Bab 4.

Saat ini sudah waktunya pulang. Semua orang berebut ingin keluar kelas. Alexa duduk dengan santai, dia lebih suka keluar terakhir agar tidak berdesakan.

Tiba-tiba dia merasa aneh pasalnya, mereka yang antri mendadak diam tidak bergerak. Terlihat mereka justru mundur dan menyingkir dari pintu. Ada apa?

"Halo, sayang!"

"Gila! Ngapain dia di situ. Manggil sayang lagi. Boleh nggak sih gue bunuh nih orang?!" Alexa menggerutu di dalam hatinya.

Ternyata ada di cowok tengil yang Lexa benci keberadaannya. Dia membuat orang lain salah paham.

Alexa melotot pada Raja yang berjalan mendekatinya.

"Kita, pulang yuk!" Raja hendak merangkul pundak Alexa.

Dengan cepat Alexa menangkisnya. "Maaf, Kak. Tapi, bisa Jangan panggil aku sayang?" tanya Alexa dingin.

"Juga nggak usah kontak fisik, bisa?" Alexa benar-benar tidak suka di pegang-pegang.

"Kenapa, sama pacar sendiri? Nggak apa-apa kali manggil sayang sama rangkulan." Raja semakin menggoda Alexa. Dia tersenyum miring. Senang rasanya bisa mengerjai Alexa. Apalagi sekarang wajah Alexa terlihat merah menahan amarah.

Ah belum pernah dia sebahagia ini membuat orang lain kesal.

"Aku bukan pacar Kakak! Jangan ngomong sembarangan!"

"Ya pasti bukanlah! Mana mau Kak Raja sama lo yang buluk kaya gini. Ngaca dong!" Gadis teman sekelas Lexa bernama Marisa mengejeknya sambil berteriak di depan semua orang.

"Tahu, sok cakep banget nolak Kak Raja. Dia 'kan cuma baperin lo doang. Jangan GR!" Teman yang lain ikut menyahut.

"Dih, Nggak ngaca kali ya. Di sangka Kak Raja, beneran suka sama dia. Emang secakep apa lo?"

Semua tertawa meledek Alexa. Sementara Raja menahan senyumnya. Benar yang di katakan mereka, tidak mungkin dia beneran suka dengan si culun.

Ya ampun wajahnya aja banyak bintik merah. Belum lagi behel giginya, kacamata besarnya. Dia pasti gila jika benar-benar suka dengan si culun.

Alexa, merasa sudah cukup mendengar segala hinaan tentang dirinya. Dia lalu bangkit dari tempat duduknya dan menatap tajam Raja.

Alexa, memandang angkuh semua orang yang ada di hadapannya. "Aku nggak suka sama Kak Raja, dan aku juga nggak baper. Aku bukan cewek murahan yang senang di pegang cowok, cuma karena dia tampan. Cih, Najis!"

Alexa melangkah cepat menuju pintu. Dia tidak menyadari jika ada kaki yang terulur ingin menyengkatnya.

Brugh

Alhasil Alexa jatuh tersungkur. Tangannya sakit karena menahan dadanya agar tidak membentur ubin. Lutut kakinya juga sakit karena terbentur ubin sangat keras.

Alexa masih tengkurap di ubin. Terdengar tawa dari teman-temannya. Tidak ada satu pun yang bersimpati atau menolongnya.

Alexa melihat sepasang sepatu yang sangat dia kenali. Satu tangan terulur padanya.

Dia menerima uluran tangan itu. Rasanya dia ingin memeluk kakaknya ini, ya yang datang menolong Alexa adalah Sena.

"Kamu bisa jalan?" tanya Sena lembut. Alexa mengangguk. Dia mencoba berjalan. Namun, lututnya sangat sakit.

Sena menggendong Alexa ala bridal style. Dia lalu berbisik pada Alexa, "Boleh Kakak balas mereka?"

Alexa menggeleng, Sena kemudian melangkah pergi ke arah parkiran. Meninggalkan mereka yang menatap tidak percaya kejadian tersebut.

"Cih, katanya nggak suka dipegang cowok karena tampan! Eh ini malah digendong diam aja. Dasar cewek murahan!"

"Kalian yang udah bikin dia jatuh, lututnya pasti sakit. Kalian pikir dia bisa jalan setelah jatuh seperti itu? Harusnya kalian pikir pakai otak, bukan dengkul jati pikiran kalian nggak tumpul! Bisanya menghina orang, kalian dah merasa cantik? hebat? Ngaca!"

Bimantara yang masih di sana, merasa kesal mendengar adiknya dihina seperti itu. Setelah dia meluapkan kekesalannya, Tara pergi menyusul sang kembaran dan adiknya.

Semua yang berada di sana terkejut. Tara yang terkenal dingin dan tak mau ikut campur urusan orang lain, kini marah-marah membela si culun. Termasuk Raja, dia diam memperhatikan mereka.

Hm, semakin menarik, gadis culun itu berhasil mengundang perhatian si kembar yang terkenal cuek dengan lawan jenis.

Raja semakin penasaran dengan si culun. Dia lalu melangkah keluar dari kelas Alexa.

Raja berhenti di depan pintu. "Lain kali aku tidak ingin kalian ikut campur urusan pribadiku, aku mau berpacaran dengan siapa? Itu privasiku. Siapa kalian, menghina orang yang dekat denganku. Kalian tidak punya hak!" Raja kemudian berjalan pelan.

Para siswa berhamburan keluar.

Brugh

Seorang gadis jatuh tersungkur, ternyata gadis yang tadi menyengkat Alexa.

"Jangan sekali-kali kau melukai Alexa!" Raja kemudian pergi begitu saja setelah dia menyengkat seorang gadis hingga terjatuh.

"Lagi-lagi si culun, semua belain si culun! Kaki gue sakit lagi. Tolongin dong!" Gadis itu marah-marah dia kesal karena Raja, Sena dan Tara membela si culun.

Raja ke parkiran, mobil si kembar sudah tidak ada. Apakah si culun pulang dengan mereka?

"Woi, Ja. Ngapain bengong?"

Datang Alvin menepuk pundak Raja. Di samping Alvin ada Aldi.

"Lo, liat si kembar?" tanya Raja pada Alvin.

"Lihat, tadi udah pulang sambil gendong cewek. Siapa ya cewek itu?" tanya Alvin.

"Si culun."

"Ha, serius lo? Si Sena gendong si culun? Ada angin apa?" Aldi benar-benar heran.

"Tahu, kesambet kali?"

"Lo, cemburu Ja?" tanya Aldi.

"Ya, nggak lah!"

"Tapi, kayak nggak suka gitu lihat Sena gendong si culun," tambah Alvin.

"Gue cuma nggak mau, rencana gue gagal. Kalau Alexa suka duluan sama Sena, nanti bakal susah taklukin si culun. Masa gue harus beliin lo mobil?"

"Oh.Ya udah kita pulang Yuk."

Mereka lalu masing-masing pergi kendaraan mereka.

***

Alexa kini sudah sampai di rumah. Dia langsung dibawa ke rumah sakit oleh Sena. Kakaknya itu takut ada yang patah di kaki Alexa.

Syukurlah tidak ada yang fatal, hanya memar sedikit saja. Anisa sangat terkejut mendapati anak cantiknya terluka.

Dia saja dan suaminya sangat menjaga agar tidak ada luka sedikit pun di tubuh anaknya. Ini orang lain berani melukainya. Dia tidak bisa biarkan ini.

Dia juga tidak mau di sekolahnya ada pembullyan.

Annisa sedang membuka kepangan Alexa, dia tidak mau Alexa merasa pusing.

"Sayang, besok kamu tidak usah sekolah dulu. Ini perintah!" Tegas Annisa.

Alexa, menghela nafas panjang. "Iya," ucapnya lesu.

"Nah sekarang sudah rapi rambutnya. Mamah minta kamu jangan kepang lagi. kalau kelamaan kamu bisa pusing. Jadi mulai besok rambutnya di ikat biasa saja atau di gerai."

"Iya."

"Mamah tinggal dulu, mau ambil makan buat kamu."

"Hm."

Annisa pergi keluar dari kamar Alexa. Datanglah si kembar menghampiri adiknya.

"Dek, kamu jangan tampil begini lagi, ya?" Sena meminta pada Alexa untuk merubah penampilannya.

"Kenapa, memangnya Kak?"

"Kakak nggak suka mereka menghina kamu!" Sena emosi Setiap kali mengingat hinaan mereka.

"Sudahlah Kak, jangan didengerin. Aku aja biasa."

"Kamu, tuh ya. Semua keluarga khawatir sama kamu. kok malah ngeyel!" Tara mencubit pipi Alexa.

"Ish Kakak sakit!"

"Sena ada tamu di bawah, Raja katanya!"

...----------------...

Terpopuler

Comments

Sama Lia

Sama Lia

ni cerita juga jarang up, heran dech kenapa kebanyakkan cerita yang saya seleksi pada jarang up... uuuhhj capek dech..

2022-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!