Tetttt....tett...tett...., bel sekolah berbunyi pertanda akan segera memulai perlajaran.
"Selamat siang anak-anak".
"Siang bu..." Jawab para murid serempak.
"Hari ini ibu ingin menguji ingatan
Kalian, masih ingatkah kalian tentang manusia purba?".
"Ingatlah..bu" Jawab Reza dengan percaya diri.
"Okey Reza tolong sebutkan salah satu jenis manusia purba, beserta ciri-ciri fisiknya".
"Contohnya Homo Sapiens bu, ciri ciri fisiknya gak usah dijelasin juga udah pada tau lihat aja si Udin mirip banget sama manusia purba" Ucap Reza diiringi gelak tawa. Sungguh kata-kata Reza mengandung bawang tega sekali anak seusia Reza menghina teman sekelasnya seharusnya diumur mereka yg menginjak usia 17 tahun sudah bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar, mana yang boleh diucapkan dan mana yang tidak, harus pandai menjaga lidah agar tak ada hati yang terluka seperti kata pepatah: lidah itu lebih tajam dari pedang, Udin pun hanya bisa pasrah mendapat bullyan.
"Bu, kenapa sih kita harus belajar sejarah? bukannya masa lalu harus dilupakan ya bu biar cepat bisa move on" Kali ini giliran Angga yang bertanya.
"Masa lalu itu harusnya dikenang bukan dilupakan agar bisa di"jadikan pembelajaran, saya benar kan bu? " Dengan pedenya Sila mengutarakan pendapatnya.
"Sila udah ahli sejarah banget keknya" Firman menimpali.
"Kita ini belajar apa sih? kok pada ngawur jawabnya, dari tadi jawabannya gak ada yang bener" Bu Tika memijit pelipisnya merasa pening melihat kelakuan para murid.
"Silahkan buka halaman 89, hari ini kita ulangan harian, pening kepala saya menghadapi tingkah kalian" bu Tika selaku guru sejarah pun merasa penat menghadapi Reza dan kawan-kawan. Tak lupa dengan Raina yang senyum tak jelas di kursinya.
"Woy, lu denger gak sih bu guru bilang apa?" Putri melempar secarik kertas yang ada tulisan di dalamnya.
"Jaemin ganteng banget Put...sumpah deh, aku meleyot tolongggg" Membalas dengan secarik kertas pula lalu melemparnya.
Putri memutar bola mata ke atas dasar Raina sipeminat oppa-oppa Korea, Putri sudah terbiasa dengan ulah sahabatnya yang satu ini, selalu mengoceh tak jelas setiap kali mereka bersama, entah itu jalan-jalan, main ke rumah, main ke taman belakang rumah Raina ataupun nongkrong di cafe favorit mereka.
"Sisa waktu 15 menit lagi" Dalam keheningan kelas bu Tika memperingatkan.
Suasana kembali hening, serempak para murid berpikir kritis, apakah soalnya terlalu sulit? tentu saja tidak jika mereka mempersiapkan diri dari awal, itulah gunanya belajar selepas pulang sekolah, setidaknya masih ada sisa sedikit ingatan menjawab pertanyaan dengan benar untuk jaga-jaga jika ada ulangan mendadak dari pada tidak belajar sama sekali.
Setalah 15 menit berlalu...
"Waktunya habis, silahkan kumpulkan ke depan".
Para murid mulai melangkah menuju meja sang guru. Mereka terlihat sangat gugup dan ada juga yang sampai berkeringat, terdengar sangat lebay tapi itu kenyataan, bu Tika terkenal sebagai guru yang sangat pelit dalam memberi nilai banyak murid yang nilainya jelek dan terancam tidak naik kelas karena mata pelajaran beliau, sungguh mengerikan.
"Baiklah anak-anak saya akhiri mata pelajaran hari ini salah dan khilaf mohon dimaafkan, sambil menunggu bel pulang sekolah berbunyi silahkan isi waktu kalian dengan hal-hal yang bermanfaat.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".
"Waalaikumsalam warahtullahi wabarkatuh" Jawab para murid serempak.
Raina menghela nafas panjang" Keknya jawabanku banyak yang salah deh" Ia bergumam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments