Esok tak ubahnya teka teki yang tak berujung, karna ujung itu hanya tuhan yang tahu sembari mengernyitkan dahiku otomats gerakan pagiku, tarik selimut kucelku secara bukan dari kasta tertinggi di negeri ini sembari senyumku tersimpul saat melihat sosok Oppa oppa itu Fauzan
Baiklah kita sudah berulah atas semua rasa yang tak tahu kemana arahnya, sembari pelukan yang kudaratkan pada teman setiaku diruang yang sempit penuh cerita, itulah kamarku yang jauh dari kata sederhana masih layak huni intinya
Sejenak membuatku kembali membuat peta butaku lagi yang sejatinya mulai tersisi penuh pada medianya
Sentuhan indah menghampiriku dengan menggoyang goyangkan tubuhku sembari samar terdengar "sayang sudah waktunya bangun" yang berulang dengan nada yang tak menentu kadang kencang bahkan membisu sejenak menunggu reaksiku "mengerjapkan mataku" saat mulai sunyi menunggu usapan juga belaian itu
Nampak nyata seorang ibu yang selalu nyata menyayangiku meski kadang membuahkan ngilu n pilu atas tindakannya itu
Nggih nda jawabku sembari melangkah kembali ke arah yang tertuju ke petakan kecil dengan air alami yang mengalir itu tempat mandi sederhana versi kami, tanpa menunggu lama gayungpun bersambut menyegarkanku
Dengan semangat 45 melangkah berlalu menata keperluanku nanti dan segera mungkin menarik bulatan dimeja mengisinya dan melahapnya
Makan.... bunda sudah ? sembari menikmati menu hari ini
Anggukan pasti nampak menjawabku serta hati hati timplanya sembari senyuman itu membuatku luluh hingga beranjak memeluk ibu dengan kecupan jailku menyentuh pipi yang tak lagi berisi itu,
[Sarapan selesai]
Dirasa cukup langkahku berlalu sembari menyambar punggung tangan orang tersayang itu kebiasaanku seperti candu dan kewajiban akan tugasku sembari berlalu menunggangi duatakku, lambaian senyuman itu membuatku semangat menyelesaikan rutinitasku
Sampailah di tempat yang tidak asing menyuarakan suara yang cukuplah membuat pendengar menunggu jamku "simpul manis itu masih mengganggu sembari terus menjawab atensi n request"
Waktupun berlalu, lelah menjawab request, gangguan Fauzan yang mulai mendominasi lamunanku dengan berat keluar dari bilik itu berlalu tanpa suara
Kerja kami otomatis sesuai dengan jawal yang ada, aktifitasku selanjutnya setelah dari dalam bilik siar membuat peluhku menitik rasa panas .... haus itu menjadi keseharianku semua demi membantu ibu yang amat ku sayangi
Seketika berhenti putaran roda duatakkku di sebuah kedai meatballs alias oskab dengan gaya selonongku tak perduli akan dimana itu sembari memilih pesan melangkah ke sebuah tempat yang agak lengang dengan tumben gumamku sembari menghentakkan pantat yang kian terasa penat karna ulahku, sejenak termangu telah hadir terpampang nyata oskab membuat senyumku mengembang dan sesegera mungkin menyantapnya takut hujan dinyanyiin tasya hikshiks.......
Sembari keluyuran nih mata menemukan "sosok menawan"
Menganga.... nih mulut tanpa bergeser kornea tlah beradu sosok Oppa oppa korea
Kak Fauzan sedikit membuatku blingsetan sembari menganggukkan kepalaku sembari menyimpulkan senyuman termanisku
ehlahdalah...... senyum saja enggak pakai mlengos seketika naluri liarku terperajak "asem loh" gumamku sesaat
Kembali melahab oskab dengan esmosi bergelora
ingin ku tunjukkan suatu saat tentang siapa dan bagaimana aku "senyum simpluku mengakhiri acara makan oskab"
Beranjak pergi...
jangan menoleh lewat saja ndak penting sekarang "gumamku" penting mendatang liat saja terbersit siasat saat melewatimu Oppa oppa korea.........
Aku berpaling seolah mencari sesuatu entah apa ? kembali pandanganku tertuju Kak Fauzan Benner itu dia sembari berlalu mendekatkan duatakku yang setianya tak terduakan sudah lulus uji heh!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Suparyanti Yanti
sampai episode ini masih bingung aku
2020-12-12
0
ARSY ALFAZZA
👍👍👍👍
2020-11-01
0
Aprilia Hapsari
pusing bacanya
2020-09-04
0