Bab 2

Setelah Bima keluar dari ruanganya,Dewa menyandarkan tubuhnya dikursi kerjanya. Sambil menghelai nafasnya, moodnya buruk karena membahas sang istri.

"Berani sekali dia menuduhku tidak normal karna belum pernah nganu sama Veli." Kesalnya.Ya, memang selama menikah Dewa belum pernah menyentuh Veli sama sekali dengan alasan ngak cinta sama istrinya itu.

Drrt drrt drrt

Suara deringan dari ponsel yang terletak dimeja kerjanya, mengalihkan kekesalannya

"Mama" gumam Dewa seraya menjawab telfon dari sang Mama,📞"hallo Ma kenapa?"Tanya Dewa, tumben Mamanya menelfon dijam kerja.

📞"Hallo Wa, maaf Mama telfon kamu dijam kerja kantor. Kamu pasti sibuk ya?" Mama arumi takut menganggu putranya itu.

📞"Enggak kok ma...ada apa?"Tanya Dewa

📞"ini loh Wa, Papakan sedang ada kerjaan di Jakarta, rencana nanti Mama sama Papa sekalian mau kerumah mu. Lagian Mama juga udah kangen sama menantu Mama!"

Dulu, Mama Arumi dan Papa Wiguna Raharja tingal di Jakarta. Karena mengurus bisnisnya yang berbeda di Bandung, membuat mereka pindah ke Bandung. Sementara Dewa menetap di Jakarta. Velisa sendiri sebenarnya tingal di Bandung begitupun dengan keluarganya, setelah di jodohkan dan menikah dengan Dewa, Veli pun pindah ke Jakarta ikut pak suami ketusnya itu.

📞"APA.....! Mama mau kerumah!" Keget Dewa, karena orang tuanya mau kerumahnya.Bukan karena tidak suka jika orang tuanya berkunjung kerumahnya, hanya saja Dewa malas untuk sandiwara bersikap baik pada Velisa di depan orangtuanya, Karena tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya. ya, selama ini jika ada salah satu dari orangtua mereka yang berkunjung, maka mereka sudah sepakat untuk berpura-pura menjadi pasang suami istri pada umumnya,tentunya atas perintah dari sang baginda raja Dewangga.

📞"Kenapa kamu kok kaget begitu, kamu gak suka kami mau berkunjung, atau kamu sama Veli sedang bertengkar!" selidik Mama Arumi

📞"engak Ma,Dewa hanya kaget. Kok Mama tidak ngabarin dari kemaren-kemaren" jawab Dewa cepat, takut Mamanya bertanya yang tidak-tidak.

📞"Eeem...kirain,yaudah Mama cuma mau ngasih tau itu aja!" Setelah itu pangilan mereka terputus

"Huft!"Dewa menghelai nafasnya

"males banget harus sandiwara dengan Veli,cih memuakkan!" Gumam Dewa dengan sinis.

Setelah bergumam-gumam tidak jelas, Dewa segera menyelsaikan pekerjaanya yang menumpuk. Dan segera pulang sebelum orangtuanya sampai

...****************...

Setelah pekerjaan kantornya selesai, Dewa bergegas pulang ke rumah mewahnya.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam Dewa sampai di kediamannya,karena jalanan lumayan macet. Jika jalanan sedikit sengang, maka hanya memerlukan waktu selama 30 menitan.

Setelah memarkirkan mobilnya, Dewa berjalan masuk kerumahnya"kemana Veli, ck males baget harus nyari-nyari dia, nanti yang ada dia bisa besar kepala karena bisa berbicara dengan seorang Dewangga!" Selama ini mereka jarang bicara jika tidak ada yang penting, dan hanya Veli saja yang berbicara duluan pada Dewa, itupun hanya di tangapi dengan singkat dan ketus oleh Dewa.

"Meding aku triak aja daripada capek-capek nyariin si Veli!" Gumam Dewa

"Veli....!!" Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari kantornya mengema di ruang tamu.

"Kenapa mas?!" sahut Veli, dengan sedikit berteriak dari dapur. Berjalan terburu-buru menghampiri suaminya itu

"Mas udah pulang? Mau makan? aku siapin sekarang ya?" tanya Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Nggak perlu!" Jawab Dewa dengan ketus, "nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.

"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 bulan lebih kita menikan tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih Velisa, dengan memandang pungung suaminya yang menjauh.

"Huft...sabar Veli! Sekarang lebih baik aku nyiapin makan malam" sambil berjalan menuju dapur

......................

Setelah Dewa membersihkan tubuhnya dan sudah memakai pakaian santainya, Dewa segera turun menghampiri istrinya di dapur.

"Veli !" pangil Dewa.

"kenapa mas?" sambil menata makanan,di meja makan.

"Aku cuma mau ngingetin kamu, untuk bersandiwara menjadi pasangan suami istri pada umumya, dan jangan sekali-kali kamu mengadu kepada orangtuaku tentang hubungan kita yang sebenarnya.Ngerti kamu!"ucap Dewa dengan dingin.

"I-iya Mas, aku ngerti"jawab Veli

"nggak papa walaupun cuma sandiwara, aku tetep bahagia bisa deket sama kamu mas.Aku harap kamu bisa cinta dan menerima aku sebagai istrimu."Batin Veli dengan senyum getirnya menatap suaminya yang sudah duduk di kursi, sambil memainkan ponselnya.

Tidak Lama kemudian, terdengar bell pintu berbunyi.

"Itu pasti mereka, biar Veli yang bukain pintunya" ucap Veli sambil berjalan menuju pintu utama.Dengan riang Veli membukakan pintu untuk kedua mertuanya.

"Mama, mama apa kabar" ucap Veli, setelah kedua mertuanya masuk. Seraya memeluk tubuh Mama mertuanya

"sehat sayang, kamu sendiri gimana?" sambil membalas pelukan Veli.

"Veli juga sehat Ma,"jawab Veli sambil melepas pelukanya, dan beralih ke Papa mertuanya.

"Papa juga sehatkan?" seraya mencium tangan laki-laki paruh baya tersebut.

"Papa, juga sehat Nak" sambil mengusap lembut pucuk kepala Veli.

"Dimana suami kamu?" tanya Papa Wiguna Raharja

"Mas Dewa sudah menungu di meja makan,mari kita keasan" jawab Veli, sambil mengajak mertuanya ke meja makan.

"Anak itu bukanya menyambut orang tuanya, malah duduk santai di sana!" celetuk Mama Arumi dengan kesal.

"Ma, Pa. Kalian udah sampai?" Dewa bangkit dari duduknya, lalu mencium tangan kedua orang tuanya

"seperti yang kamu lihat!" singkat Mama Arumi, karena masih kesal dengan putranya yang tidak menyambutnya.

"Mama kenapa Pa?"

Wiguna hanya megedikan bahunya, tanda tidak tau.

"Yaudah mari kita makan, selagi makananya masih hangat" sahut Veli.

Veli dengan telaten menyendokan makanan untuk suaminya, begitupun dengan Mama Arumi.Jika tidak sedang sandiwara, Dewa tidak akan mau diambilkan makanan oleh istrinya, bahkan tidak jarang dia menolak makan bersama istrinya itu.

Mereka berempat makan dengan khidmat, tanpa ada yang berbicara.

......................

Setelah selesai, mereka sekarang berkumpul diruang keluarga. Di sana Veli duduk bersebelahan dengan Dewa, begitupun dengan Papa Wiguna dan Mama Arumi yang duduk di Sebrang.

Terlihat Veli hanya duduk diam, sedangkan Dewa sibuk dengan ponselnya.

"Dewa, simpan ponselmu itu. Tidak sopan bermain ponsel saat sedang mengobrol dengan keluarga!" tegas Papa Wiguna, membuat Dewa lekas menyimpan ponselnya

"maaf Pa, tadi ada pekerjaan sedikit."

"Kalian berdua kenapa terlihat kaku? Kalian tidak sedang bertengkar kan?" Tanya Mama Arumi yang melihat keduanya tampak saling diam.

Terlihat dari sikap mereka berdua, tanpa menyapa ataupun sekedar melempar senyum, bahkan saat makan malam tadi.

"Tidak!" jawab mereka kompak

"beneran, kalian tidak sedang berbohong kan?" tanya Papa Wiguna dengan tegas

"Tidak, Pa kami baik-baik saja,iyakan sayang?" jawab Dewa, sambil merangkul pundak Veli.

"I-iya pa, kami baik-baik aja" jawab Veli tergagap dengan pipi bersemu merah, karena pangilan sayang dan di rangkul mesra oleh Dewa.

"Syukurlah kalu begitu. Papa seneng dengernya, kalau ada masalah selesaikan dengan baik-baik, jangan sampai berlarut-larut, apalagi kalian menikah karena di jodohkan!" nasehat untuk anak dan menantunya.

"Dan untuk masalah momongan, Mama tidak masalah jika kalaian menundanya, karena kalian juga butuh waktu untuk pacaran dulu sebelum ada anak di antara kalian" sahut Mama Arumi, dengan tersenyum memandang keduanya.

Deg

"I-iya Ma" jawab Veli singkat, sambil menunduk tak berani memandang wajah mertuanya.

"Hamil. Cih nggak sudi aku punya anak dari dia, terlintas di pikiranku pun gak pernah!" Batin Dewa mengomel.

Sedangkan Dewa hanya diam saja, engan menangapi obrolan Mamanya yang membahas tentang kehamilan.

"Sudah lebih baik kita istirahat ini sudah Malam, besok pagi Papa sama Mama harus balik ke Bandung. Karena besok Papa ada meeting." Ucap Papa Wiguna, setelah lama mengobrol.

Dan merekapun beranjak ke kamar masing-masing. Untuk Veli dan Dewa mereka tidurnya tetap satu kamar, dan diranjang yang sama.

TBC.

Terpopuler

Comments

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussabar

2024-05-11

3

Diajeng Ayu

Diajeng Ayu

ni cowok banyak bacot anj kek perempuan najis cih

2024-04-05

1

Nendah Wenda

Nendah Wenda

setelah tiada baru terasa tuh kehadirannya di dalam hidupmu dewa

2023-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22 + Visual
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22 + Visual
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!