Bab 1 - Keanehan

"WHOA!! AKU MATI!!!" Kei berteriak keras ketika mulutnya akhirnya bisa dia gerakkan. Selain itu, rasa sakit yang menyelimuti tubuhnya sekarang juga menghilang, seperti memang tidak ada.

Tapi, dia menyadari ketika melihat sekeliling.

Sekelilingnya sudah berubah, bukan lagi isi bus yang kacau. Tapi tempat dimana dia akan menaiki bus! Dan dia sekarang sedang melihat smartphone nya, yang menunjukkan pukul 17:13.

Sementara itu, semua orang melihatnya dengan aneh. Bahkan ada beberapa orang yang menyiapkan handphone mereka, bersiap melaporkan Kei jika Kei melakukan hal hal aneh lainnya. Kei bingung dengan apa yang terjadi.

"Apakah itu semua barusan mimpi?" bisik Kei pelan. Tapi, ada sebuah sirine yang berbunyi dari kejauhan. Terlihat sebuah truk pemadam kebakaran dan beberapa ambulance yang seperti berbalapan, menuju ke arah yang sama.

Semua orang yang sedang menunggu di halte membicarakan hal yang sama, tentang apa yang terjadi dan kemana tujuan truk pemadam kebakaran dan ambulance itu.

Tapi Kei tidak terlalu memikirkan itu, dan hanya memandang smartphone nya yang mengirimkan sebuah notifikasi.

"Apa? Myan tidak bisa pergi hari ini karena dia sedang pergi bersama keluarganya? Ahh, ini sungguh tidak benar." kata Kei pelan sambil menunduk sedih. Walau begitu, dia masih memikirkan kejadian tadi.

Apakah tadi adalah mimpi, atau sebuah kenyataan?

***

Kei sekarang sedang berada di sofa di depan televisi, berbaring telungkup dengan tangan menjulur ke bawah.

Setelah kejadian tadi, dia merasa pusing. Dan dia agak bersyukur janji dengan pacarnya itu dibatalkan. Walau begitu, tetap ada rasa sedih dalam hatinya.

"Kak, bisakah kau menyingkir dari depan televisi? Tidak biasanya kau berada disini, bukan? Kembalilah ke habitat mu di depan komputer, dasar Otaku bodoh!" kata seorang perempuan sambil membawa gelas berwarna jingga.

Kei sedikit menoleh, melihat adiknya yang membawa jus jeruk sambil mengambil remot, dan duduk di atasnya.

"Hei hei hei!! Jangan duduk di atasku! Aku sedang berbaring sebentar di sini, jadi jangan siksa aku!!" teriak Kei.

Adiknya berdiri lagi, menatap Kei dengan tatapan tajam.

Kei dengan malas mengubah posisinya menjadi duduk, menghadap televisi. Sedangkan adiknya duduk di sebelahnya dan menaruh jus di meja, sambil menyambar camilan yang ada.

"Lagian, kenapa kakak masih ada disini? Bukannya kakak akan pergi bersama Myan itu? Padahal aku sudah bilang dia bukan perempuan yang baik." lanjut adiknya itu.

"Wahai adikku. Apa kau ingin menambah luka dalam hati kakakmu ini?" jawab Kei sambil sedikit ber drama.

Adiknya tidak menggubris, dan hanya mengganti channel televisi ke channel berita.

"Hei hei Yuna! Bisa berikan remote itu!!" Kei mendelik mendengar berita itu, dan merebut remote dari tangan adiknya.

Dia membesarkan volume televisi, hingga berita itu terdengar jelas. Itu membahas sebuah kecelakaan bus yang belum diketahui penyebabnya. Dan dalam berita itu, semua penumpang dalam bus itu meninggal.

Setelah melihat itu semua, Kei terduduk.

"Ada apa, kak? Kau sangat aneh! Dan ada apa dengan berita itu? Apakah kau tahu sesuatu?" kata Yuna, adik Kei sambil sedikit memukul kakaknya.

("Apa ini?! Bukankah itu adalah bus yang aku naiki tadi sore? Dan penumpang nya, aku masih ingat siapa saja yang bergerak kemarin! Apa ini? Apa ini nyata?!") Kei terlihat kurang sehat dengan keringat dingin mengucur sekarang.

"Tapi, itu kecelakaan yang mengerikan. Apakah ini drama gore? Apa apaan itu? Dan itu terjadi di kota kita, membuat itu lebih mengerikan!" kata Yuna sambil memakan keripik kentang nya.

Dia sadar bahwa kakaknya tidak menanggapinya seperti biasa, dan menoleh. Dia mendapati kakaknya yang sedang berperilaku aneh seperti seseorang yang ketakutan. Kakinya gemetar, wajahnya juga memucat setelah melihat berita itu.

"Ada apa, kak?" tanya Yuna pelan.

Tapi tetap, tidak ada jawaban dari Kei yang sedang mencoba mencerna semua kejadian yang terjadi.

"Hei! Jangan abaikan aku!" teriak Yuna sambil sedikit memukul Kei. Kei tetap diam, tapi sambil meraba pipinya yang sekarang agak memerah.

"Yuna...." Kei mulai berbisik.

"A-apa?" Yuna mulai melompat dan menjaga jarak dengan kuda kuda, barangkali Kei akan membalas tamparannya.

"A-aku..."

"A-Aku ada di dalam bus itu saat itu." kata Kei tiba tiba.

Keheningan terjadi. Yuna hanya bisa menatap Kei bingung, sementara Kei sendiri menghadap ke bawah, dengan ekspresi tertekan dengan badan yang masih gemetar.

"Hahh?!! Apa maksudmu?!! Bagaimana mungkin kau bisa ada di dalam bus itu?" Yuna berkacak pinggang, tidak percaya.

Tapi, Kei segera mengingat sesuatu. Sesaat sebelum dia kehilangan kesadaran. Sesaat sebelum pandangannya menjadi gelap.

Sesaat sebelum dia kembali melihat jam di smartphone yang menunjukkan 17:13.

"Ah... Maafkan aku. Aku terlalu lelah, hingga berbicara ngelantur seperti itu. Aku sepertinya butuh istirahat." kata Kei pelan sambil sedikit tersenyum, dan juga menyembunyikan wajahnya dari Yuna.

Kei berjalan pelan, juga sedikit sempoyongan untuk naik ke lantai atas, tempat kamarnya berada.

("Dia aneh. Melihat mata dan ekspresi nya, aku tidak bisa mengatakan bahwa dia berbohong. Tapi dia mengatakan hal yang tidak mungkin. Apa ada sesuatu yang terjadi dengan kakak?") pikir Yuna sambil melihat punggung kakaknya yang berjalan menaiki tangga.

***

"Hahhh!! Apa yang aku pikirkan!!!" Kei membanting diri ke kasur, lalu membenamkan wajah ke bantal.

Semua ingatan tadi benar benar mengganggu Kei, dan dia sendiri tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Apakah dia harus menghubungi polisi? Tapi apa mereka akan percaya jika dia berkata dia ada di bus itu?

Itu yang Kei pikirkan sekarang.

Ting Tong!!

Handphone nya berbunyi ketika Kei memikirkan itu semua. Itu sedikit membuat Kei terkejut, tapi Kei segera mengambil handphone nya di meja belajar.

"Humm? Apa ini? Tes kelayakan mendapat Sistem?" tanya Kei ketika membaca notifikasi di handphone nya.

"Ahh, paling paling hanya notifikasi tentang novel yang baru. Apakah itu adalah novel yang baru? Aku sedang malas sekarang, jadi akan aku cek nanti." ucap Kei sambil melempar lagi handphone nya ke kasur.

[Apakah anda ingin menunda Tes Kelayakan Mendapat Sistem? (Yes) / (No)]

Tiba tiba muncul sebuah panel di depan mata Kei, yang membuatnya berteriak sambil menutup matanya. Itu jelas membuat Yuna yang sedang berada di bawah terkejut dengan teriakan kakaknya.

"A-Apa?! Apa ini? Apa apaan panel pertanyaa,n ini?!! Jadi ini semua nyata?!!" tanya Kei setengah berteriak.

Otaknya dengan segera memilih "No" untuk pertanyaan barusan. Tapi bukannya hilang, panel seperti itu justru muncul lagi, dengan pertanyaan yang lebih berat.

[Semua data yang berhubungan dengan Sistem akan dihapuskan jika menolak. Termasuk data tentang Individu. Lanjutkan menolak? (Yes) / (No)]

Pertanyaan itu segera membuat Kei bergidik.

Mengingat semua kejadian tadi sore, dan beberapa hal lainnya membuat Kei takut, melihat kata kata "dihapus".

Dengan begitu, dia membatalkan untuk menolak, dan kalimat pertama, yang menanyakan apakah Kei akan mengikuti Tes Kelayakan kembali muncul. Kei hanya bisa mengambil nafas panjang dengan itu.

"Sepertinya ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Baiklah. Aku akan melakukannya! Jika ada satu hal yang kusesalkan, adalah kenapa aku masih perjaka!!" kata Kei yakin.

Setelah Kei berkata demikian, panel itu menghilang. Kei bernafas tenang sesaat, sebelum dia merasakan tubuhnya terdistorsi.

"Tu-Tunggu! Apa ini?!! Apa yang terjadi padaku?! Apa? Apa?! Apaaa?!!" Kei berteriak, sebelum beberapa saat kemudian, dia menghilang bersama dengan handphone nya.

"Kak! Jangan beris-" Yuna yang terganggu membuka kamar Kei dengan keras, tapi hanya untuk mendapati kamarnya yang kosong.

"Aneh. Tadi jelas jelas aku mendengar suaranya." kata Yuna pelan sebelum menutup pintu kamar Kei lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!