" Orangtua aku kan udah meninggal Abigail, kan kamu hanya dalam pengawasan kakek kamu".
" Ya memang orangtua saya tidak ada lagi, tetapi dari surga mereka mengawasi saya. Kakek ingin saya cepat selesai, saya juga ingin cepat selesai. Makanya gak mau main main. "
" Apalagi saya di besarkan dan di urus tante tomboy , kalau saya macam macam, tendangan mautnya ampun DJ," ujar Abigail ngakak .
" Kamu udah gedek, di gituin gak marah Abigail?".
" Saya tahu, mereka mengawasi saya ,karena mereka menyayangi saya. Gak lebih , semua buat saya."
" Kamu mencintai mereka?".
" Jelas...., mereka perpanjangan tangan dari orangtua saya."
" Selamat membenamkan diri dengan buku Abi".
Abigail tersenyum dan mengangguk.
Deby tertawa mengejek Abigail.
" Kamu di rayu, jawabmu datar aja, kayak nenek nenek Abi, yang benar aja , cowok tadi tajir loh, di ajak jalan ayo aja, kita bisa maem enak dan gratis."
" Kalau mau maem enak, tante tomboy juga bakalan ngasih aku jajan gratis enak , bersih, makanan sehat."
" Aku nebeng maem di rumah kamu yah, tante mu masak apa hari ini Ndien?".
" Masak steak, spagetti, kentang goreng".
" Nih fotonya ".
" Menggoda banget...., mauuuu,yahh...yahhhh".
Abigail mengangguk.
Abigail dan Deby pun menaiki bus , suasana bus tidak terlalu ramai, Abigail memasang hanset nya, mendengarkan lagu lagu terbaru.
Abigail sangat menyukai musik.
" Abi, liat tuh di arah jarum angka 3, ada cowok cakep, ihhh manisnya," ujar Deby.
Abigail melirik sebentar, kembali memejamkan matanya.
" Manis kan Abi?".
" Biasa aja Deb".
" Ihhhh, kamu tuh stelannya ketinggian banget dehhh, apa kamu ada kenal cowo yang tampan plus kaya selain kenalan di kampus Abi? ".
" Namaku Abigail, kalau kamu panggil Abi, ntar dipikir aku suami kamu. Gak ada cowok tajir yang aku kenal, lingkupku kan lingkup perumahan standart , bukan lingkup perumahan elite dan mewah, kalau ada orang kaya , paling satu dua, itu juga karena rumahnya paling gedek di komplek."
" Jodoh tajir gak akan kemana Abigail sayaaang, aku lihat lihat wajahmu banyak hoki nya, " ujar Deby ngakak.
" Mirip jenayan deh kamu, atau ahli tarot, bisa liat liat gitu, atau dukun palsu?," ujar Abigail ngakak .
" Sejenis nya kali...sleyyyy," ujar Deby tertawa.
" Prinsipku, kalau kaya , kita yang wajib kaya , kalau suami kaya, kita di depak , yah kita jadi miskin, walaupun dia banyak harta, kan harta dia, bukan hartanya kita, " ujar Abigail.
" Kalau cerai harta bagi dua Abi".
" Gak semua orang kaya mau gitu, banyakan kan perjanjian pranikah, mana mau rugi mereka, apalagi orangtua suami yang tajir itu, banyakan kan perhitungan, walau cinta anaknya membabi buta, dia waras, manatahu yang dekati dan menikahi anaknya hanya mau harta, modus orang beda beda kan Deb."
" Iya, kadang kekayaan menjadi sumber orang buat terpancing pikiran aneh dan buat kejahatan."
" Aku lebih suka jadi wanita mandiri, bisa bertumpu sendiri, mau suami sederhana atau kaya sekalipun, aku berkarir, tanpa menomorduakan keluargaku ,kalau niat berumah tangga, walau wanita karir , setidaknya peran sebagai ibu, harus seimbang juga kan, tetapi memang banyakan kesibukan dokter, anak jadi nomor ke sekian, profesi dokter tahu sendiri, kapan pun harus stand bye "
" Kalau misalnya kamu menikah, apa mau sama dokter juga Abigail ?".
" Gak tahu juga sihh, tapi kalau satu profesi , anak pasti rada keteteran kan di jagain, kalau ada mertua dan orang tua ,gak masalah, aku yang yatim piatu, hanya mengandalkan tante tomboyku, duh tanteku jagain aku sistim rambo kan, kamu tahu sendiri. Masak aja entah gimana, banyakan minta tolong tetangga buatin, hanya pintar masak makanan sehat,kayak salad, yang standart lah, steak, spagetti, gitu gituan aja, makanya aku mana bisa masak, banyakan gagal , kalau aku masak, " ujar Abigail tertawa.
" Tetapi kalau soal benerin apapun, lampu, pintu, keran air ,yang berbau begituan , aku jagonya kan Deb."
" Bapak aku sampai kalah, kamu pandai pasang dan bagusin engsel pintu kamar mandi, jago bagian listrik, harusnya kamu sekolah STM dehhhh".
" Dasarrrr, kamu tahu sendiri, jiwa kedokteran ketularan dari kakek ku, nolongin pasien , nolongin orang sakit, ada kebahagiaan tersendiri Deb, namanya juga panggilan jiwa."
" Sayangnya kakek kamu dokter neces, rapi, kamunya slemak gini, rambut di cepol gulung berantakan, itu juga aku yang ikat dari pagi, kalau gak rambut mu semak belukar, " ujar Debi ngakak.
🥰😍🥰😍🥰😍🥰
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
Singgah ke Novel Karya saya lainnya yukkkk, udah End
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 306 Episodes
Comments