Dikediaman Pratama suasana mencekam sejak kemarin malam. Ya, Raffa menginap di mansion kedua orang tuanya, itulah yang membuat Fyth tidak jadi menginap di apartemen sang kakak.
Seusai sarapan, Raffa mengajak kedua orangtuanya untuk duduk di ruang tamu. Untuk sesaat suasana hening, sebelum akhirnya Raffa memulai pembicaraannya.
" Kurasa daddy sudah tahu apa tujuanku " Kata Raffa dengan to the point.
" Yah, Daddy sudah tahu apa yang ingin kau bicarakan nak " Jawab daddy Barack seraya menundukkan kepalanya.
" Lalu ? " Dingin Raffa
" Kamu tahu sendiri Raffa, daddy tidak akan mungkin menikahkan dengan orang yang salah. Daddy yakin jika keputusan daddy ini benar " Jelas daddy Barack.
" Apa daddy sudah bertanya tentang pendapat Fyth ? Apa kalian sudah melakukan itu. Ayo jawab !! " Dengan nada bergetar berusaha menahan amarah di dadanya.
" Maaf Raff " ujar daddy Barack.
" Stop apa yang kalian lakukan , ini tidak benar mom, dad. Siapa nama laki- laki itu ? " Tanya Raffa dengan enggan.
" Davin Raff " Jawab mommy Nathalie. Raffa mengerutkan keningnya. Dalam benaknya bertanya, " Apa Davindra sahabatku itu ? " batin Raffa berkecamuk. Jika benar maka ini hal bagus, namun jika bukan. Raffa mengacak rambutnya frustasi.
Daddy Barack dan mommy Nathalie saling pandang. Mereka bingung apa yang terjadi pada Raffa dan apa yang sedang dipikirannya saat ini. Keheningan melanda, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.
" Apa dia Davindra Raksa Aditama dad, mom ? " tanya Raffa pada akhirnya yang dijawab anggukan oleh mommy Nathalie.
" Kau mengenalnya son " daddy Barack cukup terkejut, benarkah anaknya ini mengenal sang calon menantu.
Raffa menghembuskan nafasnya. " Tentu aku mengenalnya dad, mom. Bahkan aku tahu semua tentang dia tanpa terkecuali " jelas Raffa.
" Bukankah ini bagus ? " lanjut daddy Barack, yang tanggapi anggukan oleh mommy Nathalie.
" Dia sahabatku dad, saat aku di USA " jelas Raffa, " Otomatis aku tahu semua tentang dia dad. Dan aku tahu dia tak pernah didekati ataupun mendekati wanita manapun " Papar Raffa.
" Sudahlah, ini terakhir kali kita membahas hal ini dad, mom. Jangan lagi kita membahas ini " Tegas Raffa seraya berdiri dan pergi menuju perusahaannya.
🌺🌺
Dikediaman Anila, Fyth yang baru selesai dengan segala ritual adatnya ( Mandi , dandan, dan selfie ) segera keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
" Pagi papa, pagi mama " sapa Fyth kepada kedua orang tua Anila. Fyth yang sudah dianggap seperti putri sendiri oleh kedua orang tua Anila itu tak sungkan lagi menunjukkan sikap manja dan kekanakannya pada kedua orang tua sahabatnya.
" Gue nggak di sapa nih " sindir Indri yang ternyata sudah duduk tenang di meja makan.
Fyth menoleh ke arah sumber suara. " Tumben lue dah disini ndri ? " Tanya Fyth heran. Indri mencebikkan bibirnya, " Kan lue sama Nila minta jemput kemarin " ucap Indri.
" Ada bilang gitu ya, kok gue gak ingat ya " seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Pikun di timbun " sahut Anila dari arah belakang Fyth.
" Gue gak nimbun pikun, emang dasar pikunnya aja yang ngintil muluk " kata Fyth seraya mendudukkan pantatnya di samping mama Anila.
" Pikun nggak ngintil, lue aja yang nggak mau ninggalin " lanjut Indri.
" Jangan deh, meninggalkan itu berat, gue nggak sanggup kalo harus kesepian " jawab Fyth seraya cekikikan.
Orang tua Anila, papa Abbas dan mama Alysa tersenyum lucu mendengar obrolan anaknya dan dua sahabatnya itu. Mereka senang putrinya di kelilingi orang-orang baik seperti Fyth dan Indri.
" Suek emang nih anak " kata Anila sambil tertawa terbahak-bahak.
Fyth menoleh ke arah mama Alysa, " Mama Alysa cantiknya papa Abbas... " Panggil Fyth sembari memasang wajah imutnya.
" Ada maunya nih pasti " tebak Indri yang di angguki oleh Anila.
" Nggak... " Kata Fyth, " Salah lagi..." Lanjutnya. Sontak ucapan Fyth membuat pecah tawa semua orang. Para asisten dirumah Anila pun tak ketinggalan, mereka ikut tertawa mendengar penuturan sahabat nonanya itu.
Davin keluar dari lift menghampiri kedua orang tuanya dengan terburu-buru. Ia lupa jika saat ini ada jam mengajar pagi di kampus. Begitu sampai meja makan, di ambilnya segelas susu dan di tegaknya hingga tandas tak bersisa.
Daddy dan mommy-nya yang melihat hal itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Mereka sudah tahu, jika Davin bersikap demikian artinya dia sedang terburu-buru.
" Telat bangun son " tanya daddy Evan sembari menyeruput kopinya.
" Yes dad, semalam kerjaan numpuk dad " jawab Davin sambil meraih sandwich buatan sang mommy tercinta. " Aku berangkat dulu mom... " Mencium kening mommy-nya, " Dad... " beralih pamit ke daddy-nya yang di tanggapi anggukan oleh daddy Evan.
Davin mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sesampai di kampus, Davin segera memarkirkan mobilnya di tempat khusus para dosen. Sesaat setelah turun dari mobil, pandangan Davin tak sengaja mengarah kepada sang siswi tengilnya dan kedua sahabatnya yang sedang tertawa bersama dengan seorang pria.
Entah mengapa Davin tak menyukai hal itu, moodnya memburuk secara tiba-tiba. Ia segera melangkahkan kakinya lebar menuju ruangannya dengan perasaan tak menentu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ufi Yani
prsaan nginep d rumh indri... knp jd makan sm ortu anila, q yg galfok ap gmn y
2024-11-01
1
martina melati
davin tahu y dijodohi sm fyth
2024-11-01
0
martina melati
ternyt benar y... fyth mau djodohi sm dosen
tp koq cepat, min. lulus kuliah/wisuda gt
2024-11-01
2