak, juga sebenarnya untuk menjaga kehormatan dan martabat seorang Ratu, sebab Raja kami memiliki tabiat mudah marah ketika cemburu dan bisa melampiaskan amarahnya tanpa pandang bulu jika pasangan atau kekasih nya tercemar atau melakukan kesalahan yang mencoreng kehormatan Ratunya sendiri.
ketika berada diluar istana, Ratu harus menggunakan pakaian Lebar dan panjang dengan topi seperti kelambu hingga lehernya dan penutup wajah jika akan bertemu dengan rakyatnya. ia hanya bisa memperlihatkan wajahnya kepada para wanita, anak anak, orang yg sudah sangat tua, dan suaminya, bahkan, ketika Dewi Mandariva sudah diangkat menjadi Selir putra mahkota, ia diperkenankan untuk menutupi wajahnya dari Ayah mertuanya sendiri yg merupakan seorang Raja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments