Hai girl!

Rina tidak berani untuk keluar dari kamarnya, wajah cantik itu terlihat ketakutan, setelah mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari pria yang tidak dia kenal.

'Apa maksud pria itu? Apakah dia mengetahui Bang Ibhen? Kenapa dia tiba-tiba datang? Membuat aku semakin ketakutan. Miliknya terlalu besar, dan pasti akan sakit jika berhasil masuk ke dalam lembah surga ku ...'

Kaki jenjangnya menyilang di atas ranjang kingsize kamar mewah apartemen milik Ibhen.

Rina mencari nomor telepon Thamrin. Bagaimanapun, dia sangat menginginkan pria itu malam ini. Tapi dia masih teringat akan pesan Ibhen yang tidak mau dia macam-macam di luar sana.

Rina duduk di tepian ranjang, mencepol rambut panjangnya yang berkilau. Memilih beranjak dengan keberanian saat pria muda itu kembali menyerangnya.

Iya sedikit penasaran, setelah melihat milik pria muda itu yang sangat membangkitkan gairah nya. "Hmm, malam ini sangat dingin. Rasanya aku merindukan belaian seorang pria ..."

Jantungnya berdegup sangat kencang, saat membuka pintu kamar, menyesiasati situasi sekelilingnya. Rina dapat bernafas lega, "Setidaknya aku sudah melawannya sejak awal ..."

Rina berjalan menuju balkon, setelah mengambil gelas yang ada di meja dapur. Dia sengaja memancing pria itu, agar keluar dan bermain-main dengannya.

"Dia sangat tampan, dan benar-benar perkasa. Aku yakin, dia bisa membawa ku terbang tinggi menembus awan," tawanya kecil.

Setidaknya, Rina hanya ingin menikmati kesendirian nya tanpa menjalin hubungan dengan pria luar.

"Hmm, aku harus pintar-pintar merebut hati pria kaya. Dengan status janda ku, aku dapat meraup keuntungan melebihi secretaris pribadi Bang Tham ..."

Rina mendehem, sedikit bersuara dan melihat sebelah kanan apartemen yang tampak sepi, "Kemana dia? Apakah dia sedang melakukan hal aneh ...?"

Karena perasaan penasarannya, Rina mengambil sebuah kursi untuk memanjat dan melihat sekeliling apartemen pemuda itu.

Terlihat lampu dapur masih menyala, dan Rina mengagumi keindahan yang ada di dalam apartemen itu lebih mewah dari miliknya. Entah keberanian dari mana, iya berusaha melompat dari tembok pembatas itu, untuk melihat langsung kondisi di dalam ruangan yang sangat mewah dan menarik perhatiannya.

Rina menggeser pintu kaca dengan perlahan-lahan, selayaknya maling propesional. Rasa penasarannya terhadap pria itu sangat besar, karena memiliki perawakan yang tidak biasa di lihatnya selama ini.

Rahang yang tegas seperti pria Spanyol, tinggi, memiliki tubuh atletis dan sangat menggoda iman jika berada di dekatnya. Ciuman yang Rina rasakan walau di paksa awalnya, namun dia dapat menikmati walau sesaat.

Rina mengagumi semua yang ada di dapur klasik milik pria itu, "Hmm, sepertinya pria ini seorang sweet Daddy. Begitu banyak foto-fotonya bersama anak gadisnya yang sangat cantik dan menawan. Apakah dia sama seperti ku? Sama-sama seorang pendatang? Hmm ..."

Rina beranjak ke ruang keluarga, dia tidak melihat foto istri pemuda tersebut. Yang dia lihat, hanyalah foto anak kecil yang tengah memeluk pria itu, bertuliskan nama Sambo ...

Janda muda itu tertawa kecil, "Hmm, jangan-jangan dia duduk di taman kemaren karena gila! Atau di tinggal mati istri dan anaknya ..."

PRAAAANK ...!

Rina menyenggol vas bunga keramik yang hancur berkeping-keping di lantai. Bergegas dia mencari tempat persembunyian, agar tidak ketahuan oleh pemilik apartemen tersebut.

Iya bersembunyi di balik sofa, dan menahan nafasnya agar tidak ketahuan penyelundupan nya oleh pemuda tersebut.

"Aaaagh shiiit! Semoga dia tidak ada di sini ...!"

Jantung Rina semakin berdebar-debar saat mendengar cards pintu utama yang menempel, bahkan membuka pintu dengan sangat keras dan membantingnya.

BRAAAK ...!

"Damn it! Kenapa tidak seorangpun yang bisa memahami bagaimana perasaan aku! Kenapa mereka tidak mau membantu ku untuk mencari keberadaan Karenina dan Luisa! Apa fungsinya kedua orang tua yang kaya! Jika semua permasalahan ku, tidak dapat mereka carikan solusinya!" sesalnya.

Rina merunduk masih menahan nafasnya, jujur saat ini dia semakin ketakutan. Rasanya ingin menangis karena takut ketahuan oleh pria yang sedang mengalami emosi dan sungguh menakutkan.

"Bodoh ... Bodoh! Bagaimana jika dia mengetahui keberadaan ku! Aaagh, cari penyakit saja ..." geramnya.

Akan tetapi, Sam melihat vas bunga yang dia beli saat berlibur ke luar negeri, berserakan di lantai. Wajahnya tampak kebingungan, "Bukankah di sini tidak ada hewan peliharaan? Apa ada maling di apartemen ku?"

Sam mengambil stik baseball, yang sengaja dia letak di sudut ruangan, mencari-cari siapa yang berani masuk ke dalam apartemennya malam ini.

"Hei! Keluar! Aku tahu kau ada di masih berada di dalam apartemen ku!" tegas nya.

Rina yang mendengar suara bariton pria tersebut bergidik ngeri, sedikit takut dengan ancamannya. Namun janda cantik itu masih bergeming di balik sofa mahal milik pemuda tampan yang ternyata sangat garang.

Sam mendekati pintu kaca yang terbuka, menyesiasati sekelilingnya. Dia memanjat tembok pembatas tersebut melihat isi apartemen wanita simpanan Ibhen selaku Papa-nya.

Tubuh kekar itu tersenyum sumringah, dia menggigit bibir bawahnya yang seksi. Sengaja Sam menutup pintu kaca apartemen milik Rina, berbalik ke apartemen miliknya.

Tubuh Sam seketika terasa panas, seketika tersenyum sumringah, membuka bajunya, dan celana panjang yang iya kenakan.

"Aku akan mengikuti semua permainan mu, Nona! Ternyata kau wanita nakal, yang mencoba-coba untuk bermain dengan ku ..."

Kini yang tersisa hanya boxer berwarna dongker, dengan tubuh yang indah, mempertontonkan keseksian roti sobek miliknya.

Rina yang menyaksikan keseksian Sam semakin penasaran, gairahnya benar-benar membuncah. Menunggu Ibhen seminggu lagi, rasanya terlalu lama untuk wanita cantik yang haus akan hal itu.

Sam sengaja membuat makanan kecil, karena dia menyadari ada tamu tak di undang yang ada di apartemennya saat ini.  

Sam menggoreng sosis, nuget, juga kentang goreng, sambil berjoget ala-ala pria seksi, agar tamu yang sedang bersembunyi keluar dari persembunyiannya.

Dia juga membuat kan dua gelas minuman hangat, untuk semakin mempererat pertemanan walau Sam harus bermain sinetron untuk mencari tahu niat wanita cantik itu saat mendekati Ibhen.

"Hai girl, aku tahu kamu sedang bersembunyi! Keluarlah! Aku tidak ingin menyakiti mu. Aku yakin kita bisa menjadi teman dekat untuk bercerita!" ucapnya tegas.

Rina yang hanya mengenakan piyama tidur yang minim, terpaksa keluar dari pada harus tertidur di lantai ruang tamu apartemen pria tampan itu, "Sial ..." sesalnya bergumam dalam hati.

Janda cantik itu mengangkat tangannya bak tawanan yang tertangkap oleh seorang polisi, masih berdiri di posisi belakang sofa ruang tamu pemuda tersebut.

Sam tersenyum sumringah, menatap Rina yang hanya berbalut piyama tanpa menggunakan penyangga.

Pria itu tertawa lepas, bertepuk tangan dengan sangat angkuh, "Selamat datang di kediaman ku, sayang! Akhirnya kamu menyerahkan diri mu sendiri. Kenapa? Apa kamu kesepian? Karena tidak di temani pria tua bangka itu?"

Rina mendengus dingin, wajah kesalnya terlihat jelas, karena merasa terhina oleh pemuda itu.

"Biarkan aku pergi! Jangan mendekat! Karena jika kamu mendekat aku akan terjun dari lantai ini. Biar orang menganggap kamu yang telah mendorong aku!" ancamnya.

Sam semakin tertarik untuk menggoda wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya.

"Tenang Nona, aku tidak akan menyakiti mu! Ayo kita makan, aku yakin kamu pasti lapar karena telah bersembunyi di situ!" tunjuknya.

  

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

rina km sih jdi tertangkap..

2022-12-11

0

Danie a

Danie a

kok ya Sam lagi🙄

2022-09-02

1

G-Dragon

G-Dragon

jangan bilang bapak sama anak ini akan memperebutkan Rina...🤣🤣🤣

2022-09-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!